JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Cina bergerak cepat dalam menangani menyebarnya virus korona jenis baru. Selain membatasi penyebaran, Cina juga melakukan antisipasi bertambahnya jumlah pasien yang terinfeksi. Di Wuhan, pertama kali virus itu muncul, pemerintah membangun rumah sakit untuk menampung pasien yang terinfeksi.
Tak tanggung-tanggung, rumah sakit yang dibangun berkapasitas 1.000 tempat tidur dan pembangunannya dipercepat. Pemerintah meengharapkan rumah sakit tersebut sudah bisa digunakan sepekan kemudian.
Seperti diketahui, sebagai tempat awal kemunculan virus tersebut, Wuhan memang paling banyak ditemukan kasus terinfeksi virus korona. Hingga saat ini, 25 orang di Cina meninggal dunia akibat terinfeksi virus korona jenis baru tersebut. Sedangkan 800 orang lebih dinyatakan terjangkiti.
Lahan yang digunakan untuk membangun rumah sakit baru tersebut sejatinya area untuk rekreasi para pekerja. Lokasi terletak di taman di tepi danau dan berada di pinggiran Kota Wuhan. Hal ini seperti diberitakan harian Cina, Changjiang Daily.
"Pembangunan proyek rumah sakit ini untuk mengatasi kekurangan sumber daya medis yang ada," sebut pejabat Kota Wuhan seperti dilansir Reuters.
Cina belajar dari pengalaman saat terjangkiti virus yang menyebabkan pernapasan akut parah atau SARS pada 2003 silam. Saat itu 774 orang meninggal dan virus tersebut menyebar hingga mencapai hampir 30 negara.
Kala itu, Cina membangun rumah sakit yang terletak di Kota Beijing bernama RS Xiaotangshan. Lokasinya di pinggiran utara kota dan pembangungan hanya dalam waktu sepekan. Selama dua bulan, rumah sakit itu lantas merawat seperlima dari semua pasien SARS di Cina.
Rumah sakit di Beijing itu dibangun dengan melibatkan 7.000 pekerja. Pada awalnya hanya digunakan untuk membawa pasien dalam proses pemulihan dari terinfeksi SARS dan untuk mengurangi beban pada rumah sakit lain. Faktanya, rumah sakit itu merawat hampir 700 pasien SARS.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Cina bergerak cepat dalam menangani menyebarnya virus korona jenis baru. Selain membatasi penyebaran, Cina juga melakukan antisipasi bertambahnya jumlah pasien yang terinfeksi. Di Wuhan, pertama kali virus itu muncul, pemerintah membangun rumah sakit untuk menampung pasien yang terinfeksi.
Tak tanggung-tanggung, rumah sakit yang dibangun berkapasitas 1.000 tempat tidur dan pembangunannya dipercepat. Pemerintah meengharapkan rumah sakit tersebut sudah bisa digunakan sepekan kemudian.
- Advertisement -
Seperti diketahui, sebagai tempat awal kemunculan virus tersebut, Wuhan memang paling banyak ditemukan kasus terinfeksi virus korona. Hingga saat ini, 25 orang di Cina meninggal dunia akibat terinfeksi virus korona jenis baru tersebut. Sedangkan 800 orang lebih dinyatakan terjangkiti.
Lahan yang digunakan untuk membangun rumah sakit baru tersebut sejatinya area untuk rekreasi para pekerja. Lokasi terletak di taman di tepi danau dan berada di pinggiran Kota Wuhan. Hal ini seperti diberitakan harian Cina, Changjiang Daily.
- Advertisement -
"Pembangunan proyek rumah sakit ini untuk mengatasi kekurangan sumber daya medis yang ada," sebut pejabat Kota Wuhan seperti dilansir Reuters.
Cina belajar dari pengalaman saat terjangkiti virus yang menyebabkan pernapasan akut parah atau SARS pada 2003 silam. Saat itu 774 orang meninggal dan virus tersebut menyebar hingga mencapai hampir 30 negara.
Kala itu, Cina membangun rumah sakit yang terletak di Kota Beijing bernama RS Xiaotangshan. Lokasinya di pinggiran utara kota dan pembangungan hanya dalam waktu sepekan. Selama dua bulan, rumah sakit itu lantas merawat seperlima dari semua pasien SARS di Cina.
Rumah sakit di Beijing itu dibangun dengan melibatkan 7.000 pekerja. Pada awalnya hanya digunakan untuk membawa pasien dalam proses pemulihan dari terinfeksi SARS dan untuk mengurangi beban pada rumah sakit lain. Faktanya, rumah sakit itu merawat hampir 700 pasien SARS.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi