JAKARTA (RIAUPOS.CO) — "Trump layak diselidiki. Dia melanggar semua norma dasar seorang presiden." Pernyataan itu keluar dari mulut kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden.
Mantan Wakil Presiden AS di era kepemimpinan Barack Obama tersebut berang setelah mengetahui tindakan Presiden AS Donald Trump. Suami Melania itu menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan memintanya menyelidiki putra Biden, Hunter.
Biden memang belum tentu mendapat tiket Demokrat untuk maju melawan Trump dalam pemilu tahun depan. Pemilihan kandidat masih dimulai. Tapi, Trump sepertinya menganggap Biden sebagai lawan yang tangguh dan perlu kartu untuk menjegalnya.
Berdasar laporan The Wall Street Journal, Trump menelepon Zelensky 25 Juli lalu. Dia meminta Zelensky bekerja sama dengan pengacaranya, Rudy Giuliani, untuk menyelidiki Hunter. Penyelidikan dilakukan seputar apakah Hunter menyalahgunakan kekuasaan ayahnya saat Biden masih menjadi wakil presiden pada 2014. Kala itu dia bergabung menjadi dewan di perusahaan gas alam Ukraina Burisma Holdings. Dia melepas jabatannya saat ayahnya memastikan mencalonkan diri sebagai kandidat presiden Demokrat 2020.
Trump menampik ada yang salah dalam pembicaraan telepon yang kini mencuat ke publik itu. Dalam cuitannya pada Sabtu (21/9), dia menegaskan bahwa itu adalah pembicaraan biasa dengan pemimpin Ukraina.
Biden menuding Trump telah menyalahgunakan kekuasaannya. Menurut dia, Trump melakukan hal itu karena tahu bahwa Biden akan mengalahkannya dengan mudah.
"Dia menyalahgunakan kekuasaan dan menggunakan semua elemen kepresidenan untuk mencoreng nama saya," tegas Biden seperti dikutip AP.
Ukraina sangat bergantung pada bantuan AS dan negara-negara lainnya setelah Crimea dicaplok Rusia. Crimea adalah penghasil gas alam. Karena itulah, banyak yang menilai Zelensky bakal sulit menolak permintaan Trump. Dua pemimpin tersebut rencananya bertemu dalam acara United Nations General Assembly (UNGA) di New York, AS.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — "Trump layak diselidiki. Dia melanggar semua norma dasar seorang presiden." Pernyataan itu keluar dari mulut kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden.
Mantan Wakil Presiden AS di era kepemimpinan Barack Obama tersebut berang setelah mengetahui tindakan Presiden AS Donald Trump. Suami Melania itu menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan memintanya menyelidiki putra Biden, Hunter.
- Advertisement -
Biden memang belum tentu mendapat tiket Demokrat untuk maju melawan Trump dalam pemilu tahun depan. Pemilihan kandidat masih dimulai. Tapi, Trump sepertinya menganggap Biden sebagai lawan yang tangguh dan perlu kartu untuk menjegalnya.
Berdasar laporan The Wall Street Journal, Trump menelepon Zelensky 25 Juli lalu. Dia meminta Zelensky bekerja sama dengan pengacaranya, Rudy Giuliani, untuk menyelidiki Hunter. Penyelidikan dilakukan seputar apakah Hunter menyalahgunakan kekuasaan ayahnya saat Biden masih menjadi wakil presiden pada 2014. Kala itu dia bergabung menjadi dewan di perusahaan gas alam Ukraina Burisma Holdings. Dia melepas jabatannya saat ayahnya memastikan mencalonkan diri sebagai kandidat presiden Demokrat 2020.
- Advertisement -
Trump menampik ada yang salah dalam pembicaraan telepon yang kini mencuat ke publik itu. Dalam cuitannya pada Sabtu (21/9), dia menegaskan bahwa itu adalah pembicaraan biasa dengan pemimpin Ukraina.
Biden menuding Trump telah menyalahgunakan kekuasaannya. Menurut dia, Trump melakukan hal itu karena tahu bahwa Biden akan mengalahkannya dengan mudah.
"Dia menyalahgunakan kekuasaan dan menggunakan semua elemen kepresidenan untuk mencoreng nama saya," tegas Biden seperti dikutip AP.
Ukraina sangat bergantung pada bantuan AS dan negara-negara lainnya setelah Crimea dicaplok Rusia. Crimea adalah penghasil gas alam. Karena itulah, banyak yang menilai Zelensky bakal sulit menolak permintaan Trump. Dua pemimpin tersebut rencananya bertemu dalam acara United Nations General Assembly (UNGA) di New York, AS.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi