Minggu, 10 November 2024

352 WNA Cina Masuk Indonesia, MPR Pertanyakan Kebijakan Pemerintah

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan, mempertanyakan masuknya kembali Warga Negara Asing (WNA) asal Cina di masa Pandemi Covid-19. Pasalnya, Pemerintah telah membuat larangan mudik Lebaran untuk memotong laju Pandemi Covid-19, namun masih membuka keran masuknya WNA ke Indonesia.

Syarief Hasan meminta ketegasan Pemerintah untuk melakukan pembatasan dan pelarangan WNA masuk ke Indonesia. 

- Advertisement -

"Pemerintah mesti tegas, bukan hanya melarang masyarakat mudik Lebaran, tetapi juga membatasi masuknya WNA dari beberapa negara yang terindikasi mengalami kenaikan kasus Covid-19," kata Syarief Hasan di Jakarta, Sabtu (8/5/2021).

Ia pun menyesalkan masuknya WNA asal Cina yang merupakan episentrum pertama Covid-19 di tengah situasi pandemi yang belum berkesudahan. 

“Kebijakan pemerintah kontraproduktif dengan membiarkan WNA asal Cina masuk ke Indonesia di tengah pelarangan mudik lebaran dalam negeri," ungkapnya

- Advertisement -

Empat kloter pesawat carteran yang membawa 352 WNA Cina tiba di Bandara Maleo Morowali, Sulawesi Tengah. Pesawat carteran dengan menggunakan maskapai penerbangan Wings Air ini tiba pada Rabu, (5/5/2021). 

Baca Juga:  Pedagang Kue Temukan 18,8 Kg Sabu

WNA asal Cina tersebut langsung menuju ke lokasi pembangunan smelter di Morowali dan 89 WNA diantaranya akan melanjutkan perjalanan menuju  PT Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI) di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. 

Sebelumnya, penerbangan pesawat carteran Lion Air tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta yang juga mengangkut WNA asal Wuhan, Cina pada Ahad (2/5/2021). Dua hari setelahnya, 85 WNA asal Cina kembali tiba di Bandara Soekarno Hatta dengan menggunakan pesawat carteran China Southern Airlines pada Selasa (4/5/2021).

Politisi Demokrat ini juga menegaskan agar Pemerintah fokus dalam upaya-upaya pengetatan masuknya WNA ke Indonesia. 

“Kasus positif Covid-19 masih terus bertambah dari hari ke hari. Pemerintah harusnya mengambil langkah-langkah taktis untuk mengupayakan pencegahan penyebaran Covid-19 dari luar negeri," katanya.

Apalagi, berdasarkan konfirmasi dari Kasubdit Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, menyebutkan, 2 orang WNA Cina yang tiba pada Selasa (4/5/2021) teridenfikasi positif Covid-19 sehingga harus menjalani isolasi di Hotel Hariston Bandengan, Jakarta Utara.

Baca Juga:  ACT Sebut Sudah Lakukan Retrukturisasi Organisasi sejak Januari Lalu

Syarief Hasan mengungkapkan, pandemi Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan pelandaian yang cukup signifikan. 

"Pemerintah harusnya memahami bahwa kita memiliki potensi kenaikan kasus seiring dengan maraknya WNA yang masuk ke Indonesia dari negara-negara episentrum Covid-19 di dunia," ungkapnya.

Berdasarkan data terbaru dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebutkan, kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 1,7 juta kasus dengan 46 ribu pasien diantaranya meninggal dunia hingga Sabtu (8/5/2021). Sementara itu, kasus positif Covid-19 di dunia telah mencapai 156 juta.

"Pemerintah melakukan pengetatan dan pelarangan mudik, namun terkesan membiarkan masuknya WNA, bahkan ada di antara WNA tersebut yang terpapar Covid-19. Hal ini tentu berbahaya bagi proses penanganan Pandemi Covid-19 sehingga pemerintah harus mengambil kebijakan tegas untuk membatasi masuknya WNA ke Indonesia," tutup Syarief. 

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan, mempertanyakan masuknya kembali Warga Negara Asing (WNA) asal Cina di masa Pandemi Covid-19. Pasalnya, Pemerintah telah membuat larangan mudik Lebaran untuk memotong laju Pandemi Covid-19, namun masih membuka keran masuknya WNA ke Indonesia.

Syarief Hasan meminta ketegasan Pemerintah untuk melakukan pembatasan dan pelarangan WNA masuk ke Indonesia. 

- Advertisement -

"Pemerintah mesti tegas, bukan hanya melarang masyarakat mudik Lebaran, tetapi juga membatasi masuknya WNA dari beberapa negara yang terindikasi mengalami kenaikan kasus Covid-19," kata Syarief Hasan di Jakarta, Sabtu (8/5/2021).

Ia pun menyesalkan masuknya WNA asal Cina yang merupakan episentrum pertama Covid-19 di tengah situasi pandemi yang belum berkesudahan. 

- Advertisement -

“Kebijakan pemerintah kontraproduktif dengan membiarkan WNA asal Cina masuk ke Indonesia di tengah pelarangan mudik lebaran dalam negeri," ungkapnya

Empat kloter pesawat carteran yang membawa 352 WNA Cina tiba di Bandara Maleo Morowali, Sulawesi Tengah. Pesawat carteran dengan menggunakan maskapai penerbangan Wings Air ini tiba pada Rabu, (5/5/2021). 

Baca Juga:  ACT Sebut Sudah Lakukan Retrukturisasi Organisasi sejak Januari Lalu

WNA asal Cina tersebut langsung menuju ke lokasi pembangunan smelter di Morowali dan 89 WNA diantaranya akan melanjutkan perjalanan menuju  PT Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI) di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. 

Sebelumnya, penerbangan pesawat carteran Lion Air tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta yang juga mengangkut WNA asal Wuhan, Cina pada Ahad (2/5/2021). Dua hari setelahnya, 85 WNA asal Cina kembali tiba di Bandara Soekarno Hatta dengan menggunakan pesawat carteran China Southern Airlines pada Selasa (4/5/2021).

Politisi Demokrat ini juga menegaskan agar Pemerintah fokus dalam upaya-upaya pengetatan masuknya WNA ke Indonesia. 

“Kasus positif Covid-19 masih terus bertambah dari hari ke hari. Pemerintah harusnya mengambil langkah-langkah taktis untuk mengupayakan pencegahan penyebaran Covid-19 dari luar negeri," katanya.

Apalagi, berdasarkan konfirmasi dari Kasubdit Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, menyebutkan, 2 orang WNA Cina yang tiba pada Selasa (4/5/2021) teridenfikasi positif Covid-19 sehingga harus menjalani isolasi di Hotel Hariston Bandengan, Jakarta Utara.

Baca Juga:  Bupati Terima BLT dari HK

Syarief Hasan mengungkapkan, pandemi Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan pelandaian yang cukup signifikan. 

"Pemerintah harusnya memahami bahwa kita memiliki potensi kenaikan kasus seiring dengan maraknya WNA yang masuk ke Indonesia dari negara-negara episentrum Covid-19 di dunia," ungkapnya.

Berdasarkan data terbaru dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebutkan, kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 1,7 juta kasus dengan 46 ribu pasien diantaranya meninggal dunia hingga Sabtu (8/5/2021). Sementara itu, kasus positif Covid-19 di dunia telah mencapai 156 juta.

"Pemerintah melakukan pengetatan dan pelarangan mudik, namun terkesan membiarkan masuknya WNA, bahkan ada di antara WNA tersebut yang terpapar Covid-19. Hal ini tentu berbahaya bagi