Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Panas Tokyo Mematikan

TOKYO (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Jepang waswas. Perhelatan Olimpiade dan Paralympic 2020 tak lama lagi. Namun, persiapan mereka seperti terkena kutukan dengan cuaca superpanas ini.

 

 

Kemarin (9/8) seorang buruh di proyek Olimpiade Tokyo 2020 ditemukan tergeletak saat menempatkan kabel di lokasi proyek. Pria 50 tahun itu sempat dilarikan ke rumah sakit. Tak lama, dia dinyatakan meninggal.

 

 

“Penyebab kematian belum diketahui,” ujar Masa Takaya, juru bicara panitia Olimpiade Tokyo, kepada The Straits Times. Namun, media lokal mengabarkan bahwa buruh tersebut meninggal akibat heatstroke.

 

 

Pada musim panas tahun ini, Jepang diserang cuaca ekstrem yang mematikan. Sengatan matahari sudah merenggut 57 nyawa pada periode 29 Juli sampai 4 Agustus. Sebanyak 45 kematian terjadi di Tokyo.

Baca Juga:  Cara Mengurangi Penularan Virus Corona Lewat Udara dalam Ruangan

 

 

Dengan pemanasan global, cuaca musim panas tahun depan diprediksi lebih mematikan. Artinya, mereka harus menjamu atlet dan jutaan tamu asing dengan kondisi ekstrem. “Cuaca sudah pasti menjadi tantangan bagi setiap penyelenggara Olimpiade dan Paralympic. Namun, sudah banyak negara yang cuacanya lebih dari Jepang berhasil menjadi penyelenggara,” kata Takaya kepada The Independent.

 

 

Cuaca di Asia Timur memang sedang tak tentu. Negara tetangga Jepang, Taiwan, juga dilanda cuaca ekstrem. Hanya, mereka menghadapi badai, bukannya gelombang panas. Badai Lekima yang berkecepatan 209 kilometer per jam menyapu Taiwan kemarin. Akibatnya, sembilan orang terluka serta 73 ribu rumah kehilangan energi karena jaringan listrik yang lumpuh. Otoritas Taiwan harus membatalkan 518 penerbangan akibat badai tersebut.

Baca Juga:  Senat AS: Beli Rudal S-400 Rusia dari Turki untuk Kurangi Ketegangan

 

Sumber : Jawa Pos
Editor : Rinaldi

TOKYO (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Jepang waswas. Perhelatan Olimpiade dan Paralympic 2020 tak lama lagi. Namun, persiapan mereka seperti terkena kutukan dengan cuaca superpanas ini.

 

- Advertisement -

 

Kemarin (9/8) seorang buruh di proyek Olimpiade Tokyo 2020 ditemukan tergeletak saat menempatkan kabel di lokasi proyek. Pria 50 tahun itu sempat dilarikan ke rumah sakit. Tak lama, dia dinyatakan meninggal.

- Advertisement -

 

 

“Penyebab kematian belum diketahui,” ujar Masa Takaya, juru bicara panitia Olimpiade Tokyo, kepada The Straits Times. Namun, media lokal mengabarkan bahwa buruh tersebut meninggal akibat heatstroke.

 

 

Pada musim panas tahun ini, Jepang diserang cuaca ekstrem yang mematikan. Sengatan matahari sudah merenggut 57 nyawa pada periode 29 Juli sampai 4 Agustus. Sebanyak 45 kematian terjadi di Tokyo.

Baca Juga:  Smartphone Jaringan 5G Harga Terjangkau? Coba Gawai Ini

 

 

Dengan pemanasan global, cuaca musim panas tahun depan diprediksi lebih mematikan. Artinya, mereka harus menjamu atlet dan jutaan tamu asing dengan kondisi ekstrem. “Cuaca sudah pasti menjadi tantangan bagi setiap penyelenggara Olimpiade dan Paralympic. Namun, sudah banyak negara yang cuacanya lebih dari Jepang berhasil menjadi penyelenggara,” kata Takaya kepada The Independent.

 

 

Cuaca di Asia Timur memang sedang tak tentu. Negara tetangga Jepang, Taiwan, juga dilanda cuaca ekstrem. Hanya, mereka menghadapi badai, bukannya gelombang panas. Badai Lekima yang berkecepatan 209 kilometer per jam menyapu Taiwan kemarin. Akibatnya, sembilan orang terluka serta 73 ribu rumah kehilangan energi karena jaringan listrik yang lumpuh. Otoritas Taiwan harus membatalkan 518 penerbangan akibat badai tersebut.

Baca Juga:  Luhut Disorot karena Angkat Telepon saat Presiden Pidato

 

Sumber : Jawa Pos
Editor : Rinaldi

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari