JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono menegaskan kalau pihaknya tidak ada yang memakai peluru tajam dan peluru karet saat mengawal aksi demonstrasi. Namun, untuk gas air mata tetap digunakan untuk menghalau massa jika ingin merangsek ke gedung DPR/MPR.
“Pagi sudah saya perintahkan kepada Brimob dan Sabhara, semua peluru karet, apalagi peluru tajam tidak ada yang digunakan,” kata Gatot di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/9).
Dia menyebut hanya ada air dari water canon dan gas air mata yang dipakai dalam mengawal aksi. Air dan gas air mata baru akan digunakan apabila keadaan memaksa. Pada aksi kemarin air dari water canon dan gas air mata terpaksa dilepaskan karena massa diyakini punya niatan mau menguasai Gedung DPR/MPR.
Sebab, massa mulai menjebol pagar bukan hanya pada satu titik. Namun, sebelum hal itu dilakukan pihak kepolisian terus melakukan langkah persuasif. Tapi hal itu tak diindahkan berkali-kali.
“Sebelum kita menembakkan gas air mata, kita peringatkan adik-adik supaya pulang, supaya kembali, tidak melakukan tindakan anarkis, tidak menjebol pagar, dan sebagainya, tapi imbauan-imbauan kita tidak didengar,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: wws
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono menegaskan kalau pihaknya tidak ada yang memakai peluru tajam dan peluru karet saat mengawal aksi demonstrasi. Namun, untuk gas air mata tetap digunakan untuk menghalau massa jika ingin merangsek ke gedung DPR/MPR.
“Pagi sudah saya perintahkan kepada Brimob dan Sabhara, semua peluru karet, apalagi peluru tajam tidak ada yang digunakan,” kata Gatot di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/9).
- Advertisement -
Dia menyebut hanya ada air dari water canon dan gas air mata yang dipakai dalam mengawal aksi. Air dan gas air mata baru akan digunakan apabila keadaan memaksa. Pada aksi kemarin air dari water canon dan gas air mata terpaksa dilepaskan karena massa diyakini punya niatan mau menguasai Gedung DPR/MPR.
Sebab, massa mulai menjebol pagar bukan hanya pada satu titik. Namun, sebelum hal itu dilakukan pihak kepolisian terus melakukan langkah persuasif. Tapi hal itu tak diindahkan berkali-kali.
- Advertisement -
“Sebelum kita menembakkan gas air mata, kita peringatkan adik-adik supaya pulang, supaya kembali, tidak melakukan tindakan anarkis, tidak menjebol pagar, dan sebagainya, tapi imbauan-imbauan kita tidak didengar,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: wws