BAGANSIAPIAPI (RIAUPOS.CO) – Keberadaan Badan Restorasi Gambut (BRG) dinilai memberikan manfaat baik khususnya bagi desa/kepenghuluan, dalam kaitan untuk pemanfaatan lahan yang ramah lingkungan.
"Kami bersyukur dan tentunya senang dengan program yang ada dari BRG, begitu juga keberadaan para fasilitator desa BRG ini menjadi mitra strategis desa untuk dapat membantu mengurai, memetakan persoalan dan potensi untuk lahan gambut," kata Datuk Penghulu Labuhan Tangga Hilir, Tarmizi SH, Jumat (17/7/2020).
Apatah lagi katanya saat ini sedang dalam kegiatan pemetaan partisipatif yang nantinya adanya profil desa peduli gambut Kepenghuluan Labuhan Tangga Hilir, maka ini bisa menjadi bahan acuan kita untuk rencana aksi pembangunan desa berbasis pemberdayaan peningkatan ekonomi dan ramah lingkungan utamanya juga kesejahteraan masyarakat salah satunya di sektor perkebunan dan pertanian.
Senada dengan itu Sekretaris Kepenghuluan Bagan Punak Meranti Rusman dalam acara FGD beberapa hari yang lalu juga menyambut baik adanya program BRG.
"Peran fasilitator desa mengfasilitasi dan mendampingi masyarakat Bagan Punak Meranti untuk belajar bersama bagaimana mengelola lahan gambut yang baik dan ramah lingkungan, maka mari jadikan sebagai upaya partisipasi dalam membangun desa," katanya.
Fasilitator Desa Peduli Gambut Wilayah Rohil Irwandi SSos menyebutkan untuk di Rohil ada enam desa dampingi program tersebut yakni Kepenghuluan Bagan Punak Meranti, Labuhan Tangga Hilir, Labuhan Tangga Besar, Putat, Sei Arang Arang, dan Kepenghuluan Air Hitam
"Salah satu kegiatan fasilitator desa peduli gambut Badan Restorasi Gambut (BRG) yakni pemetaan partisipatif (Sosial -Ekonomi dan Spasial). Kegiataan tersebut saat ini sedang berlangsung dalam mengggali dan mengumpulkan data dan informasi yang melibatkan masyarakat desa dan pemerintah desa yang berada dan tinggal di lahan gambut," kata Irwandi.
Menurutnya peran serta semua pihak sangat diperlukan mulai masyarakat desa, pemerintah desa, kecamatan, pemerintah kabupaten dan sejauh ini menyambut baik kegiatan pemetaan partisipatif yang nantinya akan menghasilkan dokumen penyusunan profil desa peduli gambut.
"Sehingga dapat memberikan informasi permasalahan seputar restorasi gambut, pengembangan potensi di lahan gambut, dan termasuk sebagai acuan dalam perencanaan desa yang sensitif terhadap pelestarian lingkungan khususnya perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut," katanya.
Untuk itu setiap fasilitator desa BRG Wilayah Rohil secara bersama-sama di masing -masing desa yang menjadi target restorasi dalam pekan kedua melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dalam kegiatan pemetaan partisipatif.
Irwandi menambahkan BRG dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 1 Tahun 2016, hal itu merupakan langkah strategis pemerintah dalam menjalankan pemulihan ekosistem gambut melalui penataan ekosistem gambut. Terdapat 525 desa peduli gambut telah dijalankan program restorasi gambut baik dalam kegiatan pembasahan gambut, penanaman kembali dan peningkatan ekonomi masyarakat dan penguatan inovasi teknologi pertanian untuk mengurai persoalan kadar asam dilahan gambut.
Laporan : Zulfadhli (Bagansiapiapi)
Editor: Eka G Putra