Jumat, 11 Juli 2025

Pencarian KRI Nanggala-402 Tersebar di 9 Titik, Bantuan Asing Segera Tiba

DENPASAR (RIAUPOS.CO) – Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad mengatakan, pencarian KRI Nanggala-402 tersebar di sembilan titik wilayah Perairan Bali bagian utara.
 
"Data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik. Sembilan titik itu termasuk ada yang tumpahan maupun daya magnetnya sangat kuat. Jadi ada sembilan 9 titik tersebar radiusnya jadi jaraknya 23 nautical mile (NM), kurang lebih mungkin sekitar 10 NM luasan," kata Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Jumat (23/4/2021).
 
Ia mengatakan, selain sebaran titik pencarian, untuk perizinan bantuan kapal dari luar negeri juga sudah terselesaikan, di antaranya kapal Poseidon dari Amerika Serikat dan juga HMAS Ballarat dan HMAS Sirius dari Australia.

Baca Juga:  Vanessa Angel dan Bibi Akan Dimakamkan di Jakarta

"Kapal Poseidon dari Amerika Serikat dan kapal Australia sudah approve. Jadi semuanya sudah clear, dan untuk perjalanannya juga semua sudah ada," katanya.

Terkait dengan alat keselamatan KRI Nanggala-402, Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Anshori menjelaskan bahwa alat keselamatan sudah lengkap dan sesuai dengan standar internasional yang diberlakukan seluruh kapal selam di dunia.
 
"Jadi seluruh peralatan-peralatan ini disesuaikan dengan jumlah personel yang ada di dalam kapal, termasuk 53 personel tersebut. Jadi kalau ada personel selain dari 53 orang itu maka personel dari kapal selam di situ otomatis akan dikurangi karena akan menyesuaikan dengan jumlah peralatan keselamatan yang tersedia di dalam kapal," katanya.
 
Selain itu, Mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala Mayor Laut (T) Ignatius mengatakan ada dua jenis escape di dalam kapal selam. Pertama, rush escape dan tower escape.

"Rush Escape adalah keluarnya awak kapal selam apabila dalam kapal terjadi flooding atau air di luar badan kapal masuk ke dalam badan kapal. Sedangkan Tower Escape ialah yang dilaksanakan hanya dengan menggunakan baju MK11," katanya.

Baca Juga:  Kasus Corona Melonjak, Tenaga Medis Jepang Kewalahan

Sebelumnya, pada Rabu (21/4) pukul 03.45 Wita KRI Nanggala melaksanakan penyelaman. Kemudian pukul jam 04.00 Wita melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8. 

Namun itu merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 Wita saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.

Sumber: Radar Bali/Antara/JPG
Editor: Hary B Koriun
 

DENPASAR (RIAUPOS.CO) – Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad mengatakan, pencarian KRI Nanggala-402 tersebar di sembilan titik wilayah Perairan Bali bagian utara.
 
"Data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik. Sembilan titik itu termasuk ada yang tumpahan maupun daya magnetnya sangat kuat. Jadi ada sembilan 9 titik tersebar radiusnya jadi jaraknya 23 nautical mile (NM), kurang lebih mungkin sekitar 10 NM luasan," kata Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Jumat (23/4/2021).
 
Ia mengatakan, selain sebaran titik pencarian, untuk perizinan bantuan kapal dari luar negeri juga sudah terselesaikan, di antaranya kapal Poseidon dari Amerika Serikat dan juga HMAS Ballarat dan HMAS Sirius dari Australia.

Baca Juga:  Honorer Minta Komisi II DPR Harus Galak ke MenPAN-RB

"Kapal Poseidon dari Amerika Serikat dan kapal Australia sudah approve. Jadi semuanya sudah clear, dan untuk perjalanannya juga semua sudah ada," katanya.

Terkait dengan alat keselamatan KRI Nanggala-402, Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Anshori menjelaskan bahwa alat keselamatan sudah lengkap dan sesuai dengan standar internasional yang diberlakukan seluruh kapal selam di dunia.
 
"Jadi seluruh peralatan-peralatan ini disesuaikan dengan jumlah personel yang ada di dalam kapal, termasuk 53 personel tersebut. Jadi kalau ada personel selain dari 53 orang itu maka personel dari kapal selam di situ otomatis akan dikurangi karena akan menyesuaikan dengan jumlah peralatan keselamatan yang tersedia di dalam kapal," katanya.
 
Selain itu, Mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala Mayor Laut (T) Ignatius mengatakan ada dua jenis escape di dalam kapal selam. Pertama, rush escape dan tower escape.

"Rush Escape adalah keluarnya awak kapal selam apabila dalam kapal terjadi flooding atau air di luar badan kapal masuk ke dalam badan kapal. Sedangkan Tower Escape ialah yang dilaksanakan hanya dengan menggunakan baju MK11," katanya.

Baca Juga:  Wako: Citimall Dumai Kado Tahun Baru 2020

Sebelumnya, pada Rabu (21/4) pukul 03.45 Wita KRI Nanggala melaksanakan penyelaman. Kemudian pukul jam 04.00 Wita melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8. 

- Advertisement -

Namun itu merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 Wita saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.

Sumber: Radar Bali/Antara/JPG
Editor: Hary B Koriun
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

DENPASAR (RIAUPOS.CO) – Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad mengatakan, pencarian KRI Nanggala-402 tersebar di sembilan titik wilayah Perairan Bali bagian utara.
 
"Data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik. Sembilan titik itu termasuk ada yang tumpahan maupun daya magnetnya sangat kuat. Jadi ada sembilan 9 titik tersebar radiusnya jadi jaraknya 23 nautical mile (NM), kurang lebih mungkin sekitar 10 NM luasan," kata Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Jumat (23/4/2021).
 
Ia mengatakan, selain sebaran titik pencarian, untuk perizinan bantuan kapal dari luar negeri juga sudah terselesaikan, di antaranya kapal Poseidon dari Amerika Serikat dan juga HMAS Ballarat dan HMAS Sirius dari Australia.

Baca Juga:  Ketuanya Diberhentikan DKPP, Ini Sikap KPU

"Kapal Poseidon dari Amerika Serikat dan kapal Australia sudah approve. Jadi semuanya sudah clear, dan untuk perjalanannya juga semua sudah ada," katanya.

Terkait dengan alat keselamatan KRI Nanggala-402, Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Anshori menjelaskan bahwa alat keselamatan sudah lengkap dan sesuai dengan standar internasional yang diberlakukan seluruh kapal selam di dunia.
 
"Jadi seluruh peralatan-peralatan ini disesuaikan dengan jumlah personel yang ada di dalam kapal, termasuk 53 personel tersebut. Jadi kalau ada personel selain dari 53 orang itu maka personel dari kapal selam di situ otomatis akan dikurangi karena akan menyesuaikan dengan jumlah peralatan keselamatan yang tersedia di dalam kapal," katanya.
 
Selain itu, Mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala Mayor Laut (T) Ignatius mengatakan ada dua jenis escape di dalam kapal selam. Pertama, rush escape dan tower escape.

"Rush Escape adalah keluarnya awak kapal selam apabila dalam kapal terjadi flooding atau air di luar badan kapal masuk ke dalam badan kapal. Sedangkan Tower Escape ialah yang dilaksanakan hanya dengan menggunakan baju MK11," katanya.

Baca Juga:  Wako: Citimall Dumai Kado Tahun Baru 2020

Sebelumnya, pada Rabu (21/4) pukul 03.45 Wita KRI Nanggala melaksanakan penyelaman. Kemudian pukul jam 04.00 Wita melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8. 

Namun itu merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 Wita saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.

Sumber: Radar Bali/Antara/JPG
Editor: Hary B Koriun
 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari