Jumat, 20 September 2024

Banyak Pasien Covid-19 Meninggal dengan Gumpalan Darah di Paru-Paru

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Berbagai kasus kematian akibat Covid-19 umumnya dialami oleh mereka yang berada dalam kelompok rentan seperti lansia atau mereka dengan penyakit penyerta. Dan studi terbaru mengatakan, sebagian besar dari mereka yang meninggal mengalami gumpalan darah atau trombosis di paru-paru

Dilansir dari AsiaOne, Selasa (16/6), studi global pada pasien Covid-19 telah menunjukkan bahwa sekitar 15 persen pasien yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami penyakit serius. Dan 5 persen menjadi sakit kritis yang memerlukan ventilasi di unit perawatan intensif (ICU).

Rata-rata pasien meninggal mengalami gagal napas akibat hipoksia atau sepsis, yang mengarah ke koagulasi intravaskular diseminata (DIVC) dan kegagalan multiorgan, atau kombinasi dari semuanya. Menariknya, laporan post-mortem baru menunjukkan bahwa sebagian besar pasien ini meninggal karena trombosis (gumpalan darah) difus, terutama di pembuluh di paru-paru.

Baca Juga:  Pemkab Terima Tiga Penghargaan Bidang Keuangan

Satu penelitian besar di Jerman meneliti serangkaian 184 pasien yang dirawat di ICU, di antaranya emboli paru terjadi pada 25 (14 persen) pasien, kateter terkait trombosis (gumpalan darah) pada dua pasien, dan satu memiliki trombosis vena dalam di kaki. Insiden kumulatif tromboemboli vena adalah 27 persen.

- Advertisement -

Sebuah penelitian Prrancis yang melakukan skrining ultrasonografi tungkai bawah pada pasien Covid-19 menemukan 70 persen dari mereka dengan tromboemboli vena. Bahkan pada pasien yang secara anti koagulasi profilaksis. Laporan post-mortem baru-baru ini di Italia, Prancis dan Belgia telah menunjukkan insiden trombosis (gumpalan darah) yang tinggi di arteri paru-paru.

Risiko tromboemboli vena (VTE) bisa terjadi karena berbagai faktor. Yaitu termasuk usia yang lebih tua, sepsis, imobilitas, obesitas, jalur intravena dan pneumonia.

- Advertisement -
Baca Juga:  FSGI Dukung Pemerintah Tiadakan UN

Jika mereka dianggap berisiko tinggi untuk trombosis atau mengalami gumpalan darah, maka dokter akan memberikan obat pengencer darah atau antikoagulan secara rutin. Ketika post-mortem selektif dilakukan di negara-negara Eropa baru-baru ini, mengejutkan bahwa trombosis yang meluas adalah penyebab kematian.

Trombosis meluas yang dilaporkan diyakini disebabkan oleh kerusakan pembuluh baik oleh invasi langsung endotelium oleh virus atau oleh sitokin yang dilepaskan oleh respon inflamasi sistemik. Untuk saat ini, sebagian besar pasien secara rutin diresepkan obat pengencer darah heparin.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Berbagai kasus kematian akibat Covid-19 umumnya dialami oleh mereka yang berada dalam kelompok rentan seperti lansia atau mereka dengan penyakit penyerta. Dan studi terbaru mengatakan, sebagian besar dari mereka yang meninggal mengalami gumpalan darah atau trombosis di paru-paru

Dilansir dari AsiaOne, Selasa (16/6), studi global pada pasien Covid-19 telah menunjukkan bahwa sekitar 15 persen pasien yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami penyakit serius. Dan 5 persen menjadi sakit kritis yang memerlukan ventilasi di unit perawatan intensif (ICU).

Rata-rata pasien meninggal mengalami gagal napas akibat hipoksia atau sepsis, yang mengarah ke koagulasi intravaskular diseminata (DIVC) dan kegagalan multiorgan, atau kombinasi dari semuanya. Menariknya, laporan post-mortem baru menunjukkan bahwa sebagian besar pasien ini meninggal karena trombosis (gumpalan darah) difus, terutama di pembuluh di paru-paru.

Baca Juga:  Luhut: Penusukan Wiranto hanya Insiden Kecil

Satu penelitian besar di Jerman meneliti serangkaian 184 pasien yang dirawat di ICU, di antaranya emboli paru terjadi pada 25 (14 persen) pasien, kateter terkait trombosis (gumpalan darah) pada dua pasien, dan satu memiliki trombosis vena dalam di kaki. Insiden kumulatif tromboemboli vena adalah 27 persen.

Sebuah penelitian Prrancis yang melakukan skrining ultrasonografi tungkai bawah pada pasien Covid-19 menemukan 70 persen dari mereka dengan tromboemboli vena. Bahkan pada pasien yang secara anti koagulasi profilaksis. Laporan post-mortem baru-baru ini di Italia, Prancis dan Belgia telah menunjukkan insiden trombosis (gumpalan darah) yang tinggi di arteri paru-paru.

Risiko tromboemboli vena (VTE) bisa terjadi karena berbagai faktor. Yaitu termasuk usia yang lebih tua, sepsis, imobilitas, obesitas, jalur intravena dan pneumonia.

Baca Juga:  Pesanan Online

Jika mereka dianggap berisiko tinggi untuk trombosis atau mengalami gumpalan darah, maka dokter akan memberikan obat pengencer darah atau antikoagulan secara rutin. Ketika post-mortem selektif dilakukan di negara-negara Eropa baru-baru ini, mengejutkan bahwa trombosis yang meluas adalah penyebab kematian.

Trombosis meluas yang dilaporkan diyakini disebabkan oleh kerusakan pembuluh baik oleh invasi langsung endotelium oleh virus atau oleh sitokin yang dilepaskan oleh respon inflamasi sistemik. Untuk saat ini, sebagian besar pasien secara rutin diresepkan obat pengencer darah heparin.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari