Kamis, 19 Juni 2025

13 Tentara Prancis Tewas Dalam Kecelakaan Helikopter di Mali

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Prancis tengah bersedih setelah 13 tentara mereka tewas dalam kecelakaan helikopter di Mali, Senin (25/11) malam waktu setempat. Saat itu, tentara Prancis tengah melakukan penyisiran pemberontak Mali. Mereka memang ditugaskan untuk menghadapi pemberontak Mali.

Pada Selasa (26/11), Prancis mengatakan itu sebuah kehilangan besar pasukan Perancis dalam pertempuran di wilayah tersebut sejak melakukan intervensi di sana pada 2013. Prancis memiliki pasukan Barkhane yang berkekuatan 4.500 personel untuk melawan pemberontakan Islam di wilayah Sahel. Kekerasan oleh gerilyawan yang terkait dengan Alqaida dan Negara Islam di daerah yang jarang penduduknya itu telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

"Presiden mengumumkan dengan sangat sedih kematian 13 tentara Prancis di Mali pada 25 November malam, dalam suatu kecelakaan di antara dua helikopter mereka selama misi tempur melawan para pejihad," sebut pernyataan dari kantor presiden Prancis.

Baca Juga:  Patung Jokowi Digotong Masyarakat Sunu ke Puncak Bukit

Hanya saja, kondisi di sekitar terjadinya kecelakaan itu belum jelas. Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Florence Parly, mengatakan insiden itu terjadi ketika helikopter sedang dalam penerbangan. Kementerian Pertahanan mengatakan helikopter yang terlibat adalah Tiger dan Cougar dan operasi berlangsung di Mali tengah.

"Mereka mendukung pasukan komando dari pasukan Barkhane yang terlibat dengan teroris bersenjata," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Prancis melakukan intervensi di Mali enam tahun lalu untuk mengusir militan Islam yang telah menduduki utara. Prancis sejak itu mempertahankan pasukan di wilayah itu sebagai bagian dari operasi kontra-terorisme Barkhane. Sementara kekuatan barat telah memberikan dana kepada pasukan regional yang terdiri dari tentara dari Mali, Niger, Burkina Faso, Chad, dan Mauritania.

Baca Juga:  MA Diminta Perketat Pengamanan Hakim

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Prancis tengah bersedih setelah 13 tentara mereka tewas dalam kecelakaan helikopter di Mali, Senin (25/11) malam waktu setempat. Saat itu, tentara Prancis tengah melakukan penyisiran pemberontak Mali. Mereka memang ditugaskan untuk menghadapi pemberontak Mali.

Pada Selasa (26/11), Prancis mengatakan itu sebuah kehilangan besar pasukan Perancis dalam pertempuran di wilayah tersebut sejak melakukan intervensi di sana pada 2013. Prancis memiliki pasukan Barkhane yang berkekuatan 4.500 personel untuk melawan pemberontakan Islam di wilayah Sahel. Kekerasan oleh gerilyawan yang terkait dengan Alqaida dan Negara Islam di daerah yang jarang penduduknya itu telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

"Presiden mengumumkan dengan sangat sedih kematian 13 tentara Prancis di Mali pada 25 November malam, dalam suatu kecelakaan di antara dua helikopter mereka selama misi tempur melawan para pejihad," sebut pernyataan dari kantor presiden Prancis.

Baca Juga:  Alumni Thawalib Diminta Dukung Kemajuan Perguruan Thawalib

Hanya saja, kondisi di sekitar terjadinya kecelakaan itu belum jelas. Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Florence Parly, mengatakan insiden itu terjadi ketika helikopter sedang dalam penerbangan. Kementerian Pertahanan mengatakan helikopter yang terlibat adalah Tiger dan Cougar dan operasi berlangsung di Mali tengah.

"Mereka mendukung pasukan komando dari pasukan Barkhane yang terlibat dengan teroris bersenjata," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

- Advertisement -

Prancis melakukan intervensi di Mali enam tahun lalu untuk mengusir militan Islam yang telah menduduki utara. Prancis sejak itu mempertahankan pasukan di wilayah itu sebagai bagian dari operasi kontra-terorisme Barkhane. Sementara kekuatan barat telah memberikan dana kepada pasukan regional yang terdiri dari tentara dari Mali, Niger, Burkina Faso, Chad, dan Mauritania.

Baca Juga:  Patung Jokowi Digotong Masyarakat Sunu ke Puncak Bukit

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

- Advertisement -

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Prancis tengah bersedih setelah 13 tentara mereka tewas dalam kecelakaan helikopter di Mali, Senin (25/11) malam waktu setempat. Saat itu, tentara Prancis tengah melakukan penyisiran pemberontak Mali. Mereka memang ditugaskan untuk menghadapi pemberontak Mali.

Pada Selasa (26/11), Prancis mengatakan itu sebuah kehilangan besar pasukan Perancis dalam pertempuran di wilayah tersebut sejak melakukan intervensi di sana pada 2013. Prancis memiliki pasukan Barkhane yang berkekuatan 4.500 personel untuk melawan pemberontakan Islam di wilayah Sahel. Kekerasan oleh gerilyawan yang terkait dengan Alqaida dan Negara Islam di daerah yang jarang penduduknya itu telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

"Presiden mengumumkan dengan sangat sedih kematian 13 tentara Prancis di Mali pada 25 November malam, dalam suatu kecelakaan di antara dua helikopter mereka selama misi tempur melawan para pejihad," sebut pernyataan dari kantor presiden Prancis.

Baca Juga:  Perankan Dono, Aliando: Ini Tantangan yang Diinginkan Publik

Hanya saja, kondisi di sekitar terjadinya kecelakaan itu belum jelas. Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Florence Parly, mengatakan insiden itu terjadi ketika helikopter sedang dalam penerbangan. Kementerian Pertahanan mengatakan helikopter yang terlibat adalah Tiger dan Cougar dan operasi berlangsung di Mali tengah.

"Mereka mendukung pasukan komando dari pasukan Barkhane yang terlibat dengan teroris bersenjata," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Prancis melakukan intervensi di Mali enam tahun lalu untuk mengusir militan Islam yang telah menduduki utara. Prancis sejak itu mempertahankan pasukan di wilayah itu sebagai bagian dari operasi kontra-terorisme Barkhane. Sementara kekuatan barat telah memberikan dana kepada pasukan regional yang terdiri dari tentara dari Mali, Niger, Burkina Faso, Chad, dan Mauritania.

Baca Juga:  Jaga Objektivitas, Ferdy Sambo Dinonaktifkan

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari