- Advertisement -
THUMANE (RIAUPOS.CO) — Albania diguncang gempa terbesar dalam puluhan tahun dini hari kemarin (26/11). Gempa yang terjadi di 34 meter barat laut ibu kota Tirana membuat beberapa bangunan rontoh. Sampai saat ini, kementerian pertahanan menyebut ada 13 korban yang meninggal. European-Mediterranean Seismological Centre merilis bahwa pusat gempa terjadi di perairan Laut Adriatic. Gempa yang terjadi pukul 03.54 waktu setempat itu membuat warga ibu kota berhamburan keluar ke jalanan. "Kami sedang berusaha menangani dampak di semua wilayah," ujar Perdana Menteri Albania Edi Rama seperti yang dilansir oleh BBC.
Kota pesisir Durres mengalami dampak paling besar. Sebuah hotel hancur sedangkan beberapa bangunan lainnya rusak. Empat jenazah, termasuk seorang gadis, ditemukan di kota tersebut. Sedangkan, tiga jenazah lainnya ditemukan di kota tetangga Thumane.
- Advertisement -
Dulejman Kolaveri, warga Thumane, mengaku khawatir atas keselamatan ibu dan keponakannya. Mereka berdua tinggal di lima lantai apartemen yang rusak berat akibat gempa. "Saya tidak tahu apakah mereka hidup atau mati," ujar pria berusia 50 tahun itu kepada Agence France-Presse.(bil/dos/jpg)
THUMANE (RIAUPOS.CO) — Albania diguncang gempa terbesar dalam puluhan tahun dini hari kemarin (26/11). Gempa yang terjadi di 34 meter barat laut ibu kota Tirana membuat beberapa bangunan rontoh. Sampai saat ini, kementerian pertahanan menyebut ada 13 korban yang meninggal. European-Mediterranean Seismological Centre merilis bahwa pusat gempa terjadi di perairan Laut Adriatic. Gempa yang terjadi pukul 03.54 waktu setempat itu membuat warga ibu kota berhamburan keluar ke jalanan. "Kami sedang berusaha menangani dampak di semua wilayah," ujar Perdana Menteri Albania Edi Rama seperti yang dilansir oleh BBC.
Kota pesisir Durres mengalami dampak paling besar. Sebuah hotel hancur sedangkan beberapa bangunan lainnya rusak. Empat jenazah, termasuk seorang gadis, ditemukan di kota tersebut. Sedangkan, tiga jenazah lainnya ditemukan di kota tetangga Thumane.
- Advertisement -
Dulejman Kolaveri, warga Thumane, mengaku khawatir atas keselamatan ibu dan keponakannya. Mereka berdua tinggal di lima lantai apartemen yang rusak berat akibat gempa. "Saya tidak tahu apakah mereka hidup atau mati," ujar pria berusia 50 tahun itu kepada Agence France-Presse.(bil/dos/jpg)