JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ketua MPR RI sekaligus pendiri Brain Society Center (BS Center) Bambang Soesatyo, melalui ajang kompetisi BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021, memberikan penghargaan kepada para start-up millenial yang telah berkontribusi dalam perekonomian dan sosial lingkungan.
Juara pertama diraih start-up KontrakHukum mendapatkan hadiah Rp50 juta serta trophy Ketua MPR, juara kedua Qlue Smart City memperoleh hadiah Rp25 juta dan juara ketiga 8Villages dengan hadiah Rp l15 juta.
Ketiganya telah melalui berbagai tahapan ujian sejak dibuka pendaftaran kompetisi pada 5 Maret 2021. Dari 114 peserta start-up yang mendaftarkan diri, tersaring menjadi 40 peserta, kemudian diseleksi menjadi 10 peserta, dan mengerucut menjadi 3 besar. Hingga pada acara puncak malam ini, ketiganya berhadapan dengan para Dewan Juri untuk menjawab berbagai pertanyaan guna meyakinkan Dewan Juri dalam memilih yang terbaik dari yang paling baik.
"Bagi yang belum beruntung tidak perlu kecil hati, karena seluruhnya sudah membuktikan diri sebagai pemenang karya anak bangsa yang membanggakan. Ajang kompetisi ini hanyalah gerbang pembuka, karena kompetisi sesungguhnya berada di luar sana, menjadi yang terbaik berdasarkan penilaian konsumen," ujar Bamsoet dalam acara puncak BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021, di Komplek Majelis, Jakarta, Ahad malam (11/4/21).
Selain Bamsoet, para Dewan Juri lainnya yakni Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam, Rektor IPB Prof. Arif Satria, Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang, Presiden Komisaris SEA Group Indonesia yang menaungi marketplace Shoppe Pandu Patria Sjahrir serta Assistant Vice President PT. Prodia Indry Wulandari.
Turut hadir Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad, anggota Komisi IX DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum BS Center Darul Siska, anggota Komisi III DPR RI sekaligus Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi, dan Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal.
Acara yang dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno ini, hadir pula Ketua Umum BS Center Ahmadi Noor Supit, Ketua Dewan Pakar sekaligus Ketua Harian BS Center Prof. Didin Damanhuri, Sekretaris BS Center Olla Dhifla Wiyani, Ketua Penyelenggara BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021 Anom Reksodirdjo serta Bendahara Umum BSC Anton Rinaldi.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, penyelenggaraan BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021 dilakukan BS Center bersama BRI, Bukit Asam, BTN, BNI, Pertamina, Bank Mandiri, PLN, Prodia, Warna Warni Entertaint dan Air Minum Viro, untuk mengapresiasi usaha para socio digitechnopreneur muda dalam menggerakan ekonomi digital. Sekaligus menyebarkan motivasi dan inspirasi bagi generasi muda lainnya.
"Di tengah keterpurukan berbagai sektor perekonomian akibat pandemi Covid-19, sektor ekonomi digital serta teknologi informasi dan komunikasi justru menggeliat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada kuartal II-2020, sektor tersebut mampu tumbuh sebesar 10,83 persen, dan pada kuartal III tumbuh 10,61 persen," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menerangkan, Bank Indonesia memperkirakan pada tahun 2020 yang lalu proyeksi pertumbuhan ekonomi digital mencapai Rp 429 triliun, lebih dari dua kali lipat capaian pada tahun 2019 yang mencapai Rp 205,5 triliun. Sementara Google dalam laporan East Ventures Digital Competitiveness Index 2021 memproyeksikan pada tahun 2025 mendatang, kontribusi ekonomi digital pada perekonomian Indonesia akan mencapai 124 miliar dollar AS.
"Optimisme tersebut tidak berlebihan. Mengingat pertumbuhan investasi start-up di Indonesia pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 4 hingga 5 miliar dolar AS, atau naik sekitar dua kali lipat dari tahun 2020. Ditopang berlimpahnya jumlah pengguna internet, dari sekitar 400 juta pengguna internet di Asia Tenggara, sekitar 196 juta diantaranya berasal dari Indonesia," terang Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ini juga mengapresiasi dukungan pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika yang telah membangun jaringan backbone serat optik nasional Palapa Ring sepanjang 348.416 kilometer, mengelola enam satelit dan menyiapkan dua satelit baru, serta mendirikan 116.982 BTS (Base Transceiver Station). Ditambah program 'Gerakan Nasional Siberkreas' untuk pengembangan keterampilan pasar digital, program 'Digital Talent Scholarship' bagi puluhan ribu penerima beasiswa, dan program 'Digital Leadership Academy' untuk meningkatkan keterampilan digital tingkat advance.
"Tidak heran jika Indonesia menjadi tanah yang subur untuk pertumbuhan start-up. Hingga awal Maret 2021, jumlah start-up di Indonesia tercatat mencapai 2.219 unit, terbanyak kelima di dunia setelah AS, India, Inggris, dan Kanada. Dari 2.219 start up tersebut, empat diantaranya masuk kategori unicorn yang mempunyai valuasi lebih dari 1 juta dolar AS dan satu decacorn yang mempunyai valuasi lebih dari 10 juta dolar AS," tandas Bamsoet.
Ketua Umum Asosiasi Rekanan & Distribusi (ARDIN) Indonesia ini mengingatkan, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Mengingat dari 2.219 start-up di Indonesia, mayoritas masih berdomisili di Pulau Jawa. Ditambah maraknya start-up penjualan online (marketplace) yang justru malah menjadi gerbang masuk berbagai barang impor.
"Kita patut mendukung langkah marketplace Shoppe melalui Sekolah Ekspor untuk melahirkan 500 ribu eksportir pada 2030. Bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, KADIN, dan SMESCO. Ditambah adanya BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021, diharapkan bisa merangsang lebih banyak lahirnya start-up yang menjadi gerbang ekspor bagi produk UMKM Indonesia," pungkas Bamsoet.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: E Sulaiman