Jumat, 11 April 2025

Lima Tahun Kinerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(RIAUPOS.CO) — Sektor lingkungan hidup dan kehutanan menjadi semakin dinamis di periode 2014-2019 kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Dinamika dimulai dengan keputusan out of the box, yang belakangan terbukti strategis, untuk menyatukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Presiden Jokowi kemudian menunjuk Siti Nurbaya, yang disebutnya sebagai seorang pekerja keras dan profesional di bidang perencanaan, untuk memimpin KLHK. Tak mudah untuk menyatukan dua kementerian dengan latar belakang dan budaya kerja yang berbeda. Selain persoalan organisasi yang makin besar dan sumber daya manusia (SDM) yang jumlahnya ribuan, tantangan pembentukan KLHK adalah penyatuan dua kewenangan demi menyokong pencapaian Nawacita yang dicanangkan Presiden Jokowi.

Baca Juga:  Perusahaan Tiongkok Menang Proyek Bandara Filipina Bernilai Fantastis

Siti Nurbaya menjadikan dialog dengan beragam kalangan sebagai budaya kerja. Tujuannya, demi membangun rumah bersama bagi semua pihak. Dengan kebersamaan dan dukungan para pihak yang luas, Siti Nurbaya kemudian melaksanakan sejumlah aksi korektif. Beberapa bahkan sangat revolusioner. Sebut saja soal pemberian akses yang lebih luas kepada masyarakat terhadap sumber daya hutan, yang menjadikan luas hutan yang diberikan izin pemanfaatan kepada rakyat mencapai 5,4 juta hektare.

Berbagai aksi korektif terus didorong selama perjalanan KLHK di masa kepemimpinan Siti Nurbaya mulai sejak pembentukan, penyusunan kebijakan, pelaksanaan aksi korektif, dan potret dinamika yang dihadapi sampai akhir masa jabatan.(ADV)

#KLHK, #MenteriSitiNurbaya ,#AksiKorektif ,#MajuBer5ama,‌#KementerianLHK

Baca Juga:  TGI RO3 Pekanbaru Berbagi Sembako ke Warga Terdampak Covid-19

(RIAUPOS.CO) — Sektor lingkungan hidup dan kehutanan menjadi semakin dinamis di periode 2014-2019 kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Dinamika dimulai dengan keputusan out of the box, yang belakangan terbukti strategis, untuk menyatukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Presiden Jokowi kemudian menunjuk Siti Nurbaya, yang disebutnya sebagai seorang pekerja keras dan profesional di bidang perencanaan, untuk memimpin KLHK. Tak mudah untuk menyatukan dua kementerian dengan latar belakang dan budaya kerja yang berbeda. Selain persoalan organisasi yang makin besar dan sumber daya manusia (SDM) yang jumlahnya ribuan, tantangan pembentukan KLHK adalah penyatuan dua kewenangan demi menyokong pencapaian Nawacita yang dicanangkan Presiden Jokowi.

Baca Juga:  Rambut sang Pemantra

Siti Nurbaya menjadikan dialog dengan beragam kalangan sebagai budaya kerja. Tujuannya, demi membangun rumah bersama bagi semua pihak. Dengan kebersamaan dan dukungan para pihak yang luas, Siti Nurbaya kemudian melaksanakan sejumlah aksi korektif. Beberapa bahkan sangat revolusioner. Sebut saja soal pemberian akses yang lebih luas kepada masyarakat terhadap sumber daya hutan, yang menjadikan luas hutan yang diberikan izin pemanfaatan kepada rakyat mencapai 5,4 juta hektare.

Berbagai aksi korektif terus didorong selama perjalanan KLHK di masa kepemimpinan Siti Nurbaya mulai sejak pembentukan, penyusunan kebijakan, pelaksanaan aksi korektif, dan potret dinamika yang dihadapi sampai akhir masa jabatan.(ADV)

#KLHK, #MenteriSitiNurbaya ,#AksiKorektif ,#MajuBer5ama,‌#KementerianLHK

Baca Juga:  Soal Aturan Toa Masjid, Menag Kumpulkan Tokoh Agama di Riau

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Lima Tahun Kinerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(RIAUPOS.CO) — Sektor lingkungan hidup dan kehutanan menjadi semakin dinamis di periode 2014-2019 kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Dinamika dimulai dengan keputusan out of the box, yang belakangan terbukti strategis, untuk menyatukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Presiden Jokowi kemudian menunjuk Siti Nurbaya, yang disebutnya sebagai seorang pekerja keras dan profesional di bidang perencanaan, untuk memimpin KLHK. Tak mudah untuk menyatukan dua kementerian dengan latar belakang dan budaya kerja yang berbeda. Selain persoalan organisasi yang makin besar dan sumber daya manusia (SDM) yang jumlahnya ribuan, tantangan pembentukan KLHK adalah penyatuan dua kewenangan demi menyokong pencapaian Nawacita yang dicanangkan Presiden Jokowi.

Baca Juga:  Soal Aturan Toa Masjid, Menag Kumpulkan Tokoh Agama di Riau

Siti Nurbaya menjadikan dialog dengan beragam kalangan sebagai budaya kerja. Tujuannya, demi membangun rumah bersama bagi semua pihak. Dengan kebersamaan dan dukungan para pihak yang luas, Siti Nurbaya kemudian melaksanakan sejumlah aksi korektif. Beberapa bahkan sangat revolusioner. Sebut saja soal pemberian akses yang lebih luas kepada masyarakat terhadap sumber daya hutan, yang menjadikan luas hutan yang diberikan izin pemanfaatan kepada rakyat mencapai 5,4 juta hektare.

Berbagai aksi korektif terus didorong selama perjalanan KLHK di masa kepemimpinan Siti Nurbaya mulai sejak pembentukan, penyusunan kebijakan, pelaksanaan aksi korektif, dan potret dinamika yang dihadapi sampai akhir masa jabatan.(ADV)

#KLHK, #MenteriSitiNurbaya ,#AksiKorektif ,#MajuBer5ama,‌#KementerianLHK

Baca Juga:  Perusahaan Tiongkok Menang Proyek Bandara Filipina Bernilai Fantastis

(RIAUPOS.CO) — Sektor lingkungan hidup dan kehutanan menjadi semakin dinamis di periode 2014-2019 kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Dinamika dimulai dengan keputusan out of the box, yang belakangan terbukti strategis, untuk menyatukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Presiden Jokowi kemudian menunjuk Siti Nurbaya, yang disebutnya sebagai seorang pekerja keras dan profesional di bidang perencanaan, untuk memimpin KLHK. Tak mudah untuk menyatukan dua kementerian dengan latar belakang dan budaya kerja yang berbeda. Selain persoalan organisasi yang makin besar dan sumber daya manusia (SDM) yang jumlahnya ribuan, tantangan pembentukan KLHK adalah penyatuan dua kewenangan demi menyokong pencapaian Nawacita yang dicanangkan Presiden Jokowi.

Baca Juga:  TGI RO3 Pekanbaru Berbagi Sembako ke Warga Terdampak Covid-19

Siti Nurbaya menjadikan dialog dengan beragam kalangan sebagai budaya kerja. Tujuannya, demi membangun rumah bersama bagi semua pihak. Dengan kebersamaan dan dukungan para pihak yang luas, Siti Nurbaya kemudian melaksanakan sejumlah aksi korektif. Beberapa bahkan sangat revolusioner. Sebut saja soal pemberian akses yang lebih luas kepada masyarakat terhadap sumber daya hutan, yang menjadikan luas hutan yang diberikan izin pemanfaatan kepada rakyat mencapai 5,4 juta hektare.

Berbagai aksi korektif terus didorong selama perjalanan KLHK di masa kepemimpinan Siti Nurbaya mulai sejak pembentukan, penyusunan kebijakan, pelaksanaan aksi korektif, dan potret dinamika yang dihadapi sampai akhir masa jabatan.(ADV)

#KLHK, #MenteriSitiNurbaya ,#AksiKorektif ,#MajuBer5ama,‌#KementerianLHK

Baca Juga:  Perampok Driver Ojol Berhasil Ditangkap di Sumbar

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari