PANDEMI masih mengungkung dunia hinggga saat ini. Penyebaran Covid-19 belum juga melihatkan tanda akan berhenti. Keadaan ini memaksa kita harus melaksanakan 3M; memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan. Maka tidaklah heran pertemuan-pertemuan virtual menjadi alternatif agar roda kehidupan bisa berjalan. Anak- anak tidak lagi berangkat sekolah, cukup dengan membuka zoom kegiatan belajarpun dapat dimulai. Mahasiswapun mengalami nasib yang sama, apalah lagi bagi orang dewasa yang notabene sebagai orang yang bekerja. Kondisi ini mau tidak mau meningkatkan interaksi dengan gagdet. Nah, bagaimana cara kita menggunakan teknologi daring yang bijak, sehingga dapat memelihara kesehatan telinga?
Secara umum gangguan yang dapat terjadi pada telinga dengan era daring ada dua, pertama gangguan pada struktur dan kedua gangguan pada fungsi. Kedua hal ini dapat menjadi penyebab berkurangnya pendengaran. Secara struktur telinga dibagi atas tiga bagian; telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar meliputi daun telinga,liang telinga hingga gendang telinga. Telinga tengah terdiri dari gendang telinga bagian dalam,tulang-tulang pendengaran dan tuba eustachius- dimana tuba ini berfungsi sebagai ventilasi untuk telinga tengah. Sedangkan telinga dalam berisi rumah siput sebagai organ pendengaran dan organ vestibuler sebagai organ keseimbangan. Hambatan diketiga jalur ini akan menyebabkan gangguan pendengaran baik secara keseluruhan atau salah satunya.
Sebelumnya ingin dijelaskan bagaimana sih, proses mendengar terjadi? Suara yang datang akan ditangkap oleh daun telinga diteruskan keliang telinga. Suara yang masuk ini akan menggetarkan gendang telinga dan akan diperkuat oleh gerakan tulang- tulang pendengaran. Lalu suara masuk ke rumah siput sebagai generator yang mengubah suara menjadi energi listrik. Signal ini diteruskan ke otak,lalu otak akan menerjemahkan sehingga barulah bisa didengar suara tersebuat oleh telinga.
Gangguan pendengara akibat daring ini dapat bersifat permanen. Gangguan pendengaran adalah ketidamapuan untuk mendengarkan suara secara total atau parsial. Gangguan yang terjadi bisa ringan, sedang , berat dan sangat berat. Derajat ringan didefinisikan penurunan pendengaran 26 dB- 40dB, sedang 41-60 dB, berat 61-90 dB dan tuli sangat berat diatas 90 dB. Faktor yang mempengaruhi penurunan pendengaran berkaitan erat dengan intensitas bunyi, lamanya paparan dan faktor kerentanan individu. Intensitas bunyi maksimal yang masih bisa ditoleransi adalah 85 dB dengan lama paparan 8 jam. Intensitas yang melebihi angka diatas akan mengakibatkan kerusakan pada reseptor pendengaran corti di telinga dalam. Dalam era daring volume maksimal yang diizinkan 60 persen untuk bisa menjaga kesehatan pendengaran. Oleh sebab itu memilih tempat yang sepi dan tenang juga pilihan yang tepat agar volume yang digunakan tidak melebihi 60 persen. Bila terjadi nyeri di telinga, atau telinga menjadi berdenging makan beristirahtlah selama 60 menit.
Penggunaan earphone juga perlu menjadi perhatian. Kenapa demikian? Karena memakai earphone dapat semakin mendekatkan sumber bising dan bunyi ke telinga sehingga paparan yang diterima jauh lebih besar. Sebuah penelitian tahun 2018 oleh Rumampuk dkk menjelaskan bahwa 26,7 persen mahasiswa yang menggunakan earphone mengalami tuli ringan dan 6,7 persen mengalami tuli sedang. Intensitas bunyi dari earphone pada volume tertinggi bisa mencapai 121 dB. Dengan intensitas sebesar ini, lama paparan yang diizinkan untuk menggunakan hanya 7,03 detik. Penelitian lain menyebutkan menggunakan earphone lebih dari 30 menit dalam sehari beresiko mengalami gangguan dengar dua kali lipat. Jadi bila menggunkan earphone untuk waktu lebih lama,maka pakailah volume yang sangat minimal sehingga tidak merusak pendengaran. Dan yang tak kalah penting ,istirahatkan telinga saat tidur, lepaskan earphone dan jauhkan semua gadget.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan pilihlah earphone yang bisa menyaring bising sekitar. Hal ini berguna supaya kita tidak menggunakan volume maksimal untuk mendengar dengan jelas. Walau yang jenis ini relatif lebih mahal, apalah artinya untuk menjaga pendengaran agar tetap awet.
Disamping gangguan fungsi saraf oleh earphone, perangkat ini juga bisa menyebabkan peradangan di liang telinga disebut otitis eksterna, semacam bisul. Kondisi ini menimbulkan nyeri yang hebat dan liang telinga menjadi sempit sehingga pendengaran sedikit menurun. Untuk pencegahan pilihlah perangkat yang berbahan lembut dan ramah untuk liang telinga. Menjaga kebersihan earphone juga hal yag tak kalah penting untuk mencegah terjadinya infeksi.
Pandemi masih belum berakhir, pertemuan virtual akan terus berlanjut. Sayangi pendengaran anda. Segera berkonsultasi dengan fasilitas kesehatan terdekat untuk mencegah ketulian permanen.***
dr Hidayatul Fittia Sp THT-KL, Spesialis THT RS Awal Bros