Kamis, 19 September 2024

PPKM

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dalam rangka pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Pekanbaru, beberapa jalan masuk ke arah Jalan HR Soebrantas ditutup. Hal ini membuat para pengguna jalan harus memutar arah mencari jalan lain yang tidak ditutup agar bisa lewat di Jalan HR Soebrantas. Suatu hari, Farida hendak menemui sahabatnya yang berada di Jalan

Cipta Karya ujung. Sementara Farida sendiri tinggal di Jalan Karya. Jika melalui jalan yang ia tahu, maka harus melewati lampu merah Tobek Godang, di mana di sana dilakukan penyekatan.

Farida pun memilih melewati jalan lain tanpa harus lewat Jalan HR Soebrantas. Ia membuka aplikasi map di smartphone-nya kemudian mengikuti arah yang ditunjukkan oleh map.

Baca Juga:  Terindah dari Allah

Namun, setelah hampir separuh jalan, ada sebuah jalan yang disekat oleh warga setempat, sehingga Farida tidak bisa melaluinya. Ia pun memutar arah, dan map pun menunjukkan jalan lain.

- Advertisement -

Kendati demikian, arah yang ditunjukkan semakin tidak jelas. Panah berputar-putar ke satu tempat dan meminta Farida berbelok ke semak-semak yang sama sekali tidak ada jalan di sana.

Karena kesal sudah hampir setengah jam berputar-putar tak menemui jalan menuju Jalan Cipta Karya, akhirya ia memutuskan untuk melewati jalan biasa.

- Advertisement -

Di lampu merah Tobek Godang, ia tidak bisa lewat sehingga harus memutar arah ke Jalan SM Amin, lalu di u-turn kedua ia berbelok dan masuk ke jalan menuju Jalan Rajawali Sakti, sebelum akhirnya masuk ke Jalan HR Soebrantas, dan menemukan Jalan Cipta Karya.

Baca Juga:  Prilly Latuconsina Produseri Film Tentang Mental Health

"Dasar map menyesatkan, maunya cepat jadi lama," ujarnya Farida kesal.(anf)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dalam rangka pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Pekanbaru, beberapa jalan masuk ke arah Jalan HR Soebrantas ditutup. Hal ini membuat para pengguna jalan harus memutar arah mencari jalan lain yang tidak ditutup agar bisa lewat di Jalan HR Soebrantas. Suatu hari, Farida hendak menemui sahabatnya yang berada di Jalan

Cipta Karya ujung. Sementara Farida sendiri tinggal di Jalan Karya. Jika melalui jalan yang ia tahu, maka harus melewati lampu merah Tobek Godang, di mana di sana dilakukan penyekatan.

Farida pun memilih melewati jalan lain tanpa harus lewat Jalan HR Soebrantas. Ia membuka aplikasi map di smartphone-nya kemudian mengikuti arah yang ditunjukkan oleh map.

Baca Juga:  Ini Alasan Menkes Setujui Bodebek Terapkan PSBB

Namun, setelah hampir separuh jalan, ada sebuah jalan yang disekat oleh warga setempat, sehingga Farida tidak bisa melaluinya. Ia pun memutar arah, dan map pun menunjukkan jalan lain.

Kendati demikian, arah yang ditunjukkan semakin tidak jelas. Panah berputar-putar ke satu tempat dan meminta Farida berbelok ke semak-semak yang sama sekali tidak ada jalan di sana.

Karena kesal sudah hampir setengah jam berputar-putar tak menemui jalan menuju Jalan Cipta Karya, akhirya ia memutuskan untuk melewati jalan biasa.

Di lampu merah Tobek Godang, ia tidak bisa lewat sehingga harus memutar arah ke Jalan SM Amin, lalu di u-turn kedua ia berbelok dan masuk ke jalan menuju Jalan Rajawali Sakti, sebelum akhirnya masuk ke Jalan HR Soebrantas, dan menemukan Jalan Cipta Karya.

Baca Juga:  Terindah dari Allah

"Dasar map menyesatkan, maunya cepat jadi lama," ujarnya Farida kesal.(anf)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari