ROKAN HIILIR (RIAUPOS.CO) – SECARA umum terdapat dua kerawanan bencana di Rokan Hilir yakni banjir dan kebakaran. Hal itu terjadi bergantian seiring dengan perubahan musim yang biasanya terjadi.
Demikian disampaikan Sekdakab Rohil HM Job Kurniawan AP MSi sekaligus Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohil pada saat kegiatan yang melibatkan relawan Masyarakat Peduli Api di Bagansiapiapi, pekan lalu. "Ya untuk di Rohil dua bencana tersebut yang sering terjadi," kata Job.
Namun belakangan ini terangnya telah terjadi penurunan baik dari jumlah kasus yang terjadi maupun dari segi dampak yang ditimbulkan pada saat terjadi banjir ataupun kebakaran. Seperti banjir yang ditandai dengan tingginya curah hujan sejak Agustus sampai akhir tahun ini, namun dampaknya dinilai jauh lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Hal itu tidak terlepas karena cepat tanggapnya pemerintah daerah melakukan penanganan yang tepat, seperti dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dengan kegiatan normalisasi, pengerukan parit, sungai ataupun saluran drainase yang ada. Sehingga aliran air berjalan dengan lancar, tidak terjadi penyumbatan yang dapat mempengaruhi tingginya genangan air di permukiman masyarakat.
Selain itu untuk kasus kebakaran hutan atau lahan (karhutla) juga menurun drastis, namun pada tahun ini yang cukup menonjol adalah kejadian kebakaran pemukiman atau rumah warga. Dimana untuk daerah yang rawan terjadi kebakaran tersebut di Kecamatan Bangko, Bagan Sinembah dan Pekaitan.
"Bencana kebakaran rumah yang cukup sering terjadi tahun ini," kata sekdakab.(adv)
ROKAN HIILIR (RIAUPOS.CO) – SECARA umum terdapat dua kerawanan bencana di Rokan Hilir yakni banjir dan kebakaran. Hal itu terjadi bergantian seiring dengan perubahan musim yang biasanya terjadi.
Demikian disampaikan Sekdakab Rohil HM Job Kurniawan AP MSi sekaligus Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohil pada saat kegiatan yang melibatkan relawan Masyarakat Peduli Api di Bagansiapiapi, pekan lalu. "Ya untuk di Rohil dua bencana tersebut yang sering terjadi," kata Job.
- Advertisement -
Namun belakangan ini terangnya telah terjadi penurunan baik dari jumlah kasus yang terjadi maupun dari segi dampak yang ditimbulkan pada saat terjadi banjir ataupun kebakaran. Seperti banjir yang ditandai dengan tingginya curah hujan sejak Agustus sampai akhir tahun ini, namun dampaknya dinilai jauh lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Hal itu tidak terlepas karena cepat tanggapnya pemerintah daerah melakukan penanganan yang tepat, seperti dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dengan kegiatan normalisasi, pengerukan parit, sungai ataupun saluran drainase yang ada. Sehingga aliran air berjalan dengan lancar, tidak terjadi penyumbatan yang dapat mempengaruhi tingginya genangan air di permukiman masyarakat.
- Advertisement -
Selain itu untuk kasus kebakaran hutan atau lahan (karhutla) juga menurun drastis, namun pada tahun ini yang cukup menonjol adalah kejadian kebakaran pemukiman atau rumah warga. Dimana untuk daerah yang rawan terjadi kebakaran tersebut di Kecamatan Bangko, Bagan Sinembah dan Pekaitan.
"Bencana kebakaran rumah yang cukup sering terjadi tahun ini," kata sekdakab.(adv)