Senin, 7 April 2025
spot_img

Partai Islam Israel Siap Keluar Koalisi

JERUSALEM (RIAUPOS.CO) – Koalisi Pemerintahan Israel di ambang perpecahan. Partai Raam menangguhkan keanggotaan di kabinet Perdana Menteri (PM) Naftali Bennett dan juga di parlemen terhitung mulai Ahad (17/4) hingga dua pekan kedepan. Hal ini dilakukan terkait dengan bentrok yang terjadi di Masjidil Aqsa.

"Jika pemerintah terus melanjutkan kebijakannya untuk melawan penduduk Jerusalem, kami akan mundur semua," bunyi pernyataan yang dirilis oleh Raam seperti dikutip Agence France-Presse.

Penangguhan di parlemen itu sejatinya tidak bakal berdampak. Itu karena saat ini Knesset, sebutan parlemen Israel, tengah reses. Namun hal tersebut bakal mengurangi tekanan yang ditujukan ke Raam yang merupakan golongan partai Arab-Israel atau warga Palestina di Israel.

Baca Juga:  Sekda: Presiden Pesan Tetap Jaga Prokes

Bagi kelompok oposisi, ini merupakan kesempatan untuk melemahkan koalisi, mendorong pembelotan dan berujung pada melumpuhkan pemerintahan. Dilansir The Times of Israel, salah satu anggota Raam memang sempat mengancam untuk keluar dari koalisi pemerintahan. Jika itu terjadi, kabinet Bennett bakal makin goyah. Sebab sebelumnya sudah ada anggota dari partai Yahudi yang mundur gara-gara masalah distribusi roti di rumah sakit.

Sejak awal terbentuk, koalisi Pemerintahan Israel di bawah Bennett ini memang mendapatkan sorotan. Sebab di dalamnya ada kelompok sayap kiri, nasionalis Yahudi garis keras, Partai Islam Raam dan beberapa partai berbasis agama lainnya. Padahal, Raam dan partai-partai Yahudi kerap tidak sejalan dan bentrok. Bennett berhasil membangun koalisi itu dengan susah payah. (sha/bay/jpg)

Baca Juga:  Peternak Minta Vaksinasi PMK Diperkuat

JERUSALEM (RIAUPOS.CO) – Koalisi Pemerintahan Israel di ambang perpecahan. Partai Raam menangguhkan keanggotaan di kabinet Perdana Menteri (PM) Naftali Bennett dan juga di parlemen terhitung mulai Ahad (17/4) hingga dua pekan kedepan. Hal ini dilakukan terkait dengan bentrok yang terjadi di Masjidil Aqsa.

"Jika pemerintah terus melanjutkan kebijakannya untuk melawan penduduk Jerusalem, kami akan mundur semua," bunyi pernyataan yang dirilis oleh Raam seperti dikutip Agence France-Presse.

Penangguhan di parlemen itu sejatinya tidak bakal berdampak. Itu karena saat ini Knesset, sebutan parlemen Israel, tengah reses. Namun hal tersebut bakal mengurangi tekanan yang ditujukan ke Raam yang merupakan golongan partai Arab-Israel atau warga Palestina di Israel.

Baca Juga:  Menko Airlangga Tanam Sawit dan Cek Ketersediaan Migor di Riau

Bagi kelompok oposisi, ini merupakan kesempatan untuk melemahkan koalisi, mendorong pembelotan dan berujung pada melumpuhkan pemerintahan. Dilansir The Times of Israel, salah satu anggota Raam memang sempat mengancam untuk keluar dari koalisi pemerintahan. Jika itu terjadi, kabinet Bennett bakal makin goyah. Sebab sebelumnya sudah ada anggota dari partai Yahudi yang mundur gara-gara masalah distribusi roti di rumah sakit.

Sejak awal terbentuk, koalisi Pemerintahan Israel di bawah Bennett ini memang mendapatkan sorotan. Sebab di dalamnya ada kelompok sayap kiri, nasionalis Yahudi garis keras, Partai Islam Raam dan beberapa partai berbasis agama lainnya. Padahal, Raam dan partai-partai Yahudi kerap tidak sejalan dan bentrok. Bennett berhasil membangun koalisi itu dengan susah payah. (sha/bay/jpg)

Baca Juga:  Awalnya Sule Takut Bertemu Rhoma Irama, Ada Apa?
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Partai Islam Israel Siap Keluar Koalisi

JERUSALEM (RIAUPOS.CO) – Koalisi Pemerintahan Israel di ambang perpecahan. Partai Raam menangguhkan keanggotaan di kabinet Perdana Menteri (PM) Naftali Bennett dan juga di parlemen terhitung mulai Ahad (17/4) hingga dua pekan kedepan. Hal ini dilakukan terkait dengan bentrok yang terjadi di Masjidil Aqsa.

"Jika pemerintah terus melanjutkan kebijakannya untuk melawan penduduk Jerusalem, kami akan mundur semua," bunyi pernyataan yang dirilis oleh Raam seperti dikutip Agence France-Presse.

Penangguhan di parlemen itu sejatinya tidak bakal berdampak. Itu karena saat ini Knesset, sebutan parlemen Israel, tengah reses. Namun hal tersebut bakal mengurangi tekanan yang ditujukan ke Raam yang merupakan golongan partai Arab-Israel atau warga Palestina di Israel.

Baca Juga:  Tiga Dirawat Insentif di RSPP, Satu di Ruang ICU, Kondisi Mahasiswa Demo RUU

Bagi kelompok oposisi, ini merupakan kesempatan untuk melemahkan koalisi, mendorong pembelotan dan berujung pada melumpuhkan pemerintahan. Dilansir The Times of Israel, salah satu anggota Raam memang sempat mengancam untuk keluar dari koalisi pemerintahan. Jika itu terjadi, kabinet Bennett bakal makin goyah. Sebab sebelumnya sudah ada anggota dari partai Yahudi yang mundur gara-gara masalah distribusi roti di rumah sakit.

Sejak awal terbentuk, koalisi Pemerintahan Israel di bawah Bennett ini memang mendapatkan sorotan. Sebab di dalamnya ada kelompok sayap kiri, nasionalis Yahudi garis keras, Partai Islam Raam dan beberapa partai berbasis agama lainnya. Padahal, Raam dan partai-partai Yahudi kerap tidak sejalan dan bentrok. Bennett berhasil membangun koalisi itu dengan susah payah. (sha/bay/jpg)

Baca Juga:  Sekda: Presiden Pesan Tetap Jaga Prokes

JERUSALEM (RIAUPOS.CO) – Koalisi Pemerintahan Israel di ambang perpecahan. Partai Raam menangguhkan keanggotaan di kabinet Perdana Menteri (PM) Naftali Bennett dan juga di parlemen terhitung mulai Ahad (17/4) hingga dua pekan kedepan. Hal ini dilakukan terkait dengan bentrok yang terjadi di Masjidil Aqsa.

"Jika pemerintah terus melanjutkan kebijakannya untuk melawan penduduk Jerusalem, kami akan mundur semua," bunyi pernyataan yang dirilis oleh Raam seperti dikutip Agence France-Presse.

Penangguhan di parlemen itu sejatinya tidak bakal berdampak. Itu karena saat ini Knesset, sebutan parlemen Israel, tengah reses. Namun hal tersebut bakal mengurangi tekanan yang ditujukan ke Raam yang merupakan golongan partai Arab-Israel atau warga Palestina di Israel.

Baca Juga:  Penerima Bantuan Menangis Haru

Bagi kelompok oposisi, ini merupakan kesempatan untuk melemahkan koalisi, mendorong pembelotan dan berujung pada melumpuhkan pemerintahan. Dilansir The Times of Israel, salah satu anggota Raam memang sempat mengancam untuk keluar dari koalisi pemerintahan. Jika itu terjadi, kabinet Bennett bakal makin goyah. Sebab sebelumnya sudah ada anggota dari partai Yahudi yang mundur gara-gara masalah distribusi roti di rumah sakit.

Sejak awal terbentuk, koalisi Pemerintahan Israel di bawah Bennett ini memang mendapatkan sorotan. Sebab di dalamnya ada kelompok sayap kiri, nasionalis Yahudi garis keras, Partai Islam Raam dan beberapa partai berbasis agama lainnya. Padahal, Raam dan partai-partai Yahudi kerap tidak sejalan dan bentrok. Bennett berhasil membangun koalisi itu dengan susah payah. (sha/bay/jpg)

Baca Juga:  Cegah Aksi Massa Berlanjut, India Tutup Akses Internet di Bihar
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari