KAMPAR (RIAUPOS.CO) — "Dengan penuh rasa hormat dan santunnya seorang anak kepada orangtuanya. In sya Allah saya menjadi bahagian dari Keluarga Besar Abdul Malik."
Itulah kata yang terucap dari H Catur Sugeng tatkala melaksanakan tradisi Pulang Sanak atau Baindouk ke Suku Domo Petapahan. Ini salah satu rangkaian awal penobatan gelar datuok bagi Catur Sugeng yang juga Bupati Kampar ini. Dalam keharuannya, Datuk Catur menjalani prosesi yang sudah berjalan turun-temurun di Kampar. Pulang Bainduok ini merupakan salah satu persyaratan utama untuk bisa masuk di keluarga besar Persukuan Domo.
Rasa bahagia yang memuncak juga dirasakan oleh pasangan Datuk Khaidir Majo Indo Persukuan Domo dan Syamsiah, yang menerima secara ikhlas Catur Sugeng Susanto sebagai dunsanak di Desa Petapahan. Bupati Catur melaksanakan prosesi Pulang Sanak di Persukuan Domo Kenegarian Petapahan Kecamatan Tapung pada Jumat, 31 Januari 2020 lalu. "Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon agar saya diterima sebagai anak dan keluarga di Persukuan Domo, dan ini memang sudah menjadi pilihan saya," ucap Catur kala itu.
Kehadiran Bupati Catur selama ini yang dekat masyarakat kampung menjadikan dirinya menjadi tempat batanyo, mangadu jo basandau. Adat-istiadat di masyarakat Kampar, tentu tidak boleh padam sebesar apapun gelombang, tidak ada kerja yang tidak selesai. Dalam arti ninik mamak bersatu padu dengan anak kamanakan dalam sumpah keras indak bisa tatakiok, lombok ndak bisa disudu. Selain itu, banyak pihak mengimbau kepada seluruh ninik mamak untuk selalu menjaga kekompakan dan kebersamaan. Ninik mamak bersatu dengan sebaik mungkin, anak dipangku kemanakan dibimbiong.
Catur Sugeng Susanto mengucapkan terima kasih kepada seluruh ninik mamak Persukuan Domo, kerena telah menerima dirinya sebagai kemenakan. "Semoga kehadiran saya di suku domo, dapat memberi nilai positif bagi kemajuan Kabupaten Kampar yang kita cintai ini," ungkapnya. Ditambahkan Catur, diterima dirinya di persukuan tersebut merupakan suatu anugerah.
"Dengan niat yang tulus dan ikhlas, saya pulang Bainduok Ka Pasukuan Domo, demi mengikat tali silaturahmi di negeri kita yang beradat dan religius ini," lanjutnya lagi. Rangkaian prosesi ini juga diikuti Muslimawati Catur, H Yusri Datuk Bandaro Mudo, serta seluruh kepala OPD yang ada di Kabupaten Kampar. (fsy)
KAMPAR (RIAUPOS.CO) — "Dengan penuh rasa hormat dan santunnya seorang anak kepada orangtuanya. In sya Allah saya menjadi bahagian dari Keluarga Besar Abdul Malik."
Itulah kata yang terucap dari H Catur Sugeng tatkala melaksanakan tradisi Pulang Sanak atau Baindouk ke Suku Domo Petapahan. Ini salah satu rangkaian awal penobatan gelar datuok bagi Catur Sugeng yang juga Bupati Kampar ini. Dalam keharuannya, Datuk Catur menjalani prosesi yang sudah berjalan turun-temurun di Kampar. Pulang Bainduok ini merupakan salah satu persyaratan utama untuk bisa masuk di keluarga besar Persukuan Domo.
- Advertisement -
Rasa bahagia yang memuncak juga dirasakan oleh pasangan Datuk Khaidir Majo Indo Persukuan Domo dan Syamsiah, yang menerima secara ikhlas Catur Sugeng Susanto sebagai dunsanak di Desa Petapahan. Bupati Catur melaksanakan prosesi Pulang Sanak di Persukuan Domo Kenegarian Petapahan Kecamatan Tapung pada Jumat, 31 Januari 2020 lalu. "Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon agar saya diterima sebagai anak dan keluarga di Persukuan Domo, dan ini memang sudah menjadi pilihan saya," ucap Catur kala itu.
Kehadiran Bupati Catur selama ini yang dekat masyarakat kampung menjadikan dirinya menjadi tempat batanyo, mangadu jo basandau. Adat-istiadat di masyarakat Kampar, tentu tidak boleh padam sebesar apapun gelombang, tidak ada kerja yang tidak selesai. Dalam arti ninik mamak bersatu padu dengan anak kamanakan dalam sumpah keras indak bisa tatakiok, lombok ndak bisa disudu. Selain itu, banyak pihak mengimbau kepada seluruh ninik mamak untuk selalu menjaga kekompakan dan kebersamaan. Ninik mamak bersatu dengan sebaik mungkin, anak dipangku kemanakan dibimbiong.
- Advertisement -
Catur Sugeng Susanto mengucapkan terima kasih kepada seluruh ninik mamak Persukuan Domo, kerena telah menerima dirinya sebagai kemenakan. "Semoga kehadiran saya di suku domo, dapat memberi nilai positif bagi kemajuan Kabupaten Kampar yang kita cintai ini," ungkapnya. Ditambahkan Catur, diterima dirinya di persukuan tersebut merupakan suatu anugerah.
"Dengan niat yang tulus dan ikhlas, saya pulang Bainduok Ka Pasukuan Domo, demi mengikat tali silaturahmi di negeri kita yang beradat dan religius ini," lanjutnya lagi. Rangkaian prosesi ini juga diikuti Muslimawati Catur, H Yusri Datuk Bandaro Mudo, serta seluruh kepala OPD yang ada di Kabupaten Kampar. (fsy)