Kamis, 12 September 2024

Tips Jadi Pemimpin yang Sukses

Untuk menjadi pemimpin yang sukses tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan berbagai strategi dan sikap yang baik dalam rangka mencapai tujuan bersama.

 

"Ketika sudah menjadi pimpinan institusi atau peru­sahaan, banyak sekali yang merasa mempunyai otoritas penuh untuk berbuat apa saja. Pimpinan yang hanya perintah-perintah saja tanpa mengetahui apa dan bagaimana suatu tim itu bekerja bukanlah seorang pemimpin yang baik," kata VP External Affairs PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), Hasyim Moh Nur dalam webinar yang diadakan di Migas Center Universitas Islam Riau (UIR) pada Selasa (9/6).

Hasyim menjelaskan bahwa leadership merupakan seni memotivasi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang baik atau good leader adalah pemimpin yang memberikan pelayanan, di mana pemimpin juga harus mendengar pendapat dan aspirasi semua anggota tim.

- Advertisement -

Lantas, bagaimana cara menjadi seorang pemimpin yang sukses?

Jaga Sikap dan Jadi Panutan
Kepemimpinan berkaitan erat dengan attitude (sikap), role model (inspirasi dan menjadi contoh), dan integritas. Pemimpin yang menjadi teladan bagi orang lain dalam setiap situasi dan kegiatannya dengan karakter, moral, dan prinsip yang kuat.

- Advertisement -

Fokus pada Prioritas
Seorang pemimpin harus fokus dan tidak mudah overreact atau bereaksi secara berlebihan terhadap masalah yang dihadapi. Fokus pada tujuan dan menggunakan energinya untuk membuat strategi guna mencapai tujuan tersebut. Seorang pemim­pin yang efektif memahami penting­nya prioritas sehingga dapat menyelesaikan hal-hal yang paling penting dan mendesak terlebih dahulu. Untuk itu, ia harus mempelajari situasi yang ada, membuat keputusan yang bijak dan penuh integritas.

Memberikan umpan balik
Seorang pemimpin menyam­paikan umpan balik dan berdasarkan hasil kerja memberikan reward (peng­hargaan) dan punishment (hukuman) kepada anggota timnya. Jika berhasil dan berprestasi, berikan penghargaan yang sesuai. Hargai kerja keras dan kontribusi yang diberikan anggota tim. Jangan memberikan hukuman hanya karena rasa tidak suka atau dendam. Tapi lebih pada kesalahan yang tidak bisa ditoleransi lagi dan melanggar aturan.

Baca Juga:  MA Pastikan Telah Menonaktifkan Nawawi dan Albertina Ho sebagai Hakim

Membimbing dan Mempersiapkan Suksesor
Seorang pemimpin ha­rus mempersiapkan anggota timnya untuk menjadi pengganti dirinya kelak. Pemim­pin tidak boleh beranggapan bahwa anggotanya tersebut sebagai saingan. Pemimpin harus fokus mencapai tuju­an dan mempersiapkan rencana suksesi (succession plan). Mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan pada jenjang selanjutnya.  Pada saat berada di jenjang staf, keteram­pilan teknikal (technical skill) lebih besar porsinya dibandingkan keterampilan menge­lola hubungan atau interaksi dengan orang lain (people skill). Sebaliknya, saat bera­da pada jenjang penyelia atau supervisor, porsi people skill lebih besar dibanding­kan technical skill. "Jangan terlena dengan waktu. Karena bila sudah memiliki kemampuan dan mencapai tahapan itu, segera tunjukkan kemampuan memimpin. Kesempatan dan waktu yang sama tidak datang dua kali.   

Sebagai orang yang pernah mengikuti berbagai pelatihan tentang leadership baik di luar negeri maupun dalam negeri, Hasyim mengajak mahasiswa dan pelajar agar mulai mengembangkan keteram­pilan interpersonal untuk menumbuhkembangkan kemampuan kepemimpinan. Caranya, dengan berpartisipasi aktif di berbagai kegiatan organisasi baik di lingkungan sekolah, kampus, komunitas, maupun lingkungan tempat tinggal. "Anda sebagai mahasiswa, untuk tahap awal ikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan. Bangun jaring­an. Coba peluang dalam berbagai kompetisi dan secara proaktif terlibat dalam organisasi kemasyarakatan," ajak Hasyim.

