Jumat, 20 September 2024

Hutama Karya Optimalisasi PMN Rp11 Triliun untuk Perekonomian Sumatera

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Terus berkarya membangun negeri melalui infrastruktur terbaik di Indonesia, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) sebagai salah satu BUMN akan mengoptimalisasi penggunaan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2020 dengan total Rp11 triliun untuk perekonomian Sumatra melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Sesuai dengan keputusan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pertengahan Juli, PMN yang diperoleh sejumlah BUMN akan digunakan untuk mendukung program Penyertaan Ekonomi Nasional (PEN) Pemerintah Indonesia sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020. Bertujuan sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang berdampak pada ekonomi khususnya sektor informal atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Hutama Karya terus memberikan kinerja terbaik dalam melanjutkan penugasan dari pemerintah Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dalam rangka pengembangan kawasan di Pulau Sumatra.

Hutama Karya juga memastikan dalam pembangunannya, perusahaan menerapkan tata nilai (core values) yang sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yakni AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). 

- Advertisement -
Baca Juga:  BREAKING NEWS: KPK Tahan Bupati Bengkalis Amril Mukminin

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Muhammad Fauzan menyampaikan bahwa tata nilai baru ini menjadi pedoman perusahaan dalam menjalankan seluruh lini bisnisnya terutama mega proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

“Kami memegang teguh amanah dan kepercayaan yang diberikan pemerintah Indonesia kepada Hutama Karya. Melalui PMN dengan total Rp11 Triliun di tahun 2020 ini, kami gunakan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan JTTS demi memajukan perekonomian Indonesia,” ujar Fauzan.

- Advertisement -

Perlu diketahui, sesuai dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), pembangunan di Indonesia tidak lepas dari posisinya yang berada dalam dinamika regional dan global. Secara geografis, Indonesia terletak di Kawasan Timur Asia (termasuk Asia Tenggara) yang merupakan jantung pertumbuhan ekonomi dunia. Indonesia menjadi negara dengan luas kawasan terbesar, penduduk terbanyak dan sumber daya alam terkaya, salah satunya berada di Pulau Sumatera.

“Sumatera menjadi sentra produksi dari pengolahan hasil bumi dan juga lumbung energi nasional. Kegiatan perekonomian utama sumatera saat ini berfokus pada kelapa sawit, karet, batu bara, perkapalan dan besi baja. Tersambungnya JTTS nanti mulai dari Lampung hingga Banda Aceh kami harapkan dapat memfasilitasi pengolahan potensi sumber daya, sehingga sumatera dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena pengembangan kegiatan ekonomi utama juga memerlukan konektivitas (infrasruktur),” terang Fauzan.

Baca Juga:  Bupati Ajak Bantu Korban Banjir

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa konektivitas di sumatera perlu didukung agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa, namun merata ke berbagai wilayah sehingga keseimbangan kondisi infrastruktur dapat tercapai. 

“Hadirnya infrastruktur jalan tol di sumatera akan memberikan dampak positif kepada masyarakat serta meningkatkan produktivitas kegiatan ekonomi. Sebagai contoh kelapa sawit, tingkat produksi Crude Palm Oil (CPO) ini sangat bergantung pada waktu tempuh karena kualitas Tandan Buah Segar (TBS) akan menurun dalam 48 jam setelah pemetikan. Namun dengan adanya JTTS, waktu tempuh menjadi singkat sehingga mampu meningkatkan kapasitas serta kualitas tak hanya kelapa sawit namun sumber daya alam lainnya,” tutup Muhammad Fauzan.

Adapun hingga saat ini, Hutama Karya telah menjalankan amanah pemerintah dengan membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang lebih kurang 771 KM dengan 368 KM ruas tol yang telah beroperasi secara penuh, diantaranya ruas Medan Binjai Seksi 2 dan 3 (17 Km), ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (140 Km), ruas Palembang-Indralaya (22 Km), ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (189 Km).

Laporan: Eka G Putra

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Terus berkarya membangun negeri melalui infrastruktur terbaik di Indonesia, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) sebagai salah satu BUMN akan mengoptimalisasi penggunaan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2020 dengan total Rp11 triliun untuk perekonomian Sumatra melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Sesuai dengan keputusan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pertengahan Juli, PMN yang diperoleh sejumlah BUMN akan digunakan untuk mendukung program Penyertaan Ekonomi Nasional (PEN) Pemerintah Indonesia sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020. Bertujuan sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang berdampak pada ekonomi khususnya sektor informal atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Hutama Karya terus memberikan kinerja terbaik dalam melanjutkan penugasan dari pemerintah Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dalam rangka pengembangan kawasan di Pulau Sumatra.

Hutama Karya juga memastikan dalam pembangunannya, perusahaan menerapkan tata nilai (core values) yang sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yakni AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). 

Baca Juga:  Polres Inhil Ungkap  Kasus Curanmor

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Muhammad Fauzan menyampaikan bahwa tata nilai baru ini menjadi pedoman perusahaan dalam menjalankan seluruh lini bisnisnya terutama mega proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

“Kami memegang teguh amanah dan kepercayaan yang diberikan pemerintah Indonesia kepada Hutama Karya. Melalui PMN dengan total Rp11 Triliun di tahun 2020 ini, kami gunakan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan JTTS demi memajukan perekonomian Indonesia,” ujar Fauzan.

Perlu diketahui, sesuai dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), pembangunan di Indonesia tidak lepas dari posisinya yang berada dalam dinamika regional dan global. Secara geografis, Indonesia terletak di Kawasan Timur Asia (termasuk Asia Tenggara) yang merupakan jantung pertumbuhan ekonomi dunia. Indonesia menjadi negara dengan luas kawasan terbesar, penduduk terbanyak dan sumber daya alam terkaya, salah satunya berada di Pulau Sumatera.

“Sumatera menjadi sentra produksi dari pengolahan hasil bumi dan juga lumbung energi nasional. Kegiatan perekonomian utama sumatera saat ini berfokus pada kelapa sawit, karet, batu bara, perkapalan dan besi baja. Tersambungnya JTTS nanti mulai dari Lampung hingga Banda Aceh kami harapkan dapat memfasilitasi pengolahan potensi sumber daya, sehingga sumatera dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena pengembangan kegiatan ekonomi utama juga memerlukan konektivitas (infrasruktur),” terang Fauzan.

Baca Juga:  Hakim Tolak Permintaan Trump untuk Hentikan Penghitungan di Philadelphia 

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa konektivitas di sumatera perlu didukung agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa, namun merata ke berbagai wilayah sehingga keseimbangan kondisi infrastruktur dapat tercapai. 

“Hadirnya infrastruktur jalan tol di sumatera akan memberikan dampak positif kepada masyarakat serta meningkatkan produktivitas kegiatan ekonomi. Sebagai contoh kelapa sawit, tingkat produksi Crude Palm Oil (CPO) ini sangat bergantung pada waktu tempuh karena kualitas Tandan Buah Segar (TBS) akan menurun dalam 48 jam setelah pemetikan. Namun dengan adanya JTTS, waktu tempuh menjadi singkat sehingga mampu meningkatkan kapasitas serta kualitas tak hanya kelapa sawit namun sumber daya alam lainnya,” tutup Muhammad Fauzan.

Adapun hingga saat ini, Hutama Karya telah menjalankan amanah pemerintah dengan membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang lebih kurang 771 KM dengan 368 KM ruas tol yang telah beroperasi secara penuh, diantaranya ruas Medan Binjai Seksi 2 dan 3 (17 Km), ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (140 Km), ruas Palembang-Indralaya (22 Km), ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (189 Km).

Laporan: Eka G Putra

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari