Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Teror Kobra karena Faktor Predator Anak Ular Sudah Punah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dua pekan ini kabar tentang serangan ular kobra terdengar di mana-mana. Bukan di hutan, kebun, atau sawah saja. Beberapa kawasan perumahan pun menjadi tempat munculnya ular berbisa tersebut.

Peneliti reptil dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidi menyampaikan teori ledakan populasi ular kobra di sejumlah lokasi di Pulau Jawa. Dia menegaskan, fenomena3 itu alamiah dan terjadi setiap tahun. ”Tahun lalu juga ada. Tapi tidak terekspos,” kata dia saat dihubungi kemarin (16/12). Amir mengatakan, iklim saat ini cocok dengan masa menetasnya telur kobra.

Dia mengungkapkan, kobra adalah ular yang memiliki daya adaptasi bagus. Faktor cuaca yang ideal itu ditambah dengan nyaris punahnya predator anakan ular kobra. ”Siapa sih predator anakan kobra. Yaitu garangan (Herpestes javanicus) dan elang,” katanya. Menurut dia, dua predator anakan kobra nyaris tidak ada alias punah.

Baca Juga:  158 Daerah di Indonesia Sudah Siap Terapkan New Normal

”Kenapa anakan kobra banyak ditemukan di rumah-rumah, ya karena kondisinya ideal,” tuturnya. Di antaranya, di perumahan banyak populasi tikus.

Sementara itu, dokter spesialis emergency asal Kediri Tri Maharani mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada bahan kimia yang mampu mengusir ular.

Soal penanganan gigitan ular, Maha menegaskan bahwa tindakan pertama bukan mengeluarkan bisa dengan menyedot darah atau mengikat area gigitan ular agar bisa tidak menyebar. Cara tersebut dipastikan salah! Tindakan pertama yang benar ialah melakukan imobilisasi atau mengondisikan korban agar tidak bergerak.

”Imobilisasi dilakukan dengan menggunakan kayu atau bambu,” katanya. Fungsinya agar dapat menahan kaki dan tangan supaya tidak bergerak.

 

Baca Juga:  Doa

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dua pekan ini kabar tentang serangan ular kobra terdengar di mana-mana. Bukan di hutan, kebun, atau sawah saja. Beberapa kawasan perumahan pun menjadi tempat munculnya ular berbisa tersebut.

Peneliti reptil dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidi menyampaikan teori ledakan populasi ular kobra di sejumlah lokasi di Pulau Jawa. Dia menegaskan, fenomena3 itu alamiah dan terjadi setiap tahun. ”Tahun lalu juga ada. Tapi tidak terekspos,” kata dia saat dihubungi kemarin (16/12). Amir mengatakan, iklim saat ini cocok dengan masa menetasnya telur kobra.

- Advertisement -

Dia mengungkapkan, kobra adalah ular yang memiliki daya adaptasi bagus. Faktor cuaca yang ideal itu ditambah dengan nyaris punahnya predator anakan ular kobra. ”Siapa sih predator anakan kobra. Yaitu garangan (Herpestes javanicus) dan elang,” katanya. Menurut dia, dua predator anakan kobra nyaris tidak ada alias punah.

Baca Juga:  Bantuan Paket Data Mahasiswa UIN Belum Bisa Dikabulkan

”Kenapa anakan kobra banyak ditemukan di rumah-rumah, ya karena kondisinya ideal,” tuturnya. Di antaranya, di perumahan banyak populasi tikus.

- Advertisement -

Sementara itu, dokter spesialis emergency asal Kediri Tri Maharani mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada bahan kimia yang mampu mengusir ular.

Soal penanganan gigitan ular, Maha menegaskan bahwa tindakan pertama bukan mengeluarkan bisa dengan menyedot darah atau mengikat area gigitan ular agar bisa tidak menyebar. Cara tersebut dipastikan salah! Tindakan pertama yang benar ialah melakukan imobilisasi atau mengondisikan korban agar tidak bergerak.

”Imobilisasi dilakukan dengan menggunakan kayu atau bambu,” katanya. Fungsinya agar dapat menahan kaki dan tangan supaya tidak bergerak.

 

Baca Juga:  33 Pegawai Lapas Narkotika Langkat Ditarik ke Kanwil Sumut

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari