DEPOK (RIAUPOS.CO) — Kapolres Metro Kota Depok Kombes Pol Imran Edwin Siregar membeberkan kronologi kasus pembunuhan yang mengakibatkan seorang anggota TNI bernama Sertu Yohan Lopo meninggal dunia.
Insiden nahas itu terjadi di Cimanggis, Depok, Jawa Barat sekitar pukul 22.00 WIB pada Rabu (22/9). Pria kelahiran 1969 itu mengatakan mulanya keributan terjadi antara dua warga sipil berinisial M dan A.
A lantas meminta bantuan kepada temannya berinisial I untuk menyelesaikan persoalan. "Antara M dan A ini sebenarnya konflik biasa ketersinggungan dengan kata-kata. Ini semua pelaku satu suku," kata Erwin, Jumat (24/9).
I yang saat itu berada di lokasi ternyata membawa sibilah pisau lipat, lalu langsung menusuk paha kanan M yang tengah cekcok dengan A.
Saudara inisial M dengan A berkonflik sehingga konflik tersebut berkelanjutan. M memanggil teman-temannya dari Jaksel. Kemudian tersangka inisial I menusuk saudara M mengenai paha kanan," ujar Erwin.
Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1992 itu mengatakan pada saat bersamaan Sertu Yorhan mencoba melerai lantaran melihat adanya keributan. Tiba-tiba, I menusuk korban tepat di bagian dada kiri menggunakan pisau lipat.
"Korban datang untuk melerai. Niatnya baik untuk melerai tetapi secara spontanitas tersangka langsung menusuk dada sebelah kiri sehingga korban meninggal dunia," ujar Erwin.
Pria kelahiran Sumatra Utara itu mengatakan memang korban sempat melarikan diri sejauh 50 meter. Walakin, korban tewas setelah mengelami luka tusuk di dada kiri .
"Dari TKP korban berlari menyelamatkan diri kurang lebih 50 meter. Korban ditemukan (meninggal dunia, red) tanggal 23 pukul 06.00 WIB," kata Erwin.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi
DEPOK (RIAUPOS.CO) — Kapolres Metro Kota Depok Kombes Pol Imran Edwin Siregar membeberkan kronologi kasus pembunuhan yang mengakibatkan seorang anggota TNI bernama Sertu Yohan Lopo meninggal dunia.
Insiden nahas itu terjadi di Cimanggis, Depok, Jawa Barat sekitar pukul 22.00 WIB pada Rabu (22/9). Pria kelahiran 1969 itu mengatakan mulanya keributan terjadi antara dua warga sipil berinisial M dan A.
- Advertisement -
A lantas meminta bantuan kepada temannya berinisial I untuk menyelesaikan persoalan. "Antara M dan A ini sebenarnya konflik biasa ketersinggungan dengan kata-kata. Ini semua pelaku satu suku," kata Erwin, Jumat (24/9).
I yang saat itu berada di lokasi ternyata membawa sibilah pisau lipat, lalu langsung menusuk paha kanan M yang tengah cekcok dengan A.
- Advertisement -
Saudara inisial M dengan A berkonflik sehingga konflik tersebut berkelanjutan. M memanggil teman-temannya dari Jaksel. Kemudian tersangka inisial I menusuk saudara M mengenai paha kanan," ujar Erwin.
Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1992 itu mengatakan pada saat bersamaan Sertu Yorhan mencoba melerai lantaran melihat adanya keributan. Tiba-tiba, I menusuk korban tepat di bagian dada kiri menggunakan pisau lipat.
"Korban datang untuk melerai. Niatnya baik untuk melerai tetapi secara spontanitas tersangka langsung menusuk dada sebelah kiri sehingga korban meninggal dunia," ujar Erwin.
Pria kelahiran Sumatra Utara itu mengatakan memang korban sempat melarikan diri sejauh 50 meter. Walakin, korban tewas setelah mengelami luka tusuk di dada kiri .
"Dari TKP korban berlari menyelamatkan diri kurang lebih 50 meter. Korban ditemukan (meninggal dunia, red) tanggal 23 pukul 06.00 WIB," kata Erwin.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi