JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) terus menggarap proyek pesawat nasional. Setelah sebelumnya sukses dengan pesawat N219, saat ini Lapan mengerjakan pesawat serupa, tapi dengan kemampuan di darat dan perairan (amfibi).
Lapan memberi nama pesawat baru itu N219 Amphibi (N219A). Kepala Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) Lapan Gunawan Setyo Prabowo menyatakan, anggaran pembuatan pesawat itu dimulai tahun ini.
’’Kita sudah mau kontrak dengan vendor float-nya,’’ katanya kemarin (18/1).
Dia menuturkan, pembuatan pesawat amfibi itu sekaligus menunggu proses sertifikasi (type certificate/TC) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Untuk anggaran pembuatan pesawat N219A, Lapan mengajukan biaya Rp 431 miliar.
’’(Target, Red) deliver-nya 2024, sesuai program,’’ jelasnya.
Maksud target deliver itu adalah pesawat sudah jadi dan telah mendapat amandemen atau sertifikat TC dari Kemenhub. Gunawan mengatakan, Lapan optimistis dengan target tersebut.
Dia menyebutkan bahwa pesawat N219A bisa difungsikan sebagai armada penerbangan perintis. Terutama di daerah khusus seperti pegunungan, pesisir pantai, danau, serta daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.
’’Indonesia membutuhkan moda transportasi yang cepat dan efisien dalam mendukung destinasi wisata, khususnya untuk konektivitas pulau-pulau kecil,’’ papar Kepala Lapan Thomas Djamaluddin.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) terus menggarap proyek pesawat nasional. Setelah sebelumnya sukses dengan pesawat N219, saat ini Lapan mengerjakan pesawat serupa, tapi dengan kemampuan di darat dan perairan (amfibi).
Lapan memberi nama pesawat baru itu N219 Amphibi (N219A). Kepala Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) Lapan Gunawan Setyo Prabowo menyatakan, anggaran pembuatan pesawat itu dimulai tahun ini.
- Advertisement -
’’Kita sudah mau kontrak dengan vendor float-nya,’’ katanya kemarin (18/1).
Dia menuturkan, pembuatan pesawat amfibi itu sekaligus menunggu proses sertifikasi (type certificate/TC) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Untuk anggaran pembuatan pesawat N219A, Lapan mengajukan biaya Rp 431 miliar.
- Advertisement -
’’(Target, Red) deliver-nya 2024, sesuai program,’’ jelasnya.
Maksud target deliver itu adalah pesawat sudah jadi dan telah mendapat amandemen atau sertifikat TC dari Kemenhub. Gunawan mengatakan, Lapan optimistis dengan target tersebut.
Dia menyebutkan bahwa pesawat N219A bisa difungsikan sebagai armada penerbangan perintis. Terutama di daerah khusus seperti pegunungan, pesisir pantai, danau, serta daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.
’’Indonesia membutuhkan moda transportasi yang cepat dan efisien dalam mendukung destinasi wisata, khususnya untuk konektivitas pulau-pulau kecil,’’ papar Kepala Lapan Thomas Djamaluddin.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman