Jumat, 30 Mei 2025

Tangkap Tujuh Pelaku Pengirim TKI Ilegal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Nasib naas terus terjadi pada pahlawan devisa Indonesia. Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim mengungkap empat jaringan perdagangan orang dengan modus pengiriman TKI. Dari 900 korban, dipastikan dua di antaranya meninggal dunia karena disiksa majikan dan meloncat dari jendela rumah majikan.

Direktur Dittipidum Bareskrim Brigjen Nico Afianta menuturkan, untuk kasus pertama korbannya bernama Tasini yang mengalami kekerasan oleh majikan. Bahkan, saat ini dalam kondisi terancam lumpuh. ”Namun, dia berhasil kabur dan melapor ke Kedutaan RI di Arab Saudi,” paparnya.

Setelahnya, Dittipidum mendeteksi pengirimnya merupakan Mamun dan Faisal Fahruroji. Dari pemeriksaan diketahui Mamun telah mengirim setidaknya 500 orang ke Arab Saudi. ”Kalau Faisal sudah 100 orang,” tuturnya.

Baca Juga:  Presiden Disarankan Pilih Menteri Agama dari Kalangan Santri

Korban selanjutnya adalah Nadya Pratiwi. Nadya dikirim timur tengah dan mengalami siksaan. Namun, saat berupaya kabur dari majikannya, Nadya meninggal dunia. ”Dia terjatuh dari jendelan di lantai atas,” paparnya.

Penyidik tidak berhenti melakukan pengejaran terhadap pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terhadap Nadya. Menurutnya, pengirim Nadya telah tertangkap bernama Een Maemunah dan Ahmad Syaifudin. ”Een telah melakukan hal ini sejak 2016 dan telah mengirim 200 TKW , untuk Ahmad Syaifudin mengirim 500 orang,” urainya.

Korban meninggal dunia kedua merupakan Reycal A Fanet. Ironisnya korban merupakan usia anak, pada usia 15 tahun dikirim untuk bekerja di  Turki. Korban meninggal karena kelelahan akibat dipaksa bekerja tanpa istirahat dan hanya diberi makan sehari sekali.

Baca Juga:  Mahfud Akan Kaji Ulang Pembentukan Tim Pemburu Koruptor

”Kadang juga diberi makan bekas majikannya, terdapat luka bekas siksaan dalam tubuh korban,” ujarnya.

Pengirim dari Reycal merupakan Aan Nurhayati. Pelaku telah mengirim lebih dari 100 orang selama menjadi pengirim TKI ilegal. Untuk kasus terakhir dengan korban perempuan berinisial WW yang ditawari bekerja sebagai baby sister.

”Namun, malah dijadikan pekerja spa dan mengalami pelecehan seksual,” paparnya.

Menurutnya, penyidik tidak hanya berhenti pada pengirim TKI ilegal. Namun, juga berupaya menjerat majikan yang melakukan kekerasan dan kekejian semacam itu. Caranya, dengan meminta kedutaan untuk melaporkan para majikan tersebut. ”Sehingga bisa diproses hukum di negaranya,” jelasnya.(idr/lim)

Editor: Eko Faizin

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Nasib naas terus terjadi pada pahlawan devisa Indonesia. Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim mengungkap empat jaringan perdagangan orang dengan modus pengiriman TKI. Dari 900 korban, dipastikan dua di antaranya meninggal dunia karena disiksa majikan dan meloncat dari jendela rumah majikan.

Direktur Dittipidum Bareskrim Brigjen Nico Afianta menuturkan, untuk kasus pertama korbannya bernama Tasini yang mengalami kekerasan oleh majikan. Bahkan, saat ini dalam kondisi terancam lumpuh. ”Namun, dia berhasil kabur dan melapor ke Kedutaan RI di Arab Saudi,” paparnya.

Setelahnya, Dittipidum mendeteksi pengirimnya merupakan Mamun dan Faisal Fahruroji. Dari pemeriksaan diketahui Mamun telah mengirim setidaknya 500 orang ke Arab Saudi. ”Kalau Faisal sudah 100 orang,” tuturnya.

Baca Juga:  Mimpi Pendeta Alex

Korban selanjutnya adalah Nadya Pratiwi. Nadya dikirim timur tengah dan mengalami siksaan. Namun, saat berupaya kabur dari majikannya, Nadya meninggal dunia. ”Dia terjatuh dari jendelan di lantai atas,” paparnya.

Penyidik tidak berhenti melakukan pengejaran terhadap pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terhadap Nadya. Menurutnya, pengirim Nadya telah tertangkap bernama Een Maemunah dan Ahmad Syaifudin. ”Een telah melakukan hal ini sejak 2016 dan telah mengirim 200 TKW , untuk Ahmad Syaifudin mengirim 500 orang,” urainya.

Korban meninggal dunia kedua merupakan Reycal A Fanet. Ironisnya korban merupakan usia anak, pada usia 15 tahun dikirim untuk bekerja di  Turki. Korban meninggal karena kelelahan akibat dipaksa bekerja tanpa istirahat dan hanya diberi makan sehari sekali.

Baca Juga:  Lili Pintauli Siregar Jadi Sorotan Publik, Inilah Tujuh Kontroversinya

”Kadang juga diberi makan bekas majikannya, terdapat luka bekas siksaan dalam tubuh korban,” ujarnya.

Pengirim dari Reycal merupakan Aan Nurhayati. Pelaku telah mengirim lebih dari 100 orang selama menjadi pengirim TKI ilegal. Untuk kasus terakhir dengan korban perempuan berinisial WW yang ditawari bekerja sebagai baby sister.

”Namun, malah dijadikan pekerja spa dan mengalami pelecehan seksual,” paparnya.

Menurutnya, penyidik tidak hanya berhenti pada pengirim TKI ilegal. Namun, juga berupaya menjerat majikan yang melakukan kekerasan dan kekejian semacam itu. Caranya, dengan meminta kedutaan untuk melaporkan para majikan tersebut. ”Sehingga bisa diproses hukum di negaranya,” jelasnya.(idr/lim)

Editor: Eko Faizin

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Nasib naas terus terjadi pada pahlawan devisa Indonesia. Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim mengungkap empat jaringan perdagangan orang dengan modus pengiriman TKI. Dari 900 korban, dipastikan dua di antaranya meninggal dunia karena disiksa majikan dan meloncat dari jendela rumah majikan.

Direktur Dittipidum Bareskrim Brigjen Nico Afianta menuturkan, untuk kasus pertama korbannya bernama Tasini yang mengalami kekerasan oleh majikan. Bahkan, saat ini dalam kondisi terancam lumpuh. ”Namun, dia berhasil kabur dan melapor ke Kedutaan RI di Arab Saudi,” paparnya.

Setelahnya, Dittipidum mendeteksi pengirimnya merupakan Mamun dan Faisal Fahruroji. Dari pemeriksaan diketahui Mamun telah mengirim setidaknya 500 orang ke Arab Saudi. ”Kalau Faisal sudah 100 orang,” tuturnya.

Baca Juga:  Mahfud Akan Kaji Ulang Pembentukan Tim Pemburu Koruptor

Korban selanjutnya adalah Nadya Pratiwi. Nadya dikirim timur tengah dan mengalami siksaan. Namun, saat berupaya kabur dari majikannya, Nadya meninggal dunia. ”Dia terjatuh dari jendelan di lantai atas,” paparnya.

Penyidik tidak berhenti melakukan pengejaran terhadap pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terhadap Nadya. Menurutnya, pengirim Nadya telah tertangkap bernama Een Maemunah dan Ahmad Syaifudin. ”Een telah melakukan hal ini sejak 2016 dan telah mengirim 200 TKW , untuk Ahmad Syaifudin mengirim 500 orang,” urainya.

Korban meninggal dunia kedua merupakan Reycal A Fanet. Ironisnya korban merupakan usia anak, pada usia 15 tahun dikirim untuk bekerja di  Turki. Korban meninggal karena kelelahan akibat dipaksa bekerja tanpa istirahat dan hanya diberi makan sehari sekali.

Baca Juga:  Rachel Amanda Lebih Pilih Naik MRT

”Kadang juga diberi makan bekas majikannya, terdapat luka bekas siksaan dalam tubuh korban,” ujarnya.

Pengirim dari Reycal merupakan Aan Nurhayati. Pelaku telah mengirim lebih dari 100 orang selama menjadi pengirim TKI ilegal. Untuk kasus terakhir dengan korban perempuan berinisial WW yang ditawari bekerja sebagai baby sister.

”Namun, malah dijadikan pekerja spa dan mengalami pelecehan seksual,” paparnya.

Menurutnya, penyidik tidak hanya berhenti pada pengirim TKI ilegal. Namun, juga berupaya menjerat majikan yang melakukan kekerasan dan kekejian semacam itu. Caranya, dengan meminta kedutaan untuk melaporkan para majikan tersebut. ”Sehingga bisa diproses hukum di negaranya,” jelasnya.(idr/lim)

Editor: Eko Faizin

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari