JEDDAH (RIAUPOS.CO) – Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, jadi target serangan bom di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (11/11/2020) pagi waktu setempat.
AFP melaporkan, insiden penyerangan tersebut terjadi saat puluhan diplomat negara-negara Eropa menghadiri upacara peringatan Perang Dunia I di pemakaman non-Muslim di kota Jeddah. Tidak ada korban jiwa dalam aksi teror tersebut.
"Upacara tahunan untuk memperingati akhir Perang Dunia I di pemakaman non-muslim di Jeddah, dihadiri oleh beberapa konsulat, termasuk dari Perancis, menjadi sasaran serangan IED pagi ini, yang melukai beberapa orang," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Menlu Prancis, Jean-Yves Le Drian, yang selamat menyebut serangan tersebut sebagai aksi pengecut.
"Prancis mengutuk keras aksi pengecut dan penyerangan yang tidak dibenarkan ini," katanya.
Polisi dan militer masih memburu pihak yang bertanggung jawab serta memastikan apa motifnya.
Bulan lalu, seorang warga Saudi dengan pisau melukai seorang penjaga di konsulat Prancis di Jeddah pada hari yang sama ketika seorang pria bersenjatakan pisau membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice di Prancis selatan.
Ledakan bom ini terjadi saat Presiden Prancis Emmnuel Macron menjadi sasaran kemarahan sebagian besar muslim dunia karena ucapannya yang bertekad melawan radikalisme Islam. Macron dalam sejumlah kesempatan menegaskan komitmennya menjunjung tinggi kebebasan berekspresi warga negaranya.
Pernyataan orang nomor satu Prancis itu kemudian dihubungkan dengan dukungannya pada penerbitan karikatur Nabi Muhammad yang dicetak majalah satir Charlie Hebdo. Sikap Macron memicu kemarahan muslim dunia, memicu protes di beberapa negara di mana fotonya dibakar, dan kampanye untuk memboikot produk Prancis.
Sumber: AFP/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun