Berangkat dari kecintaan terhadap musik, kelompok pemuda asal Kota Pekanbaru yang menamai dirinya Liga Karaoke Nasional, menggarap sebuah projek aransemen lagu. Di video-klipkan dan populer di dunia maya.
Laporan: MUSLIM NURDIN (Pekanbaru)
BERANGGOTAKAN lima orang, Ravi dan kawan-kawan berhasil menggarap aransemen lagu yang kian populer. Dia sebagai gitaris, Fakhri Nade gitaris, Apie bassis, Coki drum dan Rigan yang mengisi vokal, mereka mengaransemen lagu-lagu tanah air menjadi berirama Punk Rock.
Para pemuda asal Pekanbaru ini menggagas hal itu guna mengisi kekosongan dan kebosanan selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tengah pandemi virus corona saat ini.
"Selama mengaransmen, kami tetap mempertahankan pakem lagu, karena kami aransemen bukan memplesetkan lagu," kata sang Gitaris, Ravi, kepada Riau Pos, Kamis (23/4).
Sebetulnya, Liga Karaoke Nasional (LKN) sudah ada dan dibentuk sejak tahun 2018, dahulu bernama Karaoke Kids. Namun karena konotasi nama tersebut lebih menjurus ke anak-anak makanya mereka mengubah nama menjadi Liga Karaoke Nasional. "Ini karena kecintaan kami akan musik pop Indonesia klasik," ujarnya.
Liga Karaoke Nasional sendiri adalah Band Cover yang terinspirasi oleh band semacam MFATGG, The Toy Dolls, Hi-Standard, NOFX, Richard Cheese hingga Timlo. Tetapi mereka mengambil spesialisasi dengan membawakan lembali lagu-lagu hits indonesia populer dari berbagai masa yang dikemas dengan kecepatan, power serta harmonisasi, lalu dipadukan dengan nada-nada lagu Indonesia yang melodius.
Ravi mengatakan, bahwa konsep video klip yang mereka buat ini mencoba menangkap spirit dari kerinduan. Seperti seorang anak yang rindu akan keluarganya di kampung halaman, kawan yang rindu pada tongkrongannya, siswa yang rindu pada lingkungan sekolahnya, pencinta yang rindu pada kekasihnya, scenester yang rindu pada keriuhan gigs atau bahkan seorang pekerja yang rindu akan penghasilan ekstra di hari-hari biasa.
Dengan menghadirkan kawan-kawan dan beberapa elemen masyarakat untuk ikut bernyanyi bersama (menghadirkan dalam bentuk lipsync dan beberapa bernyanyi dengan suara aslinya, red), mereka mencoba memberikan pesan bahwa jarak fisik dan bukanlah jadi penghalang bagi kita untuk untuk menyadari bahwa kita tidak menghadapi ini dengan sendiri.
"Kami semua ikut merasakan dampaknya (corona, red) dan kita akan bertahan dan bahkan melaluinya secara bersama-sama," katanya.
Menurut Ravi, wabah Covid-19 yang nampak belum berujung ini tidak hanya membahayakan kesehatan. Ia perlahan tapi pasti mengganggu sendi kehidupan masyarakat global, menggerus harapan dan kewarasan, memisahkan interaksi manusia secara langsung.
Dalam pembuatan video yang diunggah ke akun Youtube, Liga Karaoke Nasional, mereka membuatnya di lingkungan masing-masing, lalu video tersebut dimix dan diunggah.
"Karena PSBB ini, kami rekam di lingkungan masing-masing. Kemudian baru di mixing jadi satu," ungkapnya.
Dia menjelaskan, dalam video tersebut juga ada beberapa teman seniman atau musisi yang hadir dalam video klip tersebut yaitu OomLeo (Goodnight Electric, OomLeo Berkaraoke), Jimi Multhazam (The Upstairs, Morfem), Buluk (Superglad, Kausa), Ryan Pelorr (Auman), Revan Bramadika (Rajasinga), Indra (Lyla, ADA band), Christabel Annora (Solois), Aditya Kurniawan (SATCF), GalihBabi (Brigade 07) dan masih ada lagi lainnya.
"Lagu terbaru yang kami bawakan kali ini adalah versi cover dari hits duo Farid Hardja dan Ahmad Albar berjudul “1.. 2.. 3..”, kami kira sangat pas untuk menangkap spirit kerinduan tersebut," kata Ravi.
Dia juga menerangkan bahwa tidak ada tujuan komersial dari dibawakannya lagu-lagu yang diaransemen oleh Liga Karaoke Nasional ini selain sebagai hiburan dan menyemangat bagi para viewer dan pendengar. (*1/ksm)