Dalam seminar virtual tersebut, para mahasiswa dan pelajar diajak berdiskusi tentang kata-kata bijak tokoh-tokoh dunia yang berhubungan dengan leadership. Di antaranya Mahatma Gandhi, Barack Obama,  dan lain-lain. Seminar ini diikuti 80 peserta yang terdiri dari mahasiswa dari UIR, UIN Sumatera Utara, Universitas Malikussaleh Aceh, Universitas Putra Batam, Universitas Jambi, Universitas Andalas Sumatera Barat, SMK 3 Mandau Beng­kalis, Akamigas Balongan, Insti­tut Teknologi Sumatera, SKK Migas Perwakilan Sumbagut, dan perwakilan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Baca Juga:  Heri Oktavian, Komandan KRI Nanggala yang Rendah Hati

Humas SKK Migas Perwakilan Sumbagut Arilda Septania mengatakan, SKK Migas bersama KKKS ­terus­ memberikan sosialisasi dan edukasi kepada generasi muda, yakni pelajar dan mahasiswa, mengenai minyak bumi dan gas melalui Migas Center. Karena pandemi Covid-19, sosialisasi dan edukasi dilakukan melalui virtual.

"Pandemi Covid-19 ini tidak akan menghalangi kita untuk melaksanakan kurikulum yang telah dibuat. Karena itu materi yang diberikan melalui seminar virtual ini benar-benar bermanfaat bagi mahasiswa dan pelajar," ujar Arilda. Kegiatan webinar akan dilaksanakan dua minggu sekali. Pelaksananya tidak saja Migas Center UIR, tetapi juga tiga Migas Center lain­nya yaitu Universitas Andalas Padang, Universitas Malikussaleh Aceh, dan Universitas Putra Batam Kepri.(hen/adv)

Hasyim Moh Nur saat ini menjabat sebagai Vice President External Affairs PT Chevron Pacific Indonesia. Selain itu, dia juga dosen tidak tetap di Universitas Trisakti, Universitas Riau dan Universitas Islam Riau. Hasyim menamatkan pendidikan S1 Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Jakarta pada tahun 1990. Dia pun melanjutkan pendidikan S2 Magister Administrasi Bisnis di Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2002. Tidak hanya pendidikan formal, Hasyim juga mengikuti Forum dan Pelatihan Kepemimpinan Chevron, San Ramon, Amerika Serikat (AS) pada tahun 2010 serta Seminar dan Program Pengembangan Kepemimpinan dan Pengembang­an di Chevron Corporation pada 2012-2016.

Untuk menduduki posisi seka­rang, perjalanan karir Has­yim cukup panjang dan berjenjang. Diawali sebagai Drilling Engineer – Magcobar Imco (M-I) Drilling Company pada tahun 1991-1993. Kemudian menjadi Engineer PT CPI pada tahun 1993-1998 dan menduduki posisi leader di PT CPI pada tahun 1998 hingga sekarang. Dalam kehidupan sosialnya, Hasyim tergabung dalam Society of Petroleum Engineer,  Indonesia Petroleum Association, Ikatan Asosiasi Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI)  dan Kamar Dagang Amerika – Indonesia.***

 

Untuk menjadi pemimpin yang sukses tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan berbagai strategi dan sikap yang baik dalam rangka mencapai tujuan bersama.

 

"Ketika sudah menjadi pimpinan institusi atau peru­sahaan, banyak sekali yang merasa mempunyai otoritas penuh untuk berbuat apa saja. Pimpinan yang hanya perintah-perintah saja tanpa mengetahui apa dan bagaimana suatu tim itu bekerja bukanlah seorang pemimpin yang baik," kata VP External Affairs PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), Hasyim Moh Nur dalam webinar yang diadakan di Migas Center Universitas Islam Riau (UIR) pada Selasa (9/6).

Hasyim menjelaskan bahwa leadership merupakan seni memotivasi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang baik atau good leader adalah pemimpin yang memberikan pelayanan, di mana pemimpin juga harus mendengar pendapat dan aspirasi semua anggota tim.

Lantas, bagaimana cara menjadi seorang pemimpin yang sukses?

Jaga Sikap dan Jadi Panutan
Kepemimpinan berkaitan erat dengan attitude (sikap), role model (inspirasi dan menjadi contoh), dan integritas. Pemimpin yang menjadi teladan bagi orang lain dalam setiap situasi dan kegiatannya dengan karakter, moral, dan prinsip yang kuat.

Fokus pada Prioritas
Seorang pemimpin harus fokus dan tidak mudah overreact atau bereaksi secara berlebihan terhadap masalah yang dihadapi. Fokus pada tujuan dan menggunakan energinya untuk membuat strategi guna mencapai tujuan tersebut. Seorang pemim­pin yang efektif memahami penting­nya prioritas sehingga dapat menyelesaikan hal-hal yang paling penting dan mendesak terlebih dahulu. Untuk itu, ia harus mempelajari situasi yang ada, membuat keputusan yang bijak dan penuh integritas.

Memberikan umpan balik
Seorang pemimpin menyam­paikan umpan balik dan berdasarkan hasil kerja memberikan reward (peng­hargaan) dan punishment (hukuman) kepada anggota timnya. Jika berhasil dan berprestasi, berikan penghargaan yang sesuai. Hargai kerja keras dan kontribusi yang diberikan anggota tim. Jangan memberikan hukuman hanya karena rasa tidak suka atau dendam. Tapi lebih pada kesalahan yang tidak bisa ditoleransi lagi dan melanggar aturan.

Baca Juga:  Joging

Membimbing dan Mempersiapkan Suksesor
Seorang pemimpin ha­rus mempersiapkan anggota timnya untuk menjadi pengganti dirinya kelak. Pemim­pin tidak boleh beranggapan bahwa anggotanya tersebut sebagai saingan. Pemimpin harus fokus mencapai tuju­an dan mempersiapkan rencana suksesi (succession plan). Mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan pada jenjang selanjutnya.  Pada saat berada di jenjang staf, keteram­pilan teknikal (technical skill) lebih besar porsinya dibandingkan keterampilan menge­lola hubungan atau interaksi dengan orang lain (people skill). Sebaliknya, saat bera­da pada jenjang penyelia atau supervisor, porsi people skill lebih besar dibanding­kan technical skill. "Jangan terlena dengan waktu. Karena bila sudah memiliki kemampuan dan mencapai tahapan itu, segera tunjukkan kemampuan memimpin. Kesempatan dan waktu yang sama tidak datang dua kali.   

Sebagai orang yang pernah mengikuti berbagai pelatihan tentang leadership baik di luar negeri maupun dalam negeri, Hasyim mengajak mahasiswa dan pelajar agar mulai mengembangkan keteram­pilan interpersonal untuk menumbuhkembangkan kemampuan kepemimpinan. Caranya, dengan berpartisipasi aktif di berbagai kegiatan organisasi baik di lingkungan sekolah, kampus, komunitas, maupun lingkungan tempat tinggal. "Anda sebagai mahasiswa, untuk tahap awal ikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan. Bangun jaring­an. Coba peluang dalam berbagai kompetisi dan secara proaktif terlibat dalam organisasi kemasyarakatan," ajak Hasyim.

Dalam seminar virtual tersebut, para mahasiswa dan pelajar diajak berdiskusi tentang kata-kata bijak tokoh-tokoh dunia yang berhubungan dengan leadership. Di antaranya Mahatma Gandhi, Barack Obama,  dan lain-lain. Seminar ini diikuti 80 peserta yang terdiri dari mahasiswa dari UIR, UIN Sumatera Utara, Universitas Malikussaleh Aceh, Universitas Putra Batam, Universitas Jambi, Universitas Andalas Sumatera Barat, SMK 3 Mandau Beng­kalis, Akamigas Balongan, Insti­tut Teknologi Sumatera, SKK Migas Perwakilan Sumbagut, dan perwakilan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Baca Juga:  Serukan Kampanye Taat Protokol Kesehatan 

Humas SKK Migas Perwakilan Sumbagut Arilda Septania mengatakan, SKK Migas bersama KKKS ­terus­ memberikan sosialisasi dan edukasi kepada generasi muda, yakni pelajar dan mahasiswa, mengenai minyak bumi dan gas melalui Migas Center. Karena pandemi Covid-19, sosialisasi dan edukasi dilakukan melalui virtual.

"Pandemi Covid-19 ini tidak akan menghalangi kita untuk melaksanakan kurikulum yang telah dibuat. Karena itu materi yang diberikan melalui seminar virtual ini benar-benar bermanfaat bagi mahasiswa dan pelajar," ujar Arilda. Kegiatan webinar akan dilaksanakan dua minggu sekali. Pelaksananya tidak saja Migas Center UIR, tetapi juga tiga Migas Center lain­nya yaitu Universitas Andalas Padang, Universitas Malikussaleh Aceh, dan Universitas Putra Batam Kepri.(hen/adv)

Hasyim Moh Nur saat ini menjabat sebagai Vice President External Affairs PT Chevron Pacific Indonesia. Selain itu, dia juga dosen tidak tetap di Universitas Trisakti, Universitas Riau dan Universitas Islam Riau. Hasyim menamatkan pendidikan S1 Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Jakarta pada tahun 1990. Dia pun melanjutkan pendidikan S2 Magister Administrasi Bisnis di Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2002. Tidak hanya pendidikan formal, Hasyim juga mengikuti Forum dan Pelatihan Kepemimpinan Chevron, San Ramon, Amerika Serikat (AS) pada tahun 2010 serta Seminar dan Program Pengembangan Kepemimpinan dan Pengembang­an di Chevron Corporation pada 2012-2016.

Untuk menduduki posisi seka­rang, perjalanan karir Has­yim cukup panjang dan berjenjang. Diawali sebagai Drilling Engineer – Magcobar Imco (M-I) Drilling Company pada tahun 1991-1993. Kemudian menjadi Engineer PT CPI pada tahun 1993-1998 dan menduduki posisi leader di PT CPI pada tahun 1998 hingga sekarang. Dalam kehidupan sosialnya, Hasyim tergabung dalam Society of Petroleum Engineer,  Indonesia Petroleum Association, Ikatan Asosiasi Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI)  dan Kamar Dagang Amerika – Indonesia.***

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari