Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Penderita GERD, Hindari Konsumsi Makanan Lemak selama Puasa

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Dokter Umum RS Sari Asih Karawaci Tangerang, dr Fadli Ambara mengatakan penderita penyakit pencernaan seperti maag dan asam lambung (GERD) tetap bisa melaksanakan ibadah puasa namun harus menghindari mengkonsumsi makanan pedas dan lemak tinggi.

"Konsumsi makanan tinggi lemak saat sahur dapat membebani lambung. Nantinya saat pagi harinya perut mulai terasa tidak nyaman," kata dr Fadli Ambara di Tangerang, Kamis dalam keterangannya.

Dijelaskannya penyakit pencernaan memang menjadi momok menakutkan bagi sejumlah orang yang memiliki riwayat tertentu dalam menjalankan ibadah puasa. "Ibadah puasa Ramadan tetap dapat dijalani oleh para penderita penyakit asam lambung dengan beberapa catatan," ujarnya.

Catatan lainnya yang harus diperhatikan adalah terkait konsumsi obat. Biasanya akan timbul rasa tidak nyaman pada penderita GERD/penyakit asam lambung pada saat berpuasa. Kalau merasa tidak nyaman, sehari sebelum puasa dan sebelum sahur bisa minum obat terlebih dahulu.

Baca Juga:  65 Perusahaan Diusut Terkait Karhutla, 20 Perusahaan Asing

"Rasa tidak nyaman itu biasanya hanya terjadi tujuh hingga sepuluh hari di awal puasa, namun kemudian kondisi tubuh akan beradaptasi dan mulai nyaman menjalani puasa tanpa memerlukan bantuan obat," ujarnya.

Mengenai menu makanan juga harus diperhatikan yakni agar mengutamakan berjenis clean food seperti sayur yang direbus atau protein rendah lemak yang dikukus atau dibakar.

"Makanan tanpa rasa pedas dan asam bisa menjadi pilihan sebagai menu sahur. Kemudian saat berbuka, baru bisa konsumsi makanan berlemak seperti kolak, gulai atau rendang, tapi jangan berlebihan," katanya.

Kemudian ketika berbuka puasa agar tidak dengan makanan yang terlalu banyak dan cepat. Setelah berbuka puasa dengan makanan yang manis dan dianjurkan untuk melaksanakan Salat Maghrib dahulu.

Baca Juga:  Selama Pandemi, Begini Cara Mendapatkan Bibit Gratis dari BPDASHL Indragiri Rokan

"Konsumsi makanan berat bisa setelah Salat Maghrib. Tujuannya ini supaya lambung tidak kaget, dan tentu saja agar mengurangi risiko terjadinya GERD," ujarnya.

Lalu pastikan tidak melewatkan waktu sahur, hindari tidur setelah sahur agar tidak memperberat kerja dari LES sehingga mengurangi resiko terjadinya GERD.

Jika gejala GERD memberat seperti mual mual, rasa panas di daerah dada atau heartBurn, sesak, maka tidak disarankan untuk melanjutkan puasa, apalagi sampai timbul gejala muntah.

"Kesimpulannya janganlah takut untuk berpuasa bagi para penderita penyakit GERD atau asam lambung," katanya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Dokter Umum RS Sari Asih Karawaci Tangerang, dr Fadli Ambara mengatakan penderita penyakit pencernaan seperti maag dan asam lambung (GERD) tetap bisa melaksanakan ibadah puasa namun harus menghindari mengkonsumsi makanan pedas dan lemak tinggi.

"Konsumsi makanan tinggi lemak saat sahur dapat membebani lambung. Nantinya saat pagi harinya perut mulai terasa tidak nyaman," kata dr Fadli Ambara di Tangerang, Kamis dalam keterangannya.

- Advertisement -

Dijelaskannya penyakit pencernaan memang menjadi momok menakutkan bagi sejumlah orang yang memiliki riwayat tertentu dalam menjalankan ibadah puasa. "Ibadah puasa Ramadan tetap dapat dijalani oleh para penderita penyakit asam lambung dengan beberapa catatan," ujarnya.

Catatan lainnya yang harus diperhatikan adalah terkait konsumsi obat. Biasanya akan timbul rasa tidak nyaman pada penderita GERD/penyakit asam lambung pada saat berpuasa. Kalau merasa tidak nyaman, sehari sebelum puasa dan sebelum sahur bisa minum obat terlebih dahulu.

- Advertisement -
Baca Juga:  Massa Desak Kejati Tangkap Sejumlah Pejabat 

"Rasa tidak nyaman itu biasanya hanya terjadi tujuh hingga sepuluh hari di awal puasa, namun kemudian kondisi tubuh akan beradaptasi dan mulai nyaman menjalani puasa tanpa memerlukan bantuan obat," ujarnya.

Mengenai menu makanan juga harus diperhatikan yakni agar mengutamakan berjenis clean food seperti sayur yang direbus atau protein rendah lemak yang dikukus atau dibakar.

"Makanan tanpa rasa pedas dan asam bisa menjadi pilihan sebagai menu sahur. Kemudian saat berbuka, baru bisa konsumsi makanan berlemak seperti kolak, gulai atau rendang, tapi jangan berlebihan," katanya.

Kemudian ketika berbuka puasa agar tidak dengan makanan yang terlalu banyak dan cepat. Setelah berbuka puasa dengan makanan yang manis dan dianjurkan untuk melaksanakan Salat Maghrib dahulu.

Baca Juga:  Wartawan dan Media Massa Diharapkan Terus Memperbaiki Kompetensi Berbahasa Indonesia

"Konsumsi makanan berat bisa setelah Salat Maghrib. Tujuannya ini supaya lambung tidak kaget, dan tentu saja agar mengurangi risiko terjadinya GERD," ujarnya.

Lalu pastikan tidak melewatkan waktu sahur, hindari tidur setelah sahur agar tidak memperberat kerja dari LES sehingga mengurangi resiko terjadinya GERD.

Jika gejala GERD memberat seperti mual mual, rasa panas di daerah dada atau heartBurn, sesak, maka tidak disarankan untuk melanjutkan puasa, apalagi sampai timbul gejala muntah.

"Kesimpulannya janganlah takut untuk berpuasa bagi para penderita penyakit GERD atau asam lambung," katanya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari