(RIAUPOS.CO) – Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kampar Dedy Sambudi pada Selasa (15/9) melaporkan, pasien Covid-19 di Kabupaten Kampar mencatatkan angka kesembuhan tertinggi. Kemarin, pasien asal Kampar baik yang dirawat di Pekanbaru maupun di Kampar, mencapai 52 orang. Mereka diperbolehkan pulang kendati tetap harus isolasi terlebih dahulu di rumah.
‘’Hari cukup banyak yang sembuh, mencapai 52 orang. Maka terakumulasi yang sudah sembuh sudah lebih dari 200-an pasien. Dari total akumulasi pasien Covid-19 sebanyak 498 pasien, meninggal sejauh ini tercatat 7 pasien. Maka tingkat kesembuhan Kabupaten Kampar masih 99 persen. Kami harapkan ini terus menunjukkan perkembangan yang baik sesuai harapan kita semua,’’ kata Dedy Sambudi.
Selama menangani Covid-19 di Kampar beberapa bulan terakhir, Dedy melihat ada dinamika menarik terkait para pasien yang dirawat di taman rekreasi Stanum. Angka kesembuhan pasien Covid-19 di tempat wisata legendaris di Bangkinang ini sejauh ini mencapai 100 persen. Bahkan banyak pasien yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Pekanbaru, banyak minta pindah ke stanum.
‘’Memang sejauh ini, layak kita syukuri, mencapai 100 persen. Memang aura isolasi pasien di stanum berbeda. Disana kan sistemnya, kendati tertutup, tapi luas. Pasien bisa bebas keluar ruangan, berolahraga, menghirup udara segar yang tentunya dipantau tim kesehatan kita. Stanum saya kira membuat pasien lebih optimis dan tidak tertekan, hingga mungkin daya imunnya meningkat, hingga bisa cepat sembuh,’’ kata Dedy.
Selain angka kesembuhan 100 persen, para pasien Covid-19 di Stanum juga cepat sembuh. Selain memang Stanum cukup luas, kawasan ini juga sangat asri dan sejuk. Terletak di kaki Bukit Candika, Stanum memberikan pemandangan yang indah kepada para pasien. Sementar para petugas juga selalu siaga. Pasien disini juga mendapatkan kamar isolasi sendiri-sendiri.
‘’Namun Stanum pada hari ini penuh, batasnya cuma ada 78 kamar. Maka hingga hari ini, hampir seluruh Puskesmas yang punya fasilitas rawat inap kami siapkan untuk pasien Covid-19. Kecuali yang di Lipat Kain. Karena di sana untuk pengalihan perawatan ke Puskesmas lainnya cukup jauh. Hingga pasien Covid-19 yang dipindahkan atau dirawat di tempat lain,’’ sebut Dedy.
Pada, Selasa (15/9) siang, setelah menggelar rapat bersama Tim Satgas terakit Sosialisasi Perbup No 44 tahun 2020 tentang pendisiplinan protokol kesehatan Dedy langsung bergerak ke Kota Garo, Tapung Hilir. Dedy dan timnya mempersiapkan Puskesmas rawat inap disana sebagai ruang cadangan bagi pasien Covid-19. ‘’Semua kami siapkan. Untuk jaga-jaga kalau angka pasien meningkat. Tentu saja kita semua tidak ingin seperti itu, tapi kita harus tetap siaga,’’ tutup Dedy.(adv)