Sabtu, 9 November 2024

Mutasi Ganda Covid-19 India Sudah di Indonesia, Waspadalah

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan, mutasi Covid-19 dari India sudah mulai masuk ke Indonesia. Sedikitnya sudah 10 orang terpapar Covid-19. Para ahli bahkan menyebut India terpapar mutasi ganda.

Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Mantan Direktur WHO SEARO Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, varian dan mutasi baru ini merupakan salah satu dari lima analisis kemungkinan naiknya kasus di India belakangan. Untuk mutasi ini, ada dua kelompok besar di India.

- Advertisement -

Pertama, India memang sudah melaporkan adanya jenis ‘Variant of Concern’ (VOC) yang sudah dikenal luas, yaitu B.1.1.7 yang pertama kali di deteksi di Inggris pada 20 September 2020 dan kini sudah ada di 130 negara di dunia termasuk Indonesia. Kedua adalah B.1.351 yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada awal Agustus 2020 dan sekarang sudah ada di lebih dari 80 negara dan dilaporkan mungkin mempengaruhi efikasi vaksin, termasuk Astra Zeneca yang digunakan di Indonesia.

Kemudian P 1 atau B.1.1.28.1 yang awalnya dilaporkan di Brasil dan Jepang yang kemudian sudah menyebar ke sekitar 50 negara didunia. Ketiga jenis VOC ini tentu mungkin jadi salah satu penyebab kenaikan kasus di India.

Baca Juga:  Megawati Ketum Partai Terlama dan Jatah Menteri

“Jenis mutasi ke dua, yang kemudian banyak dibahas adalah mutan yang bermula dilaporkan dari India, yang bahkan disebut double mutant dan belakangan malah juga ada triple mutant,” katanya, Selasa (27/4).

- Advertisement -

Menurutnya beberapa hal tentang mutasi ganda atau mutasi double, yaitu B.1.617. Sudah dilaporkan dari India dan kini sudah menyebar ke lebih dari 20 negara, termasuk ke Inggris.

Sebenarnya, kata Budi, ada sekitar 11 perubahan, tetapi ada dua mutasi yang dianggap paling banyak berpengaruh pada perjalalan penyakit Covid-19. Yaitu E484Q yang sedikit banyak ada kemiripan dengan mutasi E484K yang pertama kali di deteksi di Afrika Selatan serta Brasil, dan sudah ada juga di Indonesia. Serta mutasi L452R yang juga ditemukan di California Amerika Serikat.

“Gabungan keduanya inilah yang kemudian jadi bahan bahasan, walaupun penelitian masih terus berjalan sampai nanti ada kesimpulan yang lebih pasti,” jelasnya.

Penelitian masih terus berjalan dan publikasi ilmiah awal sudah ada di jurnal internasional Nature 21 April 2021 dan juga Jurnal internasional Cell pada 21 April 2021. Lalu, para pakar melaporkan mutasi lebih baru lagi, yakni B.1.618 yang disebut sebagai triple mutant.

“Mula-mula dilaporkan dari daerah Bengal Barat sehingga disebut sebagai virus Korona Bengal strain. Jenis ini dilaporkan juga lebih mudah menular lagi, dan juga mungkin dapat mempengaruhi efikasi vaksin, walaupun memang penelitian masih terus berjalan untuk mendapatkan informasi yang lebih pasti,” jelasnya.

Baca Juga:  Penanganan Covid-19, Bupati Apresiasi Dukungan Forkopimda 

Triple mutant, kata Budi, mencakup tiga hal, yaitu delesi pada H146 dan Y145, serta dua mutasi yaitu D614G dan E484K. Kedua jenis mutasi ini dalam keadaan terpisah sudah pernah dilaporkan di Indonesia. Dan yang banyak dibahas pada awal April adalah ditemukannya mutasi E484K.

“Perkembangan mutasi virus Covid-19 di India dan mungkin nanti juga di negara lain memang membuat kita harus terus waspada. Bila ada pelawat dari luar negeri maka memang sebaiknya dilakukan pemeriksaan PCR ulangan setibanya di negara kita. Kalau hasilnya negatif maka tetap saja harus dikarantina sesuai masa inkubasinya, dan kalau positif maka tentu haris ditangani, diisolasi dan diperiksa whole genome sequencing-nya, sehingga kita dapat mengantisipasi berbagai varian dan mutan baru Covid-19,” katanya.

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan, mutasi Covid-19 dari India sudah mulai masuk ke Indonesia. Sedikitnya sudah 10 orang terpapar Covid-19. Para ahli bahkan menyebut India terpapar mutasi ganda.

Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Mantan Direktur WHO SEARO Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, varian dan mutasi baru ini merupakan salah satu dari lima analisis kemungkinan naiknya kasus di India belakangan. Untuk mutasi ini, ada dua kelompok besar di India.

Pertama, India memang sudah melaporkan adanya jenis ‘Variant of Concern’ (VOC) yang sudah dikenal luas, yaitu B.1.1.7 yang pertama kali di deteksi di Inggris pada 20 September 2020 dan kini sudah ada di 130 negara di dunia termasuk Indonesia. Kedua adalah B.1.351 yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada awal Agustus 2020 dan sekarang sudah ada di lebih dari 80 negara dan dilaporkan mungkin mempengaruhi efikasi vaksin, termasuk Astra Zeneca yang digunakan di Indonesia.

- Advertisement -

Kemudian P 1 atau B.1.1.28.1 yang awalnya dilaporkan di Brasil dan Jepang yang kemudian sudah menyebar ke sekitar 50 negara didunia. Ketiga jenis VOC ini tentu mungkin jadi salah satu penyebab kenaikan kasus di India.

Baca Juga:  SPS Riau Terbaik Nasional

“Jenis mutasi ke dua, yang kemudian banyak dibahas adalah mutan yang bermula dilaporkan dari India, yang bahkan disebut double mutant dan belakangan malah juga ada triple mutant,” katanya, Selasa (27/4).

Menurutnya beberapa hal tentang mutasi ganda atau mutasi double, yaitu B.1.617. Sudah dilaporkan dari India dan kini sudah menyebar ke lebih dari 20 negara, termasuk ke Inggris.

Sebenarnya, kata Budi, ada sekitar 11 perubahan, tetapi ada dua mutasi yang dianggap paling banyak berpengaruh pada perjalalan penyakit Covid-19. Yaitu E484Q yang sedikit banyak ada kemiripan dengan mutasi E484K yang pertama kali di deteksi di Afrika Selatan serta Brasil, dan sudah ada juga di Indonesia. Serta mutasi L452R yang juga ditemukan di California Amerika Serikat.

“Gabungan keduanya inilah yang kemudian jadi bahan bahasan, walaupun penelitian masih terus berjalan sampai nanti ada kesimpulan yang lebih pasti,” jelasnya.

Penelitian masih terus berjalan dan publikasi ilmiah awal sudah ada di jurnal internasional Nature 21 April 2021 dan juga Jurnal internasional Cell pada 21 April 2021. Lalu, para pakar melaporkan mutasi lebih baru lagi, yakni B.1.618 yang disebut sebagai triple mutant.

“Mula-mula dilaporkan dari daerah Bengal Barat sehingga disebut sebagai virus Korona Bengal strain. Jenis ini dilaporkan juga lebih mudah menular lagi, dan juga mungkin dapat mempengaruhi efikasi vaksin, walaupun memang penelitian masih terus berjalan untuk mendapatkan informasi yang lebih pasti,” jelasnya.

Baca Juga:  Waspada, BMKG Prediksi Kemarau di Riau Lebih Kering, Rentan Karhutla

Triple mutant, kata Budi, mencakup tiga hal, yaitu delesi pada H146 dan Y145, serta dua mutasi yaitu D614G dan E484K. Kedua jenis mutasi ini dalam keadaan terpisah sudah pernah dilaporkan di Indonesia. Dan yang banyak dibahas pada awal April adalah ditemukannya mutasi E484K.

“Perkembangan mutasi virus Covid-19 di India dan mungkin nanti juga di negara lain memang membuat kita harus terus waspada. Bila ada pelawat dari luar negeri maka memang sebaiknya dilakukan pemeriksaan PCR ulangan setibanya di negara kita. Kalau hasilnya negatif maka tetap saja harus dikarantina sesuai masa inkubasinya, dan kalau positif maka tentu haris ditangani, diisolasi dan diperiksa whole genome sequencing-nya, sehingga kita dapat mengantisipasi berbagai varian dan mutan baru Covid-19,” katanya.

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari