DINAS Pariwisata Provinsi Riau diminta untuk lebih kreatif. Khususnya dalam menggarap agenda pariwisata berkelanjutan serta program yang mampu menarik wisatawan ke bumi Lancang Kuning. Permintaan itu disampaikan Ketua Komisi V DPRD Riau Eddy Mohd Yatim, menanggapi evaluasi kinerja Dispar pada tahun sebelumnya.
"Kami minta agar lebih kreatif. Beberapa kali kami pernah sampaikan usulan program agar dilaksanakan. Namun tidak ada perubahan signifikan. Ini yang harus dijadikan evaluasi untuk tahun 2020 ini," sebut Eddy kepada Riau Pos, baru-baru ini.
Lebih jauh disampaikan dia, beberapa kegiatan atau program yang dilaksanakan sama sekali belum dikerjakan secara serius. Ia menggambarkan angka kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing ke Riau yang tidak terlalu signifikan. Bahkan dirinya melihat dinas terkait selama ini hanya fokus pada kegiatan seremonial saja. Seharusnya Dispar sebagai leading sector bisa mengawal program yang direncanakan secara berkelanjutan.
"Iven, habis itu selesai. Harusnya ada kelanjutan. Padahal potensi objek wisata kita bagus. Banyak yang tidak terkelola dengan baik," sebutnya.
Ia menambahkan, Dinas Pariwisata harusnya memiliki peta induk destinasi wisata di Riau. Sehingga ketika itu ada, maka secara sistemik pembenahan bisa dilakukan. Bahkan arah untuk kemajuan pariwasata di Riau bisa terukur lebih baik. Hal itu bisa dilihat dari hasil capaian serta evaluasi yang diadakan secara berkala. Sehingga bisa beriring dengan penambahan pundi pendapatan asli daerah. Untuk pengelolaan dan perawatan, Dinas Pariwisata dikatakan dia bisa berkolaborasi dengan instansi lainnya.
Seperti Dinas PU untuk perbaikan akses jalan menuju destinasi wisata. Sehingga, target pembangunan bisa di selaraskan dengan objek pariwisata yang ada.
"Kita lihat saja Pulau Rupat. Apakah sudah terkelola dengan baik? Masih banyak tujuan wisata disana yang belum tersentuh. Sering kali kami sampaikan, kita tidak bisa lagi mengandalkan sektor migas. Harus move on! Salah satu yang akan menjadi harapan itu ya pariwisata," tambahnya.
Atas kondisi itu, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap Dinas Pariwisata. Kemudian melakukan evaluasi terhadap kinerja tahun 2019 lalu. Kemudian melakukan pengawalan terhadap program yang telah dicanangkan di APBD 2020. Hal itu dianggap penting mengingat capaian pariwisata Riau masih jauh dari target yang telah ditetapkan.(adv)
DINAS Pariwisata Provinsi Riau diminta untuk lebih kreatif. Khususnya dalam menggarap agenda pariwisata berkelanjutan serta program yang mampu menarik wisatawan ke bumi Lancang Kuning. Permintaan itu disampaikan Ketua Komisi V DPRD Riau Eddy Mohd Yatim, menanggapi evaluasi kinerja Dispar pada tahun sebelumnya.
- Advertisement -
"Kami minta agar lebih kreatif. Beberapa kali kami pernah sampaikan usulan program agar dilaksanakan. Namun tidak ada perubahan signifikan. Ini yang harus dijadikan evaluasi untuk tahun 2020 ini," sebut Eddy kepada Riau Pos, baru-baru ini.
- Advertisement -
Lebih jauh disampaikan dia, beberapa kegiatan atau program yang dilaksanakan sama sekali belum dikerjakan secara serius. Ia menggambarkan angka kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing ke Riau yang tidak terlalu signifikan. Bahkan dirinya melihat dinas terkait selama ini hanya fokus pada kegiatan seremonial saja. Seharusnya Dispar sebagai leading sector bisa mengawal program yang direncanakan secara berkelanjutan.
"Iven, habis itu selesai. Harusnya ada kelanjutan. Padahal potensi objek wisata kita bagus. Banyak yang tidak terkelola dengan baik," sebutnya.
Ia menambahkan, Dinas Pariwisata harusnya memiliki peta induk destinasi wisata di Riau. Sehingga ketika itu ada, maka secara sistemik pembenahan bisa dilakukan. Bahkan arah untuk kemajuan pariwasata di Riau bisa terukur lebih baik. Hal itu bisa dilihat dari hasil capaian serta evaluasi yang diadakan secara berkala. Sehingga bisa beriring dengan penambahan pundi pendapatan asli daerah. Untuk pengelolaan dan perawatan, Dinas Pariwisata dikatakan dia bisa berkolaborasi dengan instansi lainnya.
Seperti Dinas PU untuk perbaikan akses jalan menuju destinasi wisata. Sehingga, target pembangunan bisa di selaraskan dengan objek pariwisata yang ada.
"Kita lihat saja Pulau Rupat. Apakah sudah terkelola dengan baik? Masih banyak tujuan wisata disana yang belum tersentuh. Sering kali kami sampaikan, kita tidak bisa lagi mengandalkan sektor migas. Harus move on! Salah satu yang akan menjadi harapan itu ya pariwisata," tambahnya.
Atas kondisi itu, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap Dinas Pariwisata. Kemudian melakukan evaluasi terhadap kinerja tahun 2019 lalu. Kemudian melakukan pengawalan terhadap program yang telah dicanangkan di APBD 2020. Hal itu dianggap penting mengingat capaian pariwisata Riau masih jauh dari target yang telah ditetapkan.(adv)