JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tewasnya kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Muhammad Randi akibat tertembak saat melakukan unjuk rasa di DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) turut mengundang keprihatinan. Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menyampaikan rasa bela sungkawanya.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini pun mengajak keluarga besar angkatan muda Muhammadiyah memanjatkan doa terbaik bagi almarhum.
“Memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT agar almarhum memperoleh husnul khatimah,” kata Din dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9).
Alumni IMM ini pun turut menyesalkan tindakan represif yang dilakukan aparat. Menurutnya, kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) itu merupakan musibah dan tragedi bagi demokrasi Indonesia.
“Menerima peristiwa ini sebagai musibah dan tragedi demokrasi akibat tindakan represif yang patut disesalkan,” ucap Din.
Din dengan tegas mendesak adanya pengusutan yang jujur dan transparan dalam kasus ini. Dia juga meminta tim internal Muhammadiyah untuk melakukan autopsi agar tidak menimbulkan fitnah ke publik.
Lebih lanjut, Din mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terhasut untuk melakukan tindakan anarkisme.
“Serta selalu kompak dalam menegakkan amar makruf nahyi munkar,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: wws
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tewasnya kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Muhammad Randi akibat tertembak saat melakukan unjuk rasa di DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) turut mengundang keprihatinan. Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menyampaikan rasa bela sungkawanya.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini pun mengajak keluarga besar angkatan muda Muhammadiyah memanjatkan doa terbaik bagi almarhum.
- Advertisement -
“Memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT agar almarhum memperoleh husnul khatimah,” kata Din dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9).
Alumni IMM ini pun turut menyesalkan tindakan represif yang dilakukan aparat. Menurutnya, kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) itu merupakan musibah dan tragedi bagi demokrasi Indonesia.
- Advertisement -
“Menerima peristiwa ini sebagai musibah dan tragedi demokrasi akibat tindakan represif yang patut disesalkan,” ucap Din.
Din dengan tegas mendesak adanya pengusutan yang jujur dan transparan dalam kasus ini. Dia juga meminta tim internal Muhammadiyah untuk melakukan autopsi agar tidak menimbulkan fitnah ke publik.
Lebih lanjut, Din mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terhasut untuk melakukan tindakan anarkisme.
“Serta selalu kompak dalam menegakkan amar makruf nahyi munkar,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: wws