Sabtu, 9 November 2024

Ulas Sejarah Panglimo Awang, Riau Rhythm Bercerita Lewat Istrumen

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kelompok musik Riau Rhythm menampilkan pertunjukan musik Riau Rthyhm in Orchestra bertajuk "Awang Menunggang Gelombang", yang digelar di Teater Anjung Seni Idrus Tintin (ASIT), Pekanbaru, Kamis (29/10/2020).

Konser pada Kamis malam tersebut merupakan gladi resik, persiapan akhir menuju konser pada Jumat-Sabtu (30-31/10/2020). Dalam konser persiapan ini, manajemen Riau Rhythm mengundang media, sponsor, pejabat, dan kalangan seniman.

- Advertisement -

Hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan Drs Yoserizal Zen. Yose mengaku sangat mengapresiasi konser tersebut meski harus mematuhi protokol corona.

"Sangat bagus dan harus diapresiasi," ujar Yose saat bertemu Riaupos.co seusai pementasan.

Sementara itu, tema "Awang Menunggang Gelombang" merupakan sebuah pencarian sejarah bahwa di masa lalu ada pelaut dari tanah Melayu yang berjuang melawan gelombang mengelilingi bumi.

- Advertisement -

Kata dedenkot Riau Rhythm, Rino Dezapati, pihaknya tema tersebut mempersembahkannya lewat sebuah komposisi instrumental berlaras khas Melayu, berkisah tentang Panglima Awang dari Malaka di abad ke-16.

"Kami menceritakan ini lewat instrumen.  Terdapat banyak kisah pengembaraan Panglimo Awang yang menantang penafsiran. Riau Rhythm menyajikan kisah pengembaraan Awang dalam format orkestra ke dalam 9 buah repertoar baru," kata Rino seusai konser awal.

Baca Juga:  KPK OTT 11 Orang, Ada Anggota DPR, Dugaan Suap Impor Bawang

Pertunjukan tersebut pun berhasil mengundang decak kagum para penonton. Irama rthyhm orchestra yang dipersembahkan ini kental dengan makna dalam setiap komposisi. Pertunjukan ini menggandeng sebanyak 70 pemusik orkestra.

"Kami juga ketat menerapkan standar protokol covid-19. Gedung teater yang biasa menampung 600 orang, kali ini kami batasi 230 saja," ujar Rino.

Di kesempatan itu, Rino dan kawan-kawan juga menyapa para penonton untuk mengobati kerinduan. Menurutnya pertunjukan kali ini juga merupakan penampilan terbaru Riau Rthyhm di tahun 2020 pada masa pandemi covid-19.

Lantas dia bercerita, kisah Awang ini terjadi 499 tahun lalu, Panglimo Awang adalah budak Zamatera, dalam catatan sejarah disematkan sebagai manusia pertama yang mengelilingi bumi secara sempurna.

Bahkan karya Riau Rhythm, "Awang Menunggang Gelombang" ini juga pernah ditampilkan di negeri sang tokoh itu memulai  berkelana, yaitu di Spanyol dan Portugal.

"Awang menunggang Gelombang ini sudah pernah kami tampilkan di Spanyol dan Portugal 2019 kemarin. Di Spanyol kami tampilkan di 5 kota dan Portugal 1 kota," kata Rino lagi.

Lantas Dewan Pendiri Asosiasi Seniman Riau (Aseri) ini berkisah, Panglimo Awang adalah navigator kapal Ferdinand Magellan dari Spanyol Selatan menuju kepulauan rempah Nusantara. Panglimo Awang memandu pengembaraan 5 buah kapal dan 270 kelasi, menuju Nusantara untuk menjemput rempah yang menjadi barang idaman Eropa masa itu.

Baca Juga:  Dituduh Ali Fikri Berbohong, Novel: Keterangan Saya di Atas Sumpah

Proses karya yang digagas Rino dan kawan-kawan ini dimulai sejak akhir tahun 2018. Bermula diskusi informal dengan Ketua MKA LAM Riau, Datuk Seri Al azhar mengenai pengembaraan Panglima Awang yang menjadi perhatian dunia, baik itu sejarawan maupun kaum intelektual lain.

Disamping diskusi-diskusi kecil, proses pengumpulan bahan dan data yang terkait terus dilaksanakan. Hingga ketemu informasi bahwa Panglima Awang diklaim sebagai manusia pertama yang berhasil mengelilingi bumi dengan sempurna.

Pada saat yang sama, Pemerintah Indonesia sedang giat mengupayakan kebangkitan kembali kejayaan maritim nusantara melalui wacana jalur rempah. Data yang terkumpul kemudian menjadi materi dasar bagi komposer Riau Rhythm, Rino Dezapati ini untuk ditafsir menjadi bebunyian dan harmoni karya musik.

Selama dua tahun akhirnya Rino Dezapati menciptakan 9 buah repertoar musik yang mengandaikan pengembaraan Panglimo Awang tersebut.

"Karya Awang Menunggang Gelombang ini hasil pembacaan berdasarkan sudut pandang keriauan. Artinya Panglimo Awang dan pengembaraannya merupakan teks yang bebas untuk ditafsir," kata Rino lagi.

Laporan: Panji A Syuhada (Pekanbaru)
Editor: Hary B Koriun

___

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kelompok musik Riau Rhythm menampilkan pertunjukan musik Riau Rthyhm in Orchestra bertajuk "Awang Menunggang Gelombang", yang digelar di Teater Anjung Seni Idrus Tintin (ASIT), Pekanbaru, Kamis (29/10/2020).

Konser pada Kamis malam tersebut merupakan gladi resik, persiapan akhir menuju konser pada Jumat-Sabtu (30-31/10/2020). Dalam konser persiapan ini, manajemen Riau Rhythm mengundang media, sponsor, pejabat, dan kalangan seniman.

Hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan Drs Yoserizal Zen. Yose mengaku sangat mengapresiasi konser tersebut meski harus mematuhi protokol corona.

- Advertisement -

"Sangat bagus dan harus diapresiasi," ujar Yose saat bertemu Riaupos.co seusai pementasan.

Sementara itu, tema "Awang Menunggang Gelombang" merupakan sebuah pencarian sejarah bahwa di masa lalu ada pelaut dari tanah Melayu yang berjuang melawan gelombang mengelilingi bumi.

Kata dedenkot Riau Rhythm, Rino Dezapati, pihaknya tema tersebut mempersembahkannya lewat sebuah komposisi instrumental berlaras khas Melayu, berkisah tentang Panglima Awang dari Malaka di abad ke-16.

"Kami menceritakan ini lewat instrumen.  Terdapat banyak kisah pengembaraan Panglimo Awang yang menantang penafsiran. Riau Rhythm menyajikan kisah pengembaraan Awang dalam format orkestra ke dalam 9 buah repertoar baru," kata Rino seusai konser awal.

Baca Juga:  Dumai Masuki PPKM Level 2

Pertunjukan tersebut pun berhasil mengundang decak kagum para penonton. Irama rthyhm orchestra yang dipersembahkan ini kental dengan makna dalam setiap komposisi. Pertunjukan ini menggandeng sebanyak 70 pemusik orkestra.

"Kami juga ketat menerapkan standar protokol covid-19. Gedung teater yang biasa menampung 600 orang, kali ini kami batasi 230 saja," ujar Rino.

Di kesempatan itu, Rino dan kawan-kawan juga menyapa para penonton untuk mengobati kerinduan. Menurutnya pertunjukan kali ini juga merupakan penampilan terbaru Riau Rthyhm di tahun 2020 pada masa pandemi covid-19.

Lantas dia bercerita, kisah Awang ini terjadi 499 tahun lalu, Panglimo Awang adalah budak Zamatera, dalam catatan sejarah disematkan sebagai manusia pertama yang mengelilingi bumi secara sempurna.

Bahkan karya Riau Rhythm, "Awang Menunggang Gelombang" ini juga pernah ditampilkan di negeri sang tokoh itu memulai  berkelana, yaitu di Spanyol dan Portugal.

"Awang menunggang Gelombang ini sudah pernah kami tampilkan di Spanyol dan Portugal 2019 kemarin. Di Spanyol kami tampilkan di 5 kota dan Portugal 1 kota," kata Rino lagi.

Lantas Dewan Pendiri Asosiasi Seniman Riau (Aseri) ini berkisah, Panglimo Awang adalah navigator kapal Ferdinand Magellan dari Spanyol Selatan menuju kepulauan rempah Nusantara. Panglimo Awang memandu pengembaraan 5 buah kapal dan 270 kelasi, menuju Nusantara untuk menjemput rempah yang menjadi barang idaman Eropa masa itu.

Baca Juga:  Operasi PETI di Kuansing, Pelaku Kabur, Peralatan Ditenggelamkan

Proses karya yang digagas Rino dan kawan-kawan ini dimulai sejak akhir tahun 2018. Bermula diskusi informal dengan Ketua MKA LAM Riau, Datuk Seri Al azhar mengenai pengembaraan Panglima Awang yang menjadi perhatian dunia, baik itu sejarawan maupun kaum intelektual lain.

Disamping diskusi-diskusi kecil, proses pengumpulan bahan dan data yang terkait terus dilaksanakan. Hingga ketemu informasi bahwa Panglima Awang diklaim sebagai manusia pertama yang berhasil mengelilingi bumi dengan sempurna.

Pada saat yang sama, Pemerintah Indonesia sedang giat mengupayakan kebangkitan kembali kejayaan maritim nusantara melalui wacana jalur rempah. Data yang terkumpul kemudian menjadi materi dasar bagi komposer Riau Rhythm, Rino Dezapati ini untuk ditafsir menjadi bebunyian dan harmoni karya musik.

Selama dua tahun akhirnya Rino Dezapati menciptakan 9 buah repertoar musik yang mengandaikan pengembaraan Panglimo Awang tersebut.

"Karya Awang Menunggang Gelombang ini hasil pembacaan berdasarkan sudut pandang keriauan. Artinya Panglimo Awang dan pengembaraannya merupakan teks yang bebas untuk ditafsir," kata Rino lagi.

Laporan: Panji A Syuhada (Pekanbaru)
Editor: Hary B Koriun

___

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari