Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Ketahuilah Mama, Sejak 7 Minggu di Kandungan Janin sudah Bisa Mendengar

SURABAYA (RIAUPOS.CO) – Beragam pertanyaan seputar telinga, hidung, dan tenggorok (THT) yang kerap ditanyakan para mama dirangkum oleh dr Rosa Falerina SpTHT. Menurut dia, banyak mama yang belum tahu harus diapakan ketiga organ itu saat anak masih bayi. Namun, sebelum menjelaskan perlakuan atau treatment khusus yang mesti dilakukan kepada si baby, dia kerap membagikan pengetahuan umum seputar THT kepada para mama.

Misalnya, memberi tahu mereka bahwa pendengaran pada anak dimulai sejak 7 minggu sebelum kelahiran. Artinya, sejak di dalam perut, janin bisa mendengar dan merespons suara. ''Ajak ngomong saja kayak 'eh, ikut mama yuk, Sayang,' atau 'halo, Sayang. Ini mama.' Itu akan didengarkan dan diingat anak,'' ujarnya. Alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) itu menyebutkan, janin lebih peka terhadap suara sang mama. Bahkan suara detak jantung sang mama.

Baca Juga:  Sofyan Basir Jadi Dirut Lagi Usai Divonis Bebas?

Pada masa-masa kehamilan, tidak ada salahnya memperdengarkan musik atau nyanyian kepada si jabang bayi. Namun, dianjurkan maksimal 60 menit sehari dengan volume paling keras 60 agar tidak merusak rumah siput si jabang bayi. Rosa juga mengingatkan para bunda untuk terus rajin memberikan rangsangan suara saat anak baru lahir. Sebab, bayi membutuhkan hal itu untuk mengisi otak. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara, antara lain, membacakan cerita.

’’Di rumah, semua juga harus kompak manggil bayi dengan satu nama. Jangan beda-beda. Supaya dia enggak bingung. Hindari menggunakan bahasa kebayi-bayian seperti mik cucu. Karena bahasa itu terekam dalam otak bayi,’’ tegas ibu tiga anak tersebut dalam seminar THT di National Hospital beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Sedang Panen Alpukat, Sekeluarga Disambar Petir, Satu Tewas

Dia memaparkan, pada usia dua hari sudah bisa dilakukan screening pendengaran untuk mengetes fungsi rumah siput bayi. Itu dilakukan mengingat 1 di antara 1.000 kelahiran mengalami gangguan pendengaran bawaan. Dengan demikian, jika gangguan diketahui lebih dini, bisa ditangani lebih cepat dan tepat.

Pengajar di FK Unair tersebut juga menjawab pertanyaan yang sering ditanyakan terkait kapan bayi boleh naik pesawat. Dia menyarankan setelah usia tiga bulan dengan lebih dulu memastikan bayi tidak sedang batuk pilek. Juga, memberikan susu saat take off dan saat landing untuk mencegah telinga bayi tidak menutup dan sakit. ''Berikan penutup telinga agar terhindar dari bising mesin pesawat,'' tuturnya.(hay/c13/tia)

Sumber: Jawapos.com
Editor: Fopin A Sinaga

 

SURABAYA (RIAUPOS.CO) – Beragam pertanyaan seputar telinga, hidung, dan tenggorok (THT) yang kerap ditanyakan para mama dirangkum oleh dr Rosa Falerina SpTHT. Menurut dia, banyak mama yang belum tahu harus diapakan ketiga organ itu saat anak masih bayi. Namun, sebelum menjelaskan perlakuan atau treatment khusus yang mesti dilakukan kepada si baby, dia kerap membagikan pengetahuan umum seputar THT kepada para mama.

Misalnya, memberi tahu mereka bahwa pendengaran pada anak dimulai sejak 7 minggu sebelum kelahiran. Artinya, sejak di dalam perut, janin bisa mendengar dan merespons suara. ''Ajak ngomong saja kayak 'eh, ikut mama yuk, Sayang,' atau 'halo, Sayang. Ini mama.' Itu akan didengarkan dan diingat anak,'' ujarnya. Alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) itu menyebutkan, janin lebih peka terhadap suara sang mama. Bahkan suara detak jantung sang mama.

- Advertisement -
Baca Juga:  Sedang Panen Alpukat, Sekeluarga Disambar Petir, Satu Tewas

Pada masa-masa kehamilan, tidak ada salahnya memperdengarkan musik atau nyanyian kepada si jabang bayi. Namun, dianjurkan maksimal 60 menit sehari dengan volume paling keras 60 agar tidak merusak rumah siput si jabang bayi. Rosa juga mengingatkan para bunda untuk terus rajin memberikan rangsangan suara saat anak baru lahir. Sebab, bayi membutuhkan hal itu untuk mengisi otak. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara, antara lain, membacakan cerita.

’’Di rumah, semua juga harus kompak manggil bayi dengan satu nama. Jangan beda-beda. Supaya dia enggak bingung. Hindari menggunakan bahasa kebayi-bayian seperti mik cucu. Karena bahasa itu terekam dalam otak bayi,’’ tegas ibu tiga anak tersebut dalam seminar THT di National Hospital beberapa waktu lalu.

- Advertisement -
Baca Juga:  Ditegur Jaksa Agung, Kajari Depok Tunda Lelang Barbuk First Travel

Dia memaparkan, pada usia dua hari sudah bisa dilakukan screening pendengaran untuk mengetes fungsi rumah siput bayi. Itu dilakukan mengingat 1 di antara 1.000 kelahiran mengalami gangguan pendengaran bawaan. Dengan demikian, jika gangguan diketahui lebih dini, bisa ditangani lebih cepat dan tepat.

Pengajar di FK Unair tersebut juga menjawab pertanyaan yang sering ditanyakan terkait kapan bayi boleh naik pesawat. Dia menyarankan setelah usia tiga bulan dengan lebih dulu memastikan bayi tidak sedang batuk pilek. Juga, memberikan susu saat take off dan saat landing untuk mencegah telinga bayi tidak menutup dan sakit. ''Berikan penutup telinga agar terhindar dari bising mesin pesawat,'' tuturnya.(hay/c13/tia)

Sumber: Jawapos.com
Editor: Fopin A Sinaga

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari