Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Bazar Bunga, Inisiatif Redam Lesunya Penjualan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pandemi virus Covid-19 yang menimpa tanah air sejak awal Maret lalu telah berdampak cukup signifikan terhadap sektor ekonomi Indonesia. Sejumlah pihak pun menyebutkan bahwa sektor yang paling terdampak di antaranya adalah sektor rumah tangga, UMKM, korporasi, dan sektor keuangan.

Bahkan, untuk permintaan konsumen di dalam negeri terhadap florikultura pun juga cukup terimbas akibat virus corona. Pasalnya, komoditas florikultura memiliki masa kesegaran yang berbeda dengan komoditas pertanian yang lain.

"Terutama bunga dan daun potong karena sifat komoditas ini yang memiliki vaselife (masa kesegaran) terbatas sekitar dua pekan," ujar Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Liferdi Lukman melalui keterangan tertulisnya, Jumat (17/4).

Bahkan, akibat hal itu, beberapa petani florikultura mengeluhkan sepinya permintaan bunga seperti yang dialami oleh petani bunga krisan di Kabupaten Cianjur.

Baca Juga:  Ingin Pindah Tugas ke Provinsi

Salah satu yang mengeluhkan hal itu, yakni Andi Burdah Zawahir, seorang petani (bunga) krisan sekaligus sebagai ketua kelompok tani Selaawi Mukti di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yang membeberkan bahwa penjualan krisan menurun hampir 100 persen setelah adanya virus corona.

"Kebijakan lockdown di beberapa daerah guna menghambat penyebaran virus corona seperti imbauan stay at home, jaga jarak (physical distancing) dan penundaan hajatan seperti pernikahan dan kegiatan lainnya yang biasanya membutuhkan bunga untuk dekorasi, sangat bepengaruh terhadap penjualan bunga dan daun potong," kata dia.

Walaupun demikian, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur tidak tinggal diam. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur Ahmad Nano mengungkapkan, guna mengurangi beban kerugian petani bunga potong pihaknya menyelenggarakan bazar bunga.

Baca Juga:  Nikmati Promo July is Holiday dari Labersa Hotel

"Acaranya 6 April di kantor dinas setempat. Bazar dimaksudkan untuk menyerap produk bunga potong tersebut. Pada bazar tersebut terjual krisan hingga 450 ikat dan rencananya kami akan mengadakan bazar serupa jelang akhir Ramadan atau setelah Hari Raya Idul Fitri," jelasnya.

Insiatif tersebut sangat diapresiasi oleh Kementan. Liferdi menyampaikan bahwa selain untuk memberikan empati dan motivasi kepada petani yang usahanya sedang terpuruk.

"Kami menghimbau kepada pemerintah daerah lainnya, organisasi atau para dermawan yang peduli mengapresiasi kepada tim medis dan paramedic pejuang Covid-19, dapat melakukan hal yang sama sekaligus dapat membantu petani bunga," jelas Liferdi.

Meskipun di tengah pandemi, Liferdi menyampaikan bahwa justru saat inilah momen yang bagus untuk menggenjot produksi florikultura dalam negeri.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pandemi virus Covid-19 yang menimpa tanah air sejak awal Maret lalu telah berdampak cukup signifikan terhadap sektor ekonomi Indonesia. Sejumlah pihak pun menyebutkan bahwa sektor yang paling terdampak di antaranya adalah sektor rumah tangga, UMKM, korporasi, dan sektor keuangan.

Bahkan, untuk permintaan konsumen di dalam negeri terhadap florikultura pun juga cukup terimbas akibat virus corona. Pasalnya, komoditas florikultura memiliki masa kesegaran yang berbeda dengan komoditas pertanian yang lain.

- Advertisement -

"Terutama bunga dan daun potong karena sifat komoditas ini yang memiliki vaselife (masa kesegaran) terbatas sekitar dua pekan," ujar Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Liferdi Lukman melalui keterangan tertulisnya, Jumat (17/4).

Bahkan, akibat hal itu, beberapa petani florikultura mengeluhkan sepinya permintaan bunga seperti yang dialami oleh petani bunga krisan di Kabupaten Cianjur.

- Advertisement -
Baca Juga:  Kapolresta, Ratusan Perwira dan Bintara Ikut Donor Plasma Konvalesen

Salah satu yang mengeluhkan hal itu, yakni Andi Burdah Zawahir, seorang petani (bunga) krisan sekaligus sebagai ketua kelompok tani Selaawi Mukti di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yang membeberkan bahwa penjualan krisan menurun hampir 100 persen setelah adanya virus corona.

"Kebijakan lockdown di beberapa daerah guna menghambat penyebaran virus corona seperti imbauan stay at home, jaga jarak (physical distancing) dan penundaan hajatan seperti pernikahan dan kegiatan lainnya yang biasanya membutuhkan bunga untuk dekorasi, sangat bepengaruh terhadap penjualan bunga dan daun potong," kata dia.

Walaupun demikian, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur tidak tinggal diam. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur Ahmad Nano mengungkapkan, guna mengurangi beban kerugian petani bunga potong pihaknya menyelenggarakan bazar bunga.

Baca Juga:  Penghormatan untuk Floyd

"Acaranya 6 April di kantor dinas setempat. Bazar dimaksudkan untuk menyerap produk bunga potong tersebut. Pada bazar tersebut terjual krisan hingga 450 ikat dan rencananya kami akan mengadakan bazar serupa jelang akhir Ramadan atau setelah Hari Raya Idul Fitri," jelasnya.

Insiatif tersebut sangat diapresiasi oleh Kementan. Liferdi menyampaikan bahwa selain untuk memberikan empati dan motivasi kepada petani yang usahanya sedang terpuruk.

"Kami menghimbau kepada pemerintah daerah lainnya, organisasi atau para dermawan yang peduli mengapresiasi kepada tim medis dan paramedic pejuang Covid-19, dapat melakukan hal yang sama sekaligus dapat membantu petani bunga," jelas Liferdi.

Meskipun di tengah pandemi, Liferdi menyampaikan bahwa justru saat inilah momen yang bagus untuk menggenjot produksi florikultura dalam negeri.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari