SIAK (RIAUPOS.CO) — Kabupaten Siak ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu 25 kabupaten dan kota yang dijadikan pilot project smart city di Indonesia sejak Mei 2017 lalu.
Kemudian pada 2018 ditambah lagi 50 dan pada tahun 2019 menjadi 100 kabupaten dan kota menjadi smart city di Indonesia.
“Smart city Kabupaten Siak yang dimotori oleh masing-masing OPD yang tergabung dalam dewan dan tim smart city. Kabupaten Siak sudah berjalan selama 3 tahun, bila dibandingkan dengan yang 25 kabupaten dan kota pertama yang termasuk baik perkembangannya dalam pelaksanaan smart city ini,” ujar Pj Sekda Siak Jamaluddin saat bimbingan teknis monitoring dan evaluasi pengembangan smart city Kabupaten Siak 2020 di ruang Raja Indra Pahlawan Kantor Bupati Siak, Rabu (26/2).
Hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan Kementerian Kominfo Hary Febriansyah, Kepala Dinas Kominfo Arfan Usman, kepala OPD dan tamu undangan.
Jamaluddin menambahkan, oleh sebab itu, setiap tahunnya ada pendampingan dan bimbingan yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo bagi 100 kabupaten dan kota yang sudah ditetapkan sebagai kota smart city ini.
Smart city tidak hanya berbicara tentang teknologi, lanjut Jamaluddin, namun juga bagaimana memanfaatkan sumber daya di daerah secara cerdas, demi untuk memberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada masyarakat.
“Konsep smart city ini juga sejalan dengan misi Kabupaten Siak dalam mewujudkan destinasi pariwisata yang berdaya saing dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, serta pelayanan publik yang prima,” tegasnya.
Berbagai program dan kegiatan telah dijalankan untuk mewujudkan visi ini, termasuk di antaranya meningkatkan destinasi wisata.
“Kami sudah memanfaatkan smart city ini ke dalam program pengembangan pariwisata yakni Pesona Siak. Jadi dengan aplikasi Pesona Siak itu setiap orang bisa mengetahui bagaimana perkembangan pariwisata di Kabupaten Siak ini,” tegasnya.
Lebih lanjut Jamaluddin menjelaskan, kegiatan lainnya yang dijalankan termasuk juga di antaranya, dalam melaksanakan tata kelola Pemerintahan Siak juga sudah menggunakan e-planing dalam merencanakan pembangunan.
“Setiap perencanaan yang dilakukan di masing-masing OPD yang mulai dari tingkat terbawah, kampung. Kemudian kecamatan yang sedang kami laksanakan itu sudah menggunakan aplikasi e-planing. Begitu juga dalam tata kelola keuangan sudah menggunakan juga aplikasi e-budgeting,” jelasnya.
Sementara, perwakilan Kementerian Kominfo Hary Febriansyah mengatakan, Kabupaten Siak bukan karena pemberian atau hal yang cuma-cuma mendapatkan kesempatan pada 2017 menjadi salah satu kabupaten terpilih di Indonesia untuk ikut program 100 smart city di Indonesia.
“Jadi ini merupakan hasil karya kerja keras bukan pemberian dari Kementerian Kominfo mengenai layak atau tidaknya Kabupaten Siak untuk ikut dalam program ini. Karena di Indonesia hingga sekarang lebih kurang ada 450 kabupaten dan kota. Kabupaten Siak yang masuk ke 25 terpilih pada 2017,” jelasnya.
Ini merupakan suatu prestasi yang sangat membanggakan lanjut Hary, terlebih lagi usia Kabupaten Siak ini masih remaja karena pemekaran 2000. Dan 2017 baru 17 tahun itu masih usia remaja dan bisa mengalahkan kabupaten dan kota yang sudah senior sebelumnya. Kabupaten Siak sangat layak menjadi salah satu contoh mengenai penerapan smart city.
“Untuk monitoring evaluasi dilakukan sejak 2018, walaupun programnya secara resmi sudah selesai tahun 2019 karena program dari Kementerian Kominfo itu hanya 3 tahun 2017, 2018, 2019 dan monitoring evaluasinya ini akan berjalan sampai tahun 2022. Karena tahun 2019 itu adalah kabupaten dan kota terakhir dari 100 kota,” katanya.(kom)
Laporan : WIWIK WIDANINGSIH