Sabtu, 12 April 2025

Tak Pernah ke Wuhan, Warga Taiwan Meninggal Akibat Virus Corona

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Seorang pria yang terinfeksi virus corona di Taiwan meninggal dunia. Artinya itu menjadi kematian yang pertama di Taiwan akibat virus yang kini bernama COVID-19 itu. Selain Filipina dan Prancis, Taiwan juga sudah mengumumkan kasus kematian akibat virus tersebut.

Dalam laman South China Morning Post, Senin (17/2), Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung mengatakan dalam konferensi pers pada hari Ahad (16/2) bahwa kasus meninggal adalah seorang pria berusia 60-an. Dia tak punya catatan bepergian ke luar negeri baru-baru ini apalagi ke Wuhan. Namun pria itu menderita diabetes dan hepatitis B.

“Ini adalah kematian pertama di Taiwan, di mana ada 20 kasus yang dikonfirmasi positif,” kata Menteri Chen Shih-chung seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin (17/2).

Baca Juga:  Truk Barang Dilarang Operasi selama Tiga Hari 

Jumlah kasus baru di China turun selama 3 hari berturut-turut. Hal itu sesuai prediksi dan harapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal wabah yang tak akan terus menerus berkembang.

Meski menurun, kekhawatiran global masih tinggi tentang penyebaran virus yang pertama kali muncul di provinsi Hubei. Di luar China, ada sekitar 500 kasus di lebih dari 25 negara dan wilayah, dengan lima kematian dilaporkan di Jepang, Hong Kong, Filipina, Prancis, dan Taiwan.

Para peneliti memprediksi virus ini akan berakhir pada April 2020 saat musim semi nanti. Sebab virus akan berangsur mati saat udara hangat. Harapan itu juga yang pernah dilontarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam kicauannya.

Baca Juga:  Bappeda Lakukan Finalisasi Draf Ranperda RTRW

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Seorang pria yang terinfeksi virus corona di Taiwan meninggal dunia. Artinya itu menjadi kematian yang pertama di Taiwan akibat virus yang kini bernama COVID-19 itu. Selain Filipina dan Prancis, Taiwan juga sudah mengumumkan kasus kematian akibat virus tersebut.

Dalam laman South China Morning Post, Senin (17/2), Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung mengatakan dalam konferensi pers pada hari Ahad (16/2) bahwa kasus meninggal adalah seorang pria berusia 60-an. Dia tak punya catatan bepergian ke luar negeri baru-baru ini apalagi ke Wuhan. Namun pria itu menderita diabetes dan hepatitis B.

“Ini adalah kematian pertama di Taiwan, di mana ada 20 kasus yang dikonfirmasi positif,” kata Menteri Chen Shih-chung seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin (17/2).

Baca Juga:  Tutup Pintu untuk 10 Negara Suspect Virus Corona, Ini Alasan DPR

Jumlah kasus baru di China turun selama 3 hari berturut-turut. Hal itu sesuai prediksi dan harapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal wabah yang tak akan terus menerus berkembang.

Meski menurun, kekhawatiran global masih tinggi tentang penyebaran virus yang pertama kali muncul di provinsi Hubei. Di luar China, ada sekitar 500 kasus di lebih dari 25 negara dan wilayah, dengan lima kematian dilaporkan di Jepang, Hong Kong, Filipina, Prancis, dan Taiwan.

Para peneliti memprediksi virus ini akan berakhir pada April 2020 saat musim semi nanti. Sebab virus akan berangsur mati saat udara hangat. Harapan itu juga yang pernah dilontarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam kicauannya.

Baca Juga:  Berharap Situasi Kondusif

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Tak Pernah ke Wuhan, Warga Taiwan Meninggal Akibat Virus Corona

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Seorang pria yang terinfeksi virus corona di Taiwan meninggal dunia. Artinya itu menjadi kematian yang pertama di Taiwan akibat virus yang kini bernama COVID-19 itu. Selain Filipina dan Prancis, Taiwan juga sudah mengumumkan kasus kematian akibat virus tersebut.

Dalam laman South China Morning Post, Senin (17/2), Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung mengatakan dalam konferensi pers pada hari Ahad (16/2) bahwa kasus meninggal adalah seorang pria berusia 60-an. Dia tak punya catatan bepergian ke luar negeri baru-baru ini apalagi ke Wuhan. Namun pria itu menderita diabetes dan hepatitis B.

“Ini adalah kematian pertama di Taiwan, di mana ada 20 kasus yang dikonfirmasi positif,” kata Menteri Chen Shih-chung seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin (17/2).

Baca Juga:  Tutup Pintu untuk 10 Negara Suspect Virus Corona, Ini Alasan DPR

Jumlah kasus baru di China turun selama 3 hari berturut-turut. Hal itu sesuai prediksi dan harapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal wabah yang tak akan terus menerus berkembang.

Meski menurun, kekhawatiran global masih tinggi tentang penyebaran virus yang pertama kali muncul di provinsi Hubei. Di luar China, ada sekitar 500 kasus di lebih dari 25 negara dan wilayah, dengan lima kematian dilaporkan di Jepang, Hong Kong, Filipina, Prancis, dan Taiwan.

Para peneliti memprediksi virus ini akan berakhir pada April 2020 saat musim semi nanti. Sebab virus akan berangsur mati saat udara hangat. Harapan itu juga yang pernah dilontarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam kicauannya.

Baca Juga:  Jumat Berkah, JKC Bagikan 300 Bungkus Makanan

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Seorang pria yang terinfeksi virus corona di Taiwan meninggal dunia. Artinya itu menjadi kematian yang pertama di Taiwan akibat virus yang kini bernama COVID-19 itu. Selain Filipina dan Prancis, Taiwan juga sudah mengumumkan kasus kematian akibat virus tersebut.

Dalam laman South China Morning Post, Senin (17/2), Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung mengatakan dalam konferensi pers pada hari Ahad (16/2) bahwa kasus meninggal adalah seorang pria berusia 60-an. Dia tak punya catatan bepergian ke luar negeri baru-baru ini apalagi ke Wuhan. Namun pria itu menderita diabetes dan hepatitis B.

“Ini adalah kematian pertama di Taiwan, di mana ada 20 kasus yang dikonfirmasi positif,” kata Menteri Chen Shih-chung seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin (17/2).

Baca Juga:  Pemko Dumai Akan Kunjungi 83 Rumah Ibadah

Jumlah kasus baru di China turun selama 3 hari berturut-turut. Hal itu sesuai prediksi dan harapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal wabah yang tak akan terus menerus berkembang.

Meski menurun, kekhawatiran global masih tinggi tentang penyebaran virus yang pertama kali muncul di provinsi Hubei. Di luar China, ada sekitar 500 kasus di lebih dari 25 negara dan wilayah, dengan lima kematian dilaporkan di Jepang, Hong Kong, Filipina, Prancis, dan Taiwan.

Para peneliti memprediksi virus ini akan berakhir pada April 2020 saat musim semi nanti. Sebab virus akan berangsur mati saat udara hangat. Harapan itu juga yang pernah dilontarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam kicauannya.

Baca Juga:  Sedang Panen Alpukat, Sekeluarga Disambar Petir, Satu Tewas

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari