JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Cile Sebastian Pinera mengambil langkah frontal untuk menenangkan amarah rakyat. Akhir pekan lalu dia mengumumkan pemecatan semua pejabat kabinetnya.
“Saya sudah meminta semua menteri untuk mengundurkan diri. Saya akan membentuk pemerintahan baru yang bisa memenuhi tuntutan rakyat,” ujar Pinera menurut Agence France-Presse.
Salah seorang pria terkaya di Cile itu sudah menyerah dengan strategi keras yang selama ini diterapkan. Sabtu lalu militer Cile mencabut jam malam. “Kita sudah berada di realitas berbeda. Cile berbeda dari satu pekan sebelumnya,” tegas Pinera.
Pinera tak punya jalan selain melakukan persuasi secepatnya. Dia, tampaknya, belajar banyak dari demonstrasi di Prancis dan Hongkong yang membesar karena respons pemerintah yang lambat dan cenderung represif.
Kejadian itu juga berlangsung di Cile. Awalnya, demonstran menentang rencana kenaikan tarif kereta metro Santiago. Namun, tuntutan mereka lama-lama berkembang kepada isu ketimpangan ekonomi. Cile merupakan negara terkaya di Amerika Selatan. Namun, pendapatan dari 20 persen masyarakat lapisan atas mencapai 10 kali lipat dari 20 persen masyarakat lapisan bawah.
Pinera tak ingin Cile lumpuh seperti Hongkong. Karena itu, dia memenuhi semua permintaan rakyat. Termasuk memecat semua menteri kabinetnya. Padahal, Pinera sudah dua kali melakukan reshuffle kabinet dalam satu tahun masa jabatannya.
Sang taipan itu pun melakukan berbagai cara untuk meredakan amarah masyarakat. Dia sudah menjanjikan kenaikan upah minimum dan pensiun, kenaikan pajak untuk orang kaya, serta penurunan tarif metro.
“Kami sudah mendengarkan semua pesan. Dan, kami akan berubah menuju Cile yang lebih baik,” tegasnya.
Laporan: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Cile Sebastian Pinera mengambil langkah frontal untuk menenangkan amarah rakyat. Akhir pekan lalu dia mengumumkan pemecatan semua pejabat kabinetnya.
“Saya sudah meminta semua menteri untuk mengundurkan diri. Saya akan membentuk pemerintahan baru yang bisa memenuhi tuntutan rakyat,” ujar Pinera menurut Agence France-Presse.
- Advertisement -
Salah seorang pria terkaya di Cile itu sudah menyerah dengan strategi keras yang selama ini diterapkan. Sabtu lalu militer Cile mencabut jam malam. “Kita sudah berada di realitas berbeda. Cile berbeda dari satu pekan sebelumnya,” tegas Pinera.
Pinera tak punya jalan selain melakukan persuasi secepatnya. Dia, tampaknya, belajar banyak dari demonstrasi di Prancis dan Hongkong yang membesar karena respons pemerintah yang lambat dan cenderung represif.
- Advertisement -
Kejadian itu juga berlangsung di Cile. Awalnya, demonstran menentang rencana kenaikan tarif kereta metro Santiago. Namun, tuntutan mereka lama-lama berkembang kepada isu ketimpangan ekonomi. Cile merupakan negara terkaya di Amerika Selatan. Namun, pendapatan dari 20 persen masyarakat lapisan atas mencapai 10 kali lipat dari 20 persen masyarakat lapisan bawah.
Pinera tak ingin Cile lumpuh seperti Hongkong. Karena itu, dia memenuhi semua permintaan rakyat. Termasuk memecat semua menteri kabinetnya. Padahal, Pinera sudah dua kali melakukan reshuffle kabinet dalam satu tahun masa jabatannya.
Sang taipan itu pun melakukan berbagai cara untuk meredakan amarah masyarakat. Dia sudah menjanjikan kenaikan upah minimum dan pensiun, kenaikan pajak untuk orang kaya, serta penurunan tarif metro.
“Kami sudah mendengarkan semua pesan. Dan, kami akan berubah menuju Cile yang lebih baik,” tegasnya.
Laporan: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman