Rabu, 9 April 2025
spot_img

Shanghai Segera Operasikan Angkutan Massal Otonom

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Mobil self-driving atau otonom masih harus ditunggu untuk menjadi kenyataan. Beda dengan mobil otonom, angkutan massal yang sepenuhnya swa kemudi justru akan muncul lebih cepat.

Adalah kota metropolitan Shanghai di Cina yang akan segera mendapat manfaat dari sistem visi komputer berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Itu untuk trem perkotaan yang menampilkan kontrol dan pergerakan otonom. Proyek ini sedang dikembangkan oleh penyedia sistem sinyal transit kereta api Cina, FITSCO (Shanghai Fuxin Intelligent Transportation Solutions Co) dan Pilot Cognitive dari Rusia.

Terakhir adalah usaha patungan teknologi mengemudi otonom dari Sberbank dan Cognitive Technologies Group. Solusi bersama berbasis AI dikatakan untuk meningkatkan tingkat keselamatan dan efisiensi angkutan umum.

Baca Juga:  Asus Layani Konsumennya Tanpa Kontak

"Teknologi baru akan mengurangi jumlah kecelakaan transportasi di kota dan meminimalkan ketergantungan mereka pada faktor manusia," kata Jack Wu, CEO FITSCO dilansir dari Carscoops, Senin (27/4).

Proyek bersama akan terdiri dari tahap-tahap riset dan pengembangan, pengujian, dan komersialisasi. Hasil dari tahap pertama adalah pengembangan Advanced Driver Assistance System (ADAS) berbasis AI.

"Dengan tidak adanya reaksi yang tepat dari pengemudi, trem akan secara otomatis mengontrol kecepatannya dan mengerem saat di depan ada rintangan. Selama semua tes yang akan datang, operator trem masih akan berada di kabin, tetapi ia akan bertindak sebagai pengendali keselamatan," jelas Olga Uskova, CEO Cognitive Pilot.

Tujuannya adalah untuk memiliki prototipe sepenuhnya otonom dalam waktu terdekat. Dan, secara bertahap meningkatkan level AI dari autopilot trem. Tahun lalu, Cognitive Pilot juga telah memulai proyek bersama dengan produsen trem Rusia 'PC Transport Systems' untuk pengembangan trem otonom di Moskow.

Baca Juga:  Presiden Iran: Israel Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Fakhrizadeh

Menurut perusahaan Rusia, sistem mengemudi otonom mampu mendeteksi kendaraan dan trem lainnya, lampu lalu lintas, pejalan kaki, halte trem dan bus, sakelar kereta api dan berbagai rintangan lain. Trem juga dapat berhenti andai di depannya terdapat rintangan, menjaga jarak yang aman ke mobil di depan, mempercepat dan berhenti.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Mobil self-driving atau otonom masih harus ditunggu untuk menjadi kenyataan. Beda dengan mobil otonom, angkutan massal yang sepenuhnya swa kemudi justru akan muncul lebih cepat.

Adalah kota metropolitan Shanghai di Cina yang akan segera mendapat manfaat dari sistem visi komputer berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Itu untuk trem perkotaan yang menampilkan kontrol dan pergerakan otonom. Proyek ini sedang dikembangkan oleh penyedia sistem sinyal transit kereta api Cina, FITSCO (Shanghai Fuxin Intelligent Transportation Solutions Co) dan Pilot Cognitive dari Rusia.

Terakhir adalah usaha patungan teknologi mengemudi otonom dari Sberbank dan Cognitive Technologies Group. Solusi bersama berbasis AI dikatakan untuk meningkatkan tingkat keselamatan dan efisiensi angkutan umum.

Baca Juga:  Tim Dosen Unilak Dapat Penghargaan

"Teknologi baru akan mengurangi jumlah kecelakaan transportasi di kota dan meminimalkan ketergantungan mereka pada faktor manusia," kata Jack Wu, CEO FITSCO dilansir dari Carscoops, Senin (27/4).

Proyek bersama akan terdiri dari tahap-tahap riset dan pengembangan, pengujian, dan komersialisasi. Hasil dari tahap pertama adalah pengembangan Advanced Driver Assistance System (ADAS) berbasis AI.

"Dengan tidak adanya reaksi yang tepat dari pengemudi, trem akan secara otomatis mengontrol kecepatannya dan mengerem saat di depan ada rintangan. Selama semua tes yang akan datang, operator trem masih akan berada di kabin, tetapi ia akan bertindak sebagai pengendali keselamatan," jelas Olga Uskova, CEO Cognitive Pilot.

Tujuannya adalah untuk memiliki prototipe sepenuhnya otonom dalam waktu terdekat. Dan, secara bertahap meningkatkan level AI dari autopilot trem. Tahun lalu, Cognitive Pilot juga telah memulai proyek bersama dengan produsen trem Rusia 'PC Transport Systems' untuk pengembangan trem otonom di Moskow.

Baca Juga:  Kapal Pengangkut TKI Tenggelam di Malaysia, 19 Tewas dan 22 Hilang

Menurut perusahaan Rusia, sistem mengemudi otonom mampu mendeteksi kendaraan dan trem lainnya, lampu lalu lintas, pejalan kaki, halte trem dan bus, sakelar kereta api dan berbagai rintangan lain. Trem juga dapat berhenti andai di depannya terdapat rintangan, menjaga jarak yang aman ke mobil di depan, mempercepat dan berhenti.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Shanghai Segera Operasikan Angkutan Massal Otonom

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Mobil self-driving atau otonom masih harus ditunggu untuk menjadi kenyataan. Beda dengan mobil otonom, angkutan massal yang sepenuhnya swa kemudi justru akan muncul lebih cepat.

Adalah kota metropolitan Shanghai di Cina yang akan segera mendapat manfaat dari sistem visi komputer berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Itu untuk trem perkotaan yang menampilkan kontrol dan pergerakan otonom. Proyek ini sedang dikembangkan oleh penyedia sistem sinyal transit kereta api Cina, FITSCO (Shanghai Fuxin Intelligent Transportation Solutions Co) dan Pilot Cognitive dari Rusia.

Terakhir adalah usaha patungan teknologi mengemudi otonom dari Sberbank dan Cognitive Technologies Group. Solusi bersama berbasis AI dikatakan untuk meningkatkan tingkat keselamatan dan efisiensi angkutan umum.

Baca Juga:  Bupati Luncurkan Mobil Pajak PBB-P2

"Teknologi baru akan mengurangi jumlah kecelakaan transportasi di kota dan meminimalkan ketergantungan mereka pada faktor manusia," kata Jack Wu, CEO FITSCO dilansir dari Carscoops, Senin (27/4).

Proyek bersama akan terdiri dari tahap-tahap riset dan pengembangan, pengujian, dan komersialisasi. Hasil dari tahap pertama adalah pengembangan Advanced Driver Assistance System (ADAS) berbasis AI.

"Dengan tidak adanya reaksi yang tepat dari pengemudi, trem akan secara otomatis mengontrol kecepatannya dan mengerem saat di depan ada rintangan. Selama semua tes yang akan datang, operator trem masih akan berada di kabin, tetapi ia akan bertindak sebagai pengendali keselamatan," jelas Olga Uskova, CEO Cognitive Pilot.

Tujuannya adalah untuk memiliki prototipe sepenuhnya otonom dalam waktu terdekat. Dan, secara bertahap meningkatkan level AI dari autopilot trem. Tahun lalu, Cognitive Pilot juga telah memulai proyek bersama dengan produsen trem Rusia 'PC Transport Systems' untuk pengembangan trem otonom di Moskow.

Baca Juga:  Iis Dahlia Tonton Ratusan Episode Film India

Menurut perusahaan Rusia, sistem mengemudi otonom mampu mendeteksi kendaraan dan trem lainnya, lampu lalu lintas, pejalan kaki, halte trem dan bus, sakelar kereta api dan berbagai rintangan lain. Trem juga dapat berhenti andai di depannya terdapat rintangan, menjaga jarak yang aman ke mobil di depan, mempercepat dan berhenti.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Mobil self-driving atau otonom masih harus ditunggu untuk menjadi kenyataan. Beda dengan mobil otonom, angkutan massal yang sepenuhnya swa kemudi justru akan muncul lebih cepat.

Adalah kota metropolitan Shanghai di Cina yang akan segera mendapat manfaat dari sistem visi komputer berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Itu untuk trem perkotaan yang menampilkan kontrol dan pergerakan otonom. Proyek ini sedang dikembangkan oleh penyedia sistem sinyal transit kereta api Cina, FITSCO (Shanghai Fuxin Intelligent Transportation Solutions Co) dan Pilot Cognitive dari Rusia.

Terakhir adalah usaha patungan teknologi mengemudi otonom dari Sberbank dan Cognitive Technologies Group. Solusi bersama berbasis AI dikatakan untuk meningkatkan tingkat keselamatan dan efisiensi angkutan umum.

Baca Juga:  Presiden Iran: Israel Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Fakhrizadeh

"Teknologi baru akan mengurangi jumlah kecelakaan transportasi di kota dan meminimalkan ketergantungan mereka pada faktor manusia," kata Jack Wu, CEO FITSCO dilansir dari Carscoops, Senin (27/4).

Proyek bersama akan terdiri dari tahap-tahap riset dan pengembangan, pengujian, dan komersialisasi. Hasil dari tahap pertama adalah pengembangan Advanced Driver Assistance System (ADAS) berbasis AI.

"Dengan tidak adanya reaksi yang tepat dari pengemudi, trem akan secara otomatis mengontrol kecepatannya dan mengerem saat di depan ada rintangan. Selama semua tes yang akan datang, operator trem masih akan berada di kabin, tetapi ia akan bertindak sebagai pengendali keselamatan," jelas Olga Uskova, CEO Cognitive Pilot.

Tujuannya adalah untuk memiliki prototipe sepenuhnya otonom dalam waktu terdekat. Dan, secara bertahap meningkatkan level AI dari autopilot trem. Tahun lalu, Cognitive Pilot juga telah memulai proyek bersama dengan produsen trem Rusia 'PC Transport Systems' untuk pengembangan trem otonom di Moskow.

Baca Juga:  Dari Gunung Manado Tua hingga Taman Laut Bunaken yang Istimewa

Menurut perusahaan Rusia, sistem mengemudi otonom mampu mendeteksi kendaraan dan trem lainnya, lampu lalu lintas, pejalan kaki, halte trem dan bus, sakelar kereta api dan berbagai rintangan lain. Trem juga dapat berhenti andai di depannya terdapat rintangan, menjaga jarak yang aman ke mobil di depan, mempercepat dan berhenti.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari