Jumat, 20 September 2024

Canggih, Alat Tes Ini hanya Butuh 10 Menit untuk Deteksi Virus Corona

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tim peneliti Jepang yang berdedikasi untuk penanganan wabah virus korona baru (COVID-19), membuat metode baru untuk mendeteksi infeksi Coronavirus. Kelompok ini telah mengembangkan alat tes yang mampu memberikan hasil untuk kemungkinan infeksi virus hanya dalam 10 menit. Lebih cepat dari standar pengujian yang ada saat ini.

Bagi mereka yang tidak sadar, COVID-19 telah menjadi sorotan utama di seluruh dunia. Virus ini berasal dari China dan telah dikonfirmasi terpapar, di lebih dari 178 negara sampai saat ini.

Virus ini juga telah dikategorikan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan merupakan virus yang sangat menular. 

Tetapi sekarang, Universitas Nagasaki setelah bekerja sama dengan Canon Medical System dan Institut Nasional Penyakit Menular telah mengembangkan metode pengujian baru yang cepat dan efisien.

- Advertisement -
Baca Juga:  Kenali Ciri Investasi "Kaleng-Kaleng"

Dilansir JawaPos.com dari Nikkei Asia via Gizmochina, Ahad (22/3), metode ini, saat ini sedang menjalani uji klinis di Prefektur Nagasaki, yang baru-baru ini melihat laporan pertama yang dikonfirmasi tentang infeksi Coronavirus. Test kit berbentuk alat portabel yang ringkas dan beratnya hanya 2,4 kg. 

Alat tersebut hanya membutuhkan sampel cairan dari hidung atau tenggorokan pasien atau bahan genetik apa pun yang mungkin memiliki jejak virus dan menggunakan pewarna fluoresens, untuk menerangi infeksi bagi para peneliti.

- Advertisement -

Alat ini membutuhkan lebih sedikit waktu, untuk membawa bahan-bahan penting ke tingkat yang dapat dideteksi, daripada dalam tes reaksi berantai polimerase standar. Untuk tingkat deteksi yang sepenuhnya akurat, pengujian dapat memakan waktu hingga 40 menit dari awal hingga selesai. Satu unit alat ini bisa untuk menguji hingga 700 sampel unik dalam satu hari. 

Baca Juga:  Aktor Senior Henky Solaiman Meninggal Dunia

Saat ini, alat tersebut berada di Universitas Nagasaki dan sedang direncanakan untuk didistribusikan ke berbagai rumah sakit universitas dan lembaga medis lainnya di Jepang.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tim peneliti Jepang yang berdedikasi untuk penanganan wabah virus korona baru (COVID-19), membuat metode baru untuk mendeteksi infeksi Coronavirus. Kelompok ini telah mengembangkan alat tes yang mampu memberikan hasil untuk kemungkinan infeksi virus hanya dalam 10 menit. Lebih cepat dari standar pengujian yang ada saat ini.

Bagi mereka yang tidak sadar, COVID-19 telah menjadi sorotan utama di seluruh dunia. Virus ini berasal dari China dan telah dikonfirmasi terpapar, di lebih dari 178 negara sampai saat ini.

Virus ini juga telah dikategorikan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan merupakan virus yang sangat menular. 

Tetapi sekarang, Universitas Nagasaki setelah bekerja sama dengan Canon Medical System dan Institut Nasional Penyakit Menular telah mengembangkan metode pengujian baru yang cepat dan efisien.

Baca Juga:  Mahasiswa UIN Suska Riau Gelar Aksi Tuntut Keringanan Pembayaran UKT

Dilansir JawaPos.com dari Nikkei Asia via Gizmochina, Ahad (22/3), metode ini, saat ini sedang menjalani uji klinis di Prefektur Nagasaki, yang baru-baru ini melihat laporan pertama yang dikonfirmasi tentang infeksi Coronavirus. Test kit berbentuk alat portabel yang ringkas dan beratnya hanya 2,4 kg. 

Alat tersebut hanya membutuhkan sampel cairan dari hidung atau tenggorokan pasien atau bahan genetik apa pun yang mungkin memiliki jejak virus dan menggunakan pewarna fluoresens, untuk menerangi infeksi bagi para peneliti.

Alat ini membutuhkan lebih sedikit waktu, untuk membawa bahan-bahan penting ke tingkat yang dapat dideteksi, daripada dalam tes reaksi berantai polimerase standar. Untuk tingkat deteksi yang sepenuhnya akurat, pengujian dapat memakan waktu hingga 40 menit dari awal hingga selesai. Satu unit alat ini bisa untuk menguji hingga 700 sampel unik dalam satu hari. 

Baca Juga:  Kenali Ciri Investasi "Kaleng-Kaleng"

Saat ini, alat tersebut berada di Universitas Nagasaki dan sedang direncanakan untuk didistribusikan ke berbagai rumah sakit universitas dan lembaga medis lainnya di Jepang.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari