JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Seorang pria yang terinfeksi virus corona di Taiwan meninggal dunia. Artinya itu menjadi kematian yang pertama di Taiwan akibat virus yang kini bernama COVID-19 itu. Selain Filipina dan Prancis, Taiwan juga sudah mengumumkan kasus kematian akibat virus tersebut.
Dalam laman South China Morning Post, Senin (17/2), Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung mengatakan dalam konferensi pers pada hari Ahad (16/2) bahwa kasus meninggal adalah seorang pria berusia 60-an. Dia tak punya catatan bepergian ke luar negeri baru-baru ini apalagi ke Wuhan. Namun pria itu menderita diabetes dan hepatitis B.
“Ini adalah kematian pertama di Taiwan, di mana ada 20 kasus yang dikonfirmasi positif,” kata Menteri Chen Shih-chung seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin (17/2).
Jumlah kasus baru di China turun selama 3 hari berturut-turut. Hal itu sesuai prediksi dan harapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal wabah yang tak akan terus menerus berkembang.
Meski menurun, kekhawatiran global masih tinggi tentang penyebaran virus yang pertama kali muncul di provinsi Hubei. Di luar China, ada sekitar 500 kasus di lebih dari 25 negara dan wilayah, dengan lima kematian dilaporkan di Jepang, Hong Kong, Filipina, Prancis, dan Taiwan.
Para peneliti memprediksi virus ini akan berakhir pada April 2020 saat musim semi nanti. Sebab virus akan berangsur mati saat udara hangat. Harapan itu juga yang pernah dilontarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam kicauannya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Seorang pria yang terinfeksi virus corona di Taiwan meninggal dunia. Artinya itu menjadi kematian yang pertama di Taiwan akibat virus yang kini bernama COVID-19 itu. Selain Filipina dan Prancis, Taiwan juga sudah mengumumkan kasus kematian akibat virus tersebut.
Dalam laman South China Morning Post, Senin (17/2), Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung mengatakan dalam konferensi pers pada hari Ahad (16/2) bahwa kasus meninggal adalah seorang pria berusia 60-an. Dia tak punya catatan bepergian ke luar negeri baru-baru ini apalagi ke Wuhan. Namun pria itu menderita diabetes dan hepatitis B.
- Advertisement -
“Ini adalah kematian pertama di Taiwan, di mana ada 20 kasus yang dikonfirmasi positif,” kata Menteri Chen Shih-chung seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin (17/2).
Jumlah kasus baru di China turun selama 3 hari berturut-turut. Hal itu sesuai prediksi dan harapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal wabah yang tak akan terus menerus berkembang.
- Advertisement -
Meski menurun, kekhawatiran global masih tinggi tentang penyebaran virus yang pertama kali muncul di provinsi Hubei. Di luar China, ada sekitar 500 kasus di lebih dari 25 negara dan wilayah, dengan lima kematian dilaporkan di Jepang, Hong Kong, Filipina, Prancis, dan Taiwan.
Para peneliti memprediksi virus ini akan berakhir pada April 2020 saat musim semi nanti. Sebab virus akan berangsur mati saat udara hangat. Harapan itu juga yang pernah dilontarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam kicauannya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman