(RIAUPOS.CO) — Hidup tak ada yang tahu. Pernah tampil di televisi hingga menjadi jawara. Kini Resty Nurfauzah harus berjuang keras menyambung hidup dengan menjadi pengamen. Di salah satu kota terbesar di Riau, Kota Dumai, dengan segala keterbatasan, Resty (20) pernah menjadi juara III pada ajang kilau Dangdut Mania Dadakan (DMD) yang disiarkan di salah satu televisi swasta nasional.
2018 lalu, Resty masih berusia 18 tahun. Ia tidak dapat melihat. Namun berhasil memenangkan episode DMD pada 29 Januari 2018 ketika itu. Tak hanya meraih hadiah Rp5 Juta, Resty pada malam itu juga dijanjikan Juri Ivan Gunawan untuk memeriksakan matanya di dokter kenalannya.
Kemudian pada episode selanjutnya, sehari berselang, ditampilkan video Resty bersama tim DMD memeriksakan matanya di sebuah rumah sakit mata, hasilnya diketahui bahwa mata Resty yang kiri masih lebih baik ketimbang yang kanan.
Resty bersyukur atas perhatian yang diberikan Ivan Gunawan dan tim DMD. Resty juga bersyukur berhasil mendapat jawaban atas pertanyaannya selama ini.
"Kini, saya sudah tahu kenapa mata saya buta sejak kecil. Dokter bilang saya sakit glaucoma," ujar Resty ketika itu dikutip Riau Pos dari JPG.
Ivan Gunawan, desainer kondang tanah air dalam program tersebut adalah seorang juri. Ia turut mendoakan agar Resty diberikan kekuatan dan kesembuhan, karena Ivan melihat bakat Resty yang begitu besar. Resty sendiri berharap jika dapat melihat ia ingin segera melihat senyum ibunya.
Kilas balik kehidupan Resty sekarang, memang tak banyak yang tahu. Gadis yang dielu-elukan dua tahun lalu ini, kini tinggal bersama neneknya Yuningsi (58) dan kakeknya Hamdan (55) di Jalan Mekar Sari, Simpang BS Lima, Kelurahan Bagan Besar, Kecamatan Bukit Kapur, Kota Dumai.
Awal 2020, Riau Pos melihat Resty berjalan menyusuri pusat keramaian Kota Dumai. Salah satu kota terbesar di tanah air. Kota industri bagi Riau dan kota kedua setelah ibu kota Provinsi Riau, Pekanbaru. Resty menyandang sebuah pengeras suara, lengkap dengan mikrofon yang dapat memutar musik.
Suara merdunya menghibur masyarakat yang sedang bersantai di sebuah kafe, atau di rumah makan. Juga di beberapa tempat keramaian lainnya sebagai pengamen. Mengumpulkan receh demi receh guna menyambung hidup.
Riau Pos sempat berbincang hangat di depan rumah kayu. Resty bercerita bahwa rumah yang ditempati saat ini sesungguhnya bukan rumahnya, tapi rumah tumpangan. "Rumah tetangga, Pak Syamsudin namanya, dan kami sudah tinggal di sini lebih dari 5 tahun yang lalu," katanya mengawali cerita.
Ibu Resty saat ini tinggal di Jakarta. Ia bercerita, sang ibu bercerai dengan bapaknya setahun yang lalu. "Tetapi setelah bercerai dengan Ibu, Pak Syamsudin tetap baik sama kami, walaupun Bapak sama Ibu sudah bercerai, Pak Syamsudin tetap mengizinkan kami tinggal di rumah ini," ungkapnya.
Kakek Resty sehari-hari bekerja sebagai pekerja bangunan. Penghasilan hanya cukup buat makan sekeluarga. Sementara Resty saat ini duduk kelas 10 di SMA Luar Biasa (LB) Kota Dumai. Ia pun harus bolak-balik dari rumah ke sekolah setiap harinya dan ditemani neneknya yang berjarak lebih kurang 10 km lebih hingga sampai ke sekolah.(*/ade/bersambung)
Laporan: Eka G Putra