Jumat, 20 Juni 2025

Terbangun di Kantong Jenazah

JANTUNG petugas rumah duka Duarte and Sons Funeral, Paraguay, berdegup kencang. Kantong jenazah yang baru diserahkan San Fernando Clinic bergerak-gerak. Dengan mengumpulkan segenap keberanian, mereka membuka kantong tersebut.

Jenazah di dalamnya, Gladys Rodriguez Duarte, terbangun. Gladys bukan zombi. Perempuan 46 tahun itu menjadi korban salah diagnosis. Dia masih hidup, tapi dinyatakan sudah meninggal dan dikirim ke rumah duka. Beruntung, dia terbangun sebelum dimasukkan ke peti jenazah.

Dilansir Mirror, perempuan asal Kota Coronel Oviedo itu pergi ke San Fernando Clinic karena tekanan darahnya naik.

Dia tiba pada pukul 09.30 dan diperiksa Dr Heriberto Vera. Dua jam kemudian, dokter menyatakan kepada sang suami, Maximino Duarte Ferreira, bahwa nyawa Gladys tidak tertolong. Tubuhnya dimasukkan ke kantong jenazah dan dikirim ke rumah duka.  "Dia (dokter Vera, red) bahkan tidak berusaha menyelamatkannya," ujar Maximino. Gladys kini dirawat di Social Welfare Institute.(sha/c14/ayi/jpg)

Baca Juga:  KKN Mandiri Reguler Mahasiswa UAD Yogyakarta di Pulau Burung Inhil

JANTUNG petugas rumah duka Duarte and Sons Funeral, Paraguay, berdegup kencang. Kantong jenazah yang baru diserahkan San Fernando Clinic bergerak-gerak. Dengan mengumpulkan segenap keberanian, mereka membuka kantong tersebut.

Jenazah di dalamnya, Gladys Rodriguez Duarte, terbangun. Gladys bukan zombi. Perempuan 46 tahun itu menjadi korban salah diagnosis. Dia masih hidup, tapi dinyatakan sudah meninggal dan dikirim ke rumah duka. Beruntung, dia terbangun sebelum dimasukkan ke peti jenazah.

Dilansir Mirror, perempuan asal Kota Coronel Oviedo itu pergi ke San Fernando Clinic karena tekanan darahnya naik.

Dia tiba pada pukul 09.30 dan diperiksa Dr Heriberto Vera. Dua jam kemudian, dokter menyatakan kepada sang suami, Maximino Duarte Ferreira, bahwa nyawa Gladys tidak tertolong. Tubuhnya dimasukkan ke kantong jenazah dan dikirim ke rumah duka.  "Dia (dokter Vera, red) bahkan tidak berusaha menyelamatkannya," ujar Maximino. Gladys kini dirawat di Social Welfare Institute.(sha/c14/ayi/jpg)

Baca Juga:  KKN Mandiri Reguler Mahasiswa UAD Yogyakarta di Pulau Burung Inhil
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JANTUNG petugas rumah duka Duarte and Sons Funeral, Paraguay, berdegup kencang. Kantong jenazah yang baru diserahkan San Fernando Clinic bergerak-gerak. Dengan mengumpulkan segenap keberanian, mereka membuka kantong tersebut.

Jenazah di dalamnya, Gladys Rodriguez Duarte, terbangun. Gladys bukan zombi. Perempuan 46 tahun itu menjadi korban salah diagnosis. Dia masih hidup, tapi dinyatakan sudah meninggal dan dikirim ke rumah duka. Beruntung, dia terbangun sebelum dimasukkan ke peti jenazah.

Dilansir Mirror, perempuan asal Kota Coronel Oviedo itu pergi ke San Fernando Clinic karena tekanan darahnya naik.

Dia tiba pada pukul 09.30 dan diperiksa Dr Heriberto Vera. Dua jam kemudian, dokter menyatakan kepada sang suami, Maximino Duarte Ferreira, bahwa nyawa Gladys tidak tertolong. Tubuhnya dimasukkan ke kantong jenazah dan dikirim ke rumah duka.  "Dia (dokter Vera, red) bahkan tidak berusaha menyelamatkannya," ujar Maximino. Gladys kini dirawat di Social Welfare Institute.(sha/c14/ayi/jpg)

Baca Juga:  Polres Ingatkan Disiplin Lalu Lintas dan Taat Prokes

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari