Jumat, 22 November 2024

Musim Hujan, Waspada Anak Terserang Diare dan Tifus

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ada yang spesial di RS Adi Husada Kapasari, Senin (23/12). Para ibu yang memeriksakan kesehatan atau mengantarkan anak untuk periksa di poli mendapatkan setangkai mawar dari para dokter dan perawat. Bagi-bagi mawar itu dilakukan untuk memperingati Hari Ibu pada 22 Desember. Juga untuk mengapresiasi perjuangan para ibu dan ketelatenan mereka merawat anak.

Dengan senyum ramah, perawat bernama Lilik mendatangi satu per satu ibu yang duduk di ruang tunggu poli rawat jalan. Pada tangkai mawar itu terdapat kartu ucapan ”selamat hari ibu”. Dia ditemani dokter anak dr Shanty Djajakusli MKes SpA (K). ’’Selamat hari ibu ya, Bu,’’ ucapnya kepada salah seorang ibu yang sedang menunggu di poli.

- Advertisement -

Para dokter di ruang pemeriksaan juga memberikan mawar kepada pasien. Misalnya, yang dilakukan dr Januar Wijaya SpA MBiomed dan dr Johannes Hartono SpOG. Para ibu yang menerima bunga tersebut semringah. Salah satunya Septiyani Susetyowati yang mengantar anaknya kontrol karena diare. Juga Yustifa Sari yang diantar sang suami untuk periksa kehamilan.

Baca Juga:  Wali Kota Seoul Ditemukan Tewas di Pegunungan

Saat menyerahkan bunga, Shanty memberikan edukasi kepada para ibu untuk menjaga kesehatan buah hati. Apalagi pada musim hujan seperti sekarang. Setiap hari, poli anak paling tidak menerima kunjungan pasien diare 15–20 anak.

Keadaan anak yang diare tersebut bermacam-macam. Ada anak yang sudah sampai muntah dan tidak mau makan. ’’Setiap dimasuki makanan atau minuman selalu muntah. Anak sampai lemas,’’ kata Shanty. Ada pula anak yang tidak muntah, tapi lemas karena dehidrasi. ’’Dia seperti haus terus. Pengin minum. Untuk balita, dehidrasi bisa ditandai dengan ubun-ubunnya cekung,’’ tuturnya.

- Advertisement -

Selain diare, dia merawat banyak pasien anak yang terkena tifus. Gejalanya berupa panas yang tinggi, muntah, dan kadang disertai diare. Yang perlu diwaspadai adalah saat tifus menyerang anak di bawah usia dua tahun. ’’Di sini tengah merawat tiga anak usia di bawah dua tahun yang tifus,’’ paparnya.

Baca Juga:  Dua Polisi Penganiaya Wartawan Tempo Minta Dibebaskan, Ini Alasannya

Dia menjelaskan, kedua penyakit tersebut sama-sama disebabkan oleh makanan dan minuman yang tidak bersih. Tifus dan diare disebabkan oleh bakteri. Kebanyakan penyakit itu ditularkan melalui kotoran manusia. Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan. Setelah berkembang biak, kuman menembus dinding usus menuju saluran limfa dan masuk ke pembuluh darah.

’’Supaya tidak terkena, sebaiknya menjaga kebersihan lingkungan. Hindari jajan sembarangan di pinggir jalan. Vaksin khusus tifoid juga bisa diberikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh,’’ katanya kepada para ibu.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ada yang spesial di RS Adi Husada Kapasari, Senin (23/12). Para ibu yang memeriksakan kesehatan atau mengantarkan anak untuk periksa di poli mendapatkan setangkai mawar dari para dokter dan perawat. Bagi-bagi mawar itu dilakukan untuk memperingati Hari Ibu pada 22 Desember. Juga untuk mengapresiasi perjuangan para ibu dan ketelatenan mereka merawat anak.

Dengan senyum ramah, perawat bernama Lilik mendatangi satu per satu ibu yang duduk di ruang tunggu poli rawat jalan. Pada tangkai mawar itu terdapat kartu ucapan ”selamat hari ibu”. Dia ditemani dokter anak dr Shanty Djajakusli MKes SpA (K). ’’Selamat hari ibu ya, Bu,’’ ucapnya kepada salah seorang ibu yang sedang menunggu di poli.

- Advertisement -

Para dokter di ruang pemeriksaan juga memberikan mawar kepada pasien. Misalnya, yang dilakukan dr Januar Wijaya SpA MBiomed dan dr Johannes Hartono SpOG. Para ibu yang menerima bunga tersebut semringah. Salah satunya Septiyani Susetyowati yang mengantar anaknya kontrol karena diare. Juga Yustifa Sari yang diantar sang suami untuk periksa kehamilan.

Baca Juga:  KPK Terkendala Ajukan Kasasi Kasus Sofyan Basir

Saat menyerahkan bunga, Shanty memberikan edukasi kepada para ibu untuk menjaga kesehatan buah hati. Apalagi pada musim hujan seperti sekarang. Setiap hari, poli anak paling tidak menerima kunjungan pasien diare 15–20 anak.

- Advertisement -

Keadaan anak yang diare tersebut bermacam-macam. Ada anak yang sudah sampai muntah dan tidak mau makan. ’’Setiap dimasuki makanan atau minuman selalu muntah. Anak sampai lemas,’’ kata Shanty. Ada pula anak yang tidak muntah, tapi lemas karena dehidrasi. ’’Dia seperti haus terus. Pengin minum. Untuk balita, dehidrasi bisa ditandai dengan ubun-ubunnya cekung,’’ tuturnya.

Selain diare, dia merawat banyak pasien anak yang terkena tifus. Gejalanya berupa panas yang tinggi, muntah, dan kadang disertai diare. Yang perlu diwaspadai adalah saat tifus menyerang anak di bawah usia dua tahun. ’’Di sini tengah merawat tiga anak usia di bawah dua tahun yang tifus,’’ paparnya.

Baca Juga:  Antusias Warga Cukup Tinggi Ikut Vaksinasi Keliling

Dia menjelaskan, kedua penyakit tersebut sama-sama disebabkan oleh makanan dan minuman yang tidak bersih. Tifus dan diare disebabkan oleh bakteri. Kebanyakan penyakit itu ditularkan melalui kotoran manusia. Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan. Setelah berkembang biak, kuman menembus dinding usus menuju saluran limfa dan masuk ke pembuluh darah.

’’Supaya tidak terkena, sebaiknya menjaga kebersihan lingkungan. Hindari jajan sembarangan di pinggir jalan. Vaksin khusus tifoid juga bisa diberikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh,’’ katanya kepada para ibu.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari