Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Demokrat Desak Pemerintah Pulihkan Mental Anak Korban Covid-19

JAKARTA (RIAU POS.CO) — Anggota Komisi VIII Fraksi Demokrat, Achmad mendesak pemerintah segera mendata seluruh anak yatim piatu yang ditinggalkan orangtuanya akibat Covid-19 untuk diberikan bimbingan dan pemulihan mental akibat trauma kehilangan orangtuanya.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 atau virus Corona di Indonesia semakin memburuk dengan tingkat kematian yang cukup tinggi. Banyak anak yatim piatu kehilangan orangtuanya akibat terinfeksi virus Corona. 
“Demokrat mengusulkan dan meminta kepada pemerintah melalui Kemensos untuk meringankan sekaligus memulihkan mental anak yatim yang orangtuanya akibat Covid-19. Ini harus dilakukan,” kata Achmad, Senin (9/8/2021).
Untuk itu, pemerintah harus menjamin masa depan anak khususnya yatim piatu akibat Covid-19. Salah satu yang dilakukan pemerintah adalah menjamin pendidikan dan membantu biaya hidupnya mereka.
“Ribuan anak-anak saat ini kehilangan orangtua akibat Covid-19 ini. Pemerintah wajib hadir menjamin masa depan mereka terutama pendidikan. Jangan sampai anak-anak ini tidak sekolah terkendala biaya. Sekarang sudah masuk ajaran baru,” jelasnya.
Lebih lanjut, kata senator daerah pemilihan Riau 1 itu mendesak agar pemerintah segera mempergunakan sebagian anggaran penanganan Covid-19 yang cukup besar itu untuk perlindungan anak-anak Indonesia yang terdampak pandemi.
 
“Anak-anak adalah salah satu kelompok yang paling rentan dalam pandemi ini. Mulai dari mereka yang terinfeksi langsung, ditinggal wafat orangtua, sampai mereka yang belajarnya terganggu karena pandemi. Ini harus menjadi fokus pemerintah,” ujarnya.
Ia menuturkan, kesehatan mental dan fisik anak-anak Indonesia hari ini adalah bicara nasib bangsa ke depan. Kalau anak-anak Indonesia hari ini banyak yang putus sekolah dan depresi karena pandemi dan menjadi yatim piatu, bangsa ini yang akan menerima dampaknya dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan.
 
“Jangan sampai ada generasi masa depan kita yang terdampak karena pendidikan dan psikis anak-anak Indonesia hari ini terganggu akibat pandemi. Bisa hancur bangsa kita nanti,” tegasnya.
Alumni IPDN itu memastikan, Fraksi Demokrat akan mendukung penuh usulan program tersebut dan membantu untuk mengusulkan penambahan anggaran ke Kementerian Keuangan.
“Demokrat sendiri pasti mendukung apapun kepentingan yang mengatasnamakan rakyat. Apalagi untuk menyelamatkan generasi masa akan datang,”
Seperti diketahui, anak yatim korban Corona dialami oleh tiga bocah kakak beradik di Sukoharjo. Mereka kini jadi yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal terpapar Covid-19.
Dan kisah pilu itu bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya Ashar Al Gifari Putra Setiawan, jadi yatim piatu setelah kehilangan kedua orangtua dan kakeknya yang meninggal karena Covid-19.
Tiga bocah tersebut tinggal di Kampung Rowogatel, Kelurahan Begajah, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo bersama kedua orangtuanya, yakni Sulistyanto (42) dan Sri Wahyuni (42), yang kemudian meninggal karena Covid-19.
Mereka adalah, Fahresa Fadhil Girinra (14), Natla Shifa Nathana (12), dan Hilya Adzkiana Devi (4). Kedua orangtuanya tak tertolong saat terpapar Covid-19. 
Laporan: Yusnir (Jakarta) 
Editor: Erwan Sani
Baca Juga:  Mantan Sekdaprov Yan Prana Kembali Jalani Sidang di PN Pekanbaru
JAKARTA (RIAU POS.CO) — Anggota Komisi VIII Fraksi Demokrat, Achmad mendesak pemerintah segera mendata seluruh anak yatim piatu yang ditinggalkan orangtuanya akibat Covid-19 untuk diberikan bimbingan dan pemulihan mental akibat trauma kehilangan orangtuanya.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 atau virus Corona di Indonesia semakin memburuk dengan tingkat kematian yang cukup tinggi. Banyak anak yatim piatu kehilangan orangtuanya akibat terinfeksi virus Corona. 
“Demokrat mengusulkan dan meminta kepada pemerintah melalui Kemensos untuk meringankan sekaligus memulihkan mental anak yatim yang orangtuanya akibat Covid-19. Ini harus dilakukan,” kata Achmad, Senin (9/8/2021).
Untuk itu, pemerintah harus menjamin masa depan anak khususnya yatim piatu akibat Covid-19. Salah satu yang dilakukan pemerintah adalah menjamin pendidikan dan membantu biaya hidupnya mereka.
“Ribuan anak-anak saat ini kehilangan orangtua akibat Covid-19 ini. Pemerintah wajib hadir menjamin masa depan mereka terutama pendidikan. Jangan sampai anak-anak ini tidak sekolah terkendala biaya. Sekarang sudah masuk ajaran baru,” jelasnya.
Lebih lanjut, kata senator daerah pemilihan Riau 1 itu mendesak agar pemerintah segera mempergunakan sebagian anggaran penanganan Covid-19 yang cukup besar itu untuk perlindungan anak-anak Indonesia yang terdampak pandemi.
 
“Anak-anak adalah salah satu kelompok yang paling rentan dalam pandemi ini. Mulai dari mereka yang terinfeksi langsung, ditinggal wafat orangtua, sampai mereka yang belajarnya terganggu karena pandemi. Ini harus menjadi fokus pemerintah,” ujarnya.
Ia menuturkan, kesehatan mental dan fisik anak-anak Indonesia hari ini adalah bicara nasib bangsa ke depan. Kalau anak-anak Indonesia hari ini banyak yang putus sekolah dan depresi karena pandemi dan menjadi yatim piatu, bangsa ini yang akan menerima dampaknya dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan.
 
“Jangan sampai ada generasi masa depan kita yang terdampak karena pendidikan dan psikis anak-anak Indonesia hari ini terganggu akibat pandemi. Bisa hancur bangsa kita nanti,” tegasnya.
Alumni IPDN itu memastikan, Fraksi Demokrat akan mendukung penuh usulan program tersebut dan membantu untuk mengusulkan penambahan anggaran ke Kementerian Keuangan.
“Demokrat sendiri pasti mendukung apapun kepentingan yang mengatasnamakan rakyat. Apalagi untuk menyelamatkan generasi masa akan datang,”
Seperti diketahui, anak yatim korban Corona dialami oleh tiga bocah kakak beradik di Sukoharjo. Mereka kini jadi yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal terpapar Covid-19.
Dan kisah pilu itu bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya Ashar Al Gifari Putra Setiawan, jadi yatim piatu setelah kehilangan kedua orangtua dan kakeknya yang meninggal karena Covid-19.
Tiga bocah tersebut tinggal di Kampung Rowogatel, Kelurahan Begajah, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo bersama kedua orangtuanya, yakni Sulistyanto (42) dan Sri Wahyuni (42), yang kemudian meninggal karena Covid-19.
Mereka adalah, Fahresa Fadhil Girinra (14), Natla Shifa Nathana (12), dan Hilya Adzkiana Devi (4). Kedua orangtuanya tak tertolong saat terpapar Covid-19. 
Laporan: Yusnir (Jakarta) 
Editor: Erwan Sani
Baca Juga:  Pemprov DKI Usulkan Dua RS Rujukan Pasien Corona
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari