Kamis, 19 September 2024

Panas Tokyo Mematikan

TOKYO (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Jepang waswas. Perhelatan Olimpiade dan Paralympic 2020 tak lama lagi. Namun, persiapan mereka seperti terkena kutukan dengan cuaca superpanas ini.

 

 

Kemarin (9/8) seorang buruh di proyek Olimpiade Tokyo 2020 ditemukan tergeletak saat menempatkan kabel di lokasi proyek. Pria 50 tahun itu sempat dilarikan ke rumah sakit. Tak lama, dia dinyatakan meninggal.

- Advertisement -

 

 

- Advertisement -

“Penyebab kematian belum diketahui,” ujar Masa Takaya, juru bicara panitia Olimpiade Tokyo, kepada The Straits Times. Namun, media lokal mengabarkan bahwa buruh tersebut meninggal akibat heatstroke.

 

 

Pada musim panas tahun ini, Jepang diserang cuaca ekstrem yang mematikan. Sengatan matahari sudah merenggut 57 nyawa pada periode 29 Juli sampai 4 Agustus. Sebanyak 45 kematian terjadi di Tokyo.

Baca Juga:  Cina Dianggap Berhasil Tangani Virus Corona

 

 

Dengan pemanasan global, cuaca musim panas tahun depan diprediksi lebih mematikan. Artinya, mereka harus menjamu atlet dan jutaan tamu asing dengan kondisi ekstrem. “Cuaca sudah pasti menjadi tantangan bagi setiap penyelenggara Olimpiade dan Paralympic. Namun, sudah banyak negara yang cuacanya lebih dari Jepang berhasil menjadi penyelenggara,” kata Takaya kepada The Independent.

 

 

Cuaca di Asia Timur memang sedang tak tentu. Negara tetangga Jepang, Taiwan, juga dilanda cuaca ekstrem. Hanya, mereka menghadapi badai, bukannya gelombang panas. Badai Lekima yang berkecepatan 209 kilometer per jam menyapu Taiwan kemarin. Akibatnya, sembilan orang terluka serta 73 ribu rumah kehilangan energi karena jaringan listrik yang lumpuh. Otoritas Taiwan harus membatalkan 518 penerbangan akibat badai tersebut.

Baca Juga:  Apple, Google, dan Meta Dipanggil Gedung Putih

 

Sumber : Jawa Pos
Editor : Rinaldi

TOKYO (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Jepang waswas. Perhelatan Olimpiade dan Paralympic 2020 tak lama lagi. Namun, persiapan mereka seperti terkena kutukan dengan cuaca superpanas ini.

 

 

Kemarin (9/8) seorang buruh di proyek Olimpiade Tokyo 2020 ditemukan tergeletak saat menempatkan kabel di lokasi proyek. Pria 50 tahun itu sempat dilarikan ke rumah sakit. Tak lama, dia dinyatakan meninggal.

 

 

“Penyebab kematian belum diketahui,” ujar Masa Takaya, juru bicara panitia Olimpiade Tokyo, kepada The Straits Times. Namun, media lokal mengabarkan bahwa buruh tersebut meninggal akibat heatstroke.

 

 

Pada musim panas tahun ini, Jepang diserang cuaca ekstrem yang mematikan. Sengatan matahari sudah merenggut 57 nyawa pada periode 29 Juli sampai 4 Agustus. Sebanyak 45 kematian terjadi di Tokyo.

Baca Juga:  Tenda Bertingkat di Mina untuk Musim Haji 2020

 

 

Dengan pemanasan global, cuaca musim panas tahun depan diprediksi lebih mematikan. Artinya, mereka harus menjamu atlet dan jutaan tamu asing dengan kondisi ekstrem. “Cuaca sudah pasti menjadi tantangan bagi setiap penyelenggara Olimpiade dan Paralympic. Namun, sudah banyak negara yang cuacanya lebih dari Jepang berhasil menjadi penyelenggara,” kata Takaya kepada The Independent.

 

 

Cuaca di Asia Timur memang sedang tak tentu. Negara tetangga Jepang, Taiwan, juga dilanda cuaca ekstrem. Hanya, mereka menghadapi badai, bukannya gelombang panas. Badai Lekima yang berkecepatan 209 kilometer per jam menyapu Taiwan kemarin. Akibatnya, sembilan orang terluka serta 73 ribu rumah kehilangan energi karena jaringan listrik yang lumpuh. Otoritas Taiwan harus membatalkan 518 penerbangan akibat badai tersebut.

Baca Juga:  Kasus Chat Mesum Habib Rizieq-Firza Dilanjutkan untuk Alihkan Isu?

 

Sumber : Jawa Pos
Editor : Rinaldi

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari