JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Mantan pelatih Inggris berdarah Italia Fabio Capello menyatakan sebelum final Euro 2020 bahwa kemenangan Gli Azzurri bakal menyenangkan sekitar 20 ribu pelayan restoran Italia yang ada di Inggris. Memang, harapan itu kemudian menjadi kenyataan. Tetapi, euforia hanya sesaat.
Pada kenyataannya, belum genap sepekan final yang dihelat di Wembley Stadium tersebut, restoran Italia merasakan getah akibat kemenangan Gli Azzurri. Ya, restoran Italia di Inggris mulai kehilangan para pelanggan.
Seperti dilansir platform reservasi restoran terkemuka Eropa, TheFork UK, jumlah pengunjung restoran Italia pada pekan ini anjlok di angka 55 persen. Sebaliknya, restoran asli Inggris rata-rata menjadi lebih ramai pengunjung.
Lebih parahnya lagi, meski sudah masuk ke restoran Italia, rata-rata menu yang dipesan kemudian diganti. Semisal focaccia dengan fish and chips. Atau ada juga pizza menjadi pie and mash. Guyonan bek tengah Italia Leonardo Bonucci agar lebih banyak makan pasta malah semakin dijauhi.
"Masyarakat Inggris masih sakit hati (dengan kekalahan di final Euro 2020, red). Italia memang telah memenangi perang footie (sepak bola, red), tetapi Inggris memenangi perang foodie (makanan, red) pekan ini," papar Direktur Manajer TheFork Patrick Hooykaas seperti dilansir The Sun.
Tanda-tanda restoran Italia jadi sasaran kemarahan fans Inggris sejatinya sudah terlihat hanya beberapa jam setelah final. Beberapa restoran Italia di wilayah London jadi korban vandalisme.
Salah satunya Tiamo di Sleaford. Beberapa bagian restoran seperti meja dan gazebo rusak akibat amukan suporter The Three Lions.
Itu hanya segelintir kerusuhan pascafinal. Di London Barat, ada 19 polisi yang terluka karena mengamankan bentrokan antara suporter Inggris dan Italia. Bahkan, sampai ada 49 orang yang ditangkap buntut insiden tersebut.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi