Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Anggaran Perlindungan Sosial Covid-19 Terserap 35,6 Persen

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyampaikan, hingga Juni 2020 anggaran perlindungan sosial atau social safety net penanganan Covid-19 baru terserap Rp72,5 triliun. Angka tersebut setara 35,6 persen dari total anggaran untuk perlindungan sosial yang sebesar Rp203,9 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati merincikan, serapan tersebut merupakan realisasi dari tujuh pos anggaran. Mereka meliputi program listrik gratis dan diskon tarif, Program Keluarga Harapan (PKH), BLT Dana Desa, Bantuan sosial (Bansos) Sembako, Bansos Tunai, Kartu Sembako, serta Kartu Prakerja.

Sri Mulyani memaparkan, kebijakan diskon dan listrik gratis, telah tersalurkan sebesar Rp3,1 triliun hingga 30 Juni 2020 atau 44,9 persen dari total pagu sebesar Rp6,9 triliun. Nilai tersebut telah dirasakan oleh 31,2 juta rumah tangga,

Baca Juga:  Partai Golkar Berduka, Airlangga Minta Kader Bantu Korban Bencana Semeru

"Diskon dan pembebasan listrik semua sudah dinikmati," ujarnya dalam Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Jakarta, Kamis (9/7).

Kemudian, lanjutnya, untuk realisasi PKH berupa bantuan tunai bersyarat bagi 10 juta kelompok penerima manfaat sebesar Rp24,1 triliun atau 64,4 persen dari pagu anggaran Rp37,4 triliun. Lalu, ada anggaran BLT Dana Desa yang telah terealisasi Rp5,5 triliun atau 17,3 persen dari pagu sebesar Rp31,80 triliun.

"Ini disalurkan dalam bentuk tunai kepada 6,48 juta kelompok penerima manfaat," imbuhnya.

Selanjutnya, untuk realisasi bansos sembako sebesar Rp1,4 triliun atau 20,1 persen dari pagu sebesar Rp43,6 triliun. Dana itu digunakan untuk menyalurkan paket sembako bagi 1,86 juta kelompok penerima manfaat di wilayah Jabodetabek.

"Belum sampai 100 persen karena 100 persennya nanti Desember," ucapnya.

Baca Juga:  Komnas HAM Ingin Periksa Mobil Laskar FPI yang Ditembak Mati

Sementara, anggaran untuk bansos tunai (BLT) telah terealisasi sebesar Rp15,6 triliun atau 48 persen dari pagu anggaran Rp32,4 triliun. Dana tersebut disalurkan kepada 8,77 juta kelompok penerima manfaat di wilayah non-Jabodetabek.

Anggaran untuk program Kartu Sembako, kata dia, telah terealisasi sebesar Rp20,5 triliun atau 47 persen dari pagu Rp43,6 triliun. Dana tersebut digunakan untuk penyaluran bantuan pangan bagi 18,83 juta kelompok penerima manfaat di seluruh Indonesia.

Terakhir, realisasi anggaran program Kartu Prakerja yang mencapai Rp2,4 triliun atau 12,1 persen dari pagu Rp20 triliun. Sri Mulyani menyampaikan bahwa penyaluran anggaran dilakukan dalam bentuk BLT bagi 680,92 ribu peserta penerima manfaat.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyampaikan, hingga Juni 2020 anggaran perlindungan sosial atau social safety net penanganan Covid-19 baru terserap Rp72,5 triliun. Angka tersebut setara 35,6 persen dari total anggaran untuk perlindungan sosial yang sebesar Rp203,9 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati merincikan, serapan tersebut merupakan realisasi dari tujuh pos anggaran. Mereka meliputi program listrik gratis dan diskon tarif, Program Keluarga Harapan (PKH), BLT Dana Desa, Bantuan sosial (Bansos) Sembako, Bansos Tunai, Kartu Sembako, serta Kartu Prakerja.

- Advertisement -

Sri Mulyani memaparkan, kebijakan diskon dan listrik gratis, telah tersalurkan sebesar Rp3,1 triliun hingga 30 Juni 2020 atau 44,9 persen dari total pagu sebesar Rp6,9 triliun. Nilai tersebut telah dirasakan oleh 31,2 juta rumah tangga,

Baca Juga:  Petani Sawit Dirampok, Rp22,6 Juta Dibawa Kabur

"Diskon dan pembebasan listrik semua sudah dinikmati," ujarnya dalam Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Jakarta, Kamis (9/7).

- Advertisement -

Kemudian, lanjutnya, untuk realisasi PKH berupa bantuan tunai bersyarat bagi 10 juta kelompok penerima manfaat sebesar Rp24,1 triliun atau 64,4 persen dari pagu anggaran Rp37,4 triliun. Lalu, ada anggaran BLT Dana Desa yang telah terealisasi Rp5,5 triliun atau 17,3 persen dari pagu sebesar Rp31,80 triliun.

"Ini disalurkan dalam bentuk tunai kepada 6,48 juta kelompok penerima manfaat," imbuhnya.

Selanjutnya, untuk realisasi bansos sembako sebesar Rp1,4 triliun atau 20,1 persen dari pagu sebesar Rp43,6 triliun. Dana itu digunakan untuk menyalurkan paket sembako bagi 1,86 juta kelompok penerima manfaat di wilayah Jabodetabek.

"Belum sampai 100 persen karena 100 persennya nanti Desember," ucapnya.

Baca Juga:  Ada 6.762 Kematian di AS dalam Tiga Hari 

Sementara, anggaran untuk bansos tunai (BLT) telah terealisasi sebesar Rp15,6 triliun atau 48 persen dari pagu anggaran Rp32,4 triliun. Dana tersebut disalurkan kepada 8,77 juta kelompok penerima manfaat di wilayah non-Jabodetabek.

Anggaran untuk program Kartu Sembako, kata dia, telah terealisasi sebesar Rp20,5 triliun atau 47 persen dari pagu Rp43,6 triliun. Dana tersebut digunakan untuk penyaluran bantuan pangan bagi 18,83 juta kelompok penerima manfaat di seluruh Indonesia.

Terakhir, realisasi anggaran program Kartu Prakerja yang mencapai Rp2,4 triliun atau 12,1 persen dari pagu Rp20 triliun. Sri Mulyani menyampaikan bahwa penyaluran anggaran dilakukan dalam bentuk BLT bagi 680,92 ribu peserta penerima manfaat.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari