Minggu, 10 November 2024

Kelola Sampah Organik, Kurangi Sampah Rumah Tangga

- Advertisement -

(RIAUPOS.CO) – MASALAH lingkungan bukan hanya mengenai sampah yang sulit terurai seperti plastik. Sampah rumah tangga juga menjadi hal yang tak bisa dikesampingkan. Dengan mengelola sampah organik, maka akan dapat mengurangi sampah rumah tangga.

Hal ini disampaikan oleh salah satu warga Pekanbaru Heni Dayati Hanifah SP. Ia bersama suaminya Edi Pranoto SP mengurangi sampah rumah tangga dengan mengelola sampah organik, yaitu menjadikannya kompos.

- Advertisement -

Kompos tersebut tak hanya mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya, tetapi membantu pemupukan tanaman-tanamannya. ”Mengelola sampah sebaiknya dimulai dari rumah. Kebiasaan mencampur sampah organik dan anorganik dalam satu wadah sangat berbahaya, jadi sejak awal harus dipilah,” Sabtu, (19/3).

Dikatakannya, sampah anorganik bukanlah sampah yang berbau. Bau busuk yang ditimbulkan dari sampah disebabkan oleh sampah organik yang membusuk. Oleh karena itu, Heni menuturkan, penting untuk diketahui pemilahan sampah sesuai kategori, minimal bisa membedakan mana sampah organik dan mana sampah anorganik. “Sampah organik seperti sisa sayur, buah, daun dan sisa-sisa makanan lainnya. Sampah nonorganik seperti plastik, botol, kaca, kaleng, dan besi,” tuturnya.

Baca Juga:  Serangan Masjid, Renggut 62 Nyawa Jamaah Jumat

Heni memaparkan bahaya sampah organik dan anorganik. Dijelaskannya, sampah organik dalam tumpukan anorganik dapat menyebabkan terjadinya pembusukan karena kekurangan oksigen sehingga menimbulkan gas metana. Daya serap gas metana 30 kali lebih besar dari CO2 merusak ozon penyebab pemanasan global, sehingga akan meningkatkan suhu bumi dan mencairnya kutub es. “Gas metana yang terakumulasi juga dapat menjadi penyebab ledakan di tempat pembuangan akhir sampah,” tukasnya.

- Advertisement -

Tak hanya itu, sampah anorganik yang harusnya bisa digunakan, menjadi tidak bisa digunakan lagi atau tidak bisa didaur ulang karena kotor dan bau. Menurut Heni, mengirim sampah ke TPA tidak menyelesaikan masalah sampah, tapi hanya memindahkan masalah dari rumah ke TPA. “Sebanyak 60 persen sampah di TPA berupa tumpukan sampah organik. Mari kurangi bebannya supaya tidak overload,” tuturnya.

Baca Juga:  Salah Kado

Salah satu solusi mengurangi sampah rumah tangga adalah dengan mengompos. Dikatakan Heni mengompos adalah semudah membuang sampah pada tempatnya, dan sampah organik serta anorganik terpilah degan sendirinya.(ali)

Laporan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru

(RIAUPOS.CO) – MASALAH lingkungan bukan hanya mengenai sampah yang sulit terurai seperti plastik. Sampah rumah tangga juga menjadi hal yang tak bisa dikesampingkan. Dengan mengelola sampah organik, maka akan dapat mengurangi sampah rumah tangga.

Hal ini disampaikan oleh salah satu warga Pekanbaru Heni Dayati Hanifah SP. Ia bersama suaminya Edi Pranoto SP mengurangi sampah rumah tangga dengan mengelola sampah organik, yaitu menjadikannya kompos.

- Advertisement -

Kompos tersebut tak hanya mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya, tetapi membantu pemupukan tanaman-tanamannya. ”Mengelola sampah sebaiknya dimulai dari rumah. Kebiasaan mencampur sampah organik dan anorganik dalam satu wadah sangat berbahaya, jadi sejak awal harus dipilah,” Sabtu, (19/3).

Dikatakannya, sampah anorganik bukanlah sampah yang berbau. Bau busuk yang ditimbulkan dari sampah disebabkan oleh sampah organik yang membusuk. Oleh karena itu, Heni menuturkan, penting untuk diketahui pemilahan sampah sesuai kategori, minimal bisa membedakan mana sampah organik dan mana sampah anorganik. “Sampah organik seperti sisa sayur, buah, daun dan sisa-sisa makanan lainnya. Sampah nonorganik seperti plastik, botol, kaca, kaleng, dan besi,” tuturnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  SMAN 1 Ujungbatu A Melaju ke Semifinal

Heni memaparkan bahaya sampah organik dan anorganik. Dijelaskannya, sampah organik dalam tumpukan anorganik dapat menyebabkan terjadinya pembusukan karena kekurangan oksigen sehingga menimbulkan gas metana. Daya serap gas metana 30 kali lebih besar dari CO2 merusak ozon penyebab pemanasan global, sehingga akan meningkatkan suhu bumi dan mencairnya kutub es. “Gas metana yang terakumulasi juga dapat menjadi penyebab ledakan di tempat pembuangan akhir sampah,” tukasnya.

Tak hanya itu, sampah anorganik yang harusnya bisa digunakan, menjadi tidak bisa digunakan lagi atau tidak bisa didaur ulang karena kotor dan bau. Menurut Heni, mengirim sampah ke TPA tidak menyelesaikan masalah sampah, tapi hanya memindahkan masalah dari rumah ke TPA. “Sebanyak 60 persen sampah di TPA berupa tumpukan sampah organik. Mari kurangi bebannya supaya tidak overload,” tuturnya.

Baca Juga:  Android 10 Baru Meluncur, Google Sudah Siapkan Android 11

Salah satu solusi mengurangi sampah rumah tangga adalah dengan mengompos. Dikatakan Heni mengompos adalah semudah membuang sampah pada tempatnya, dan sampah organik serta anorganik terpilah degan sendirinya.(ali)

Laporan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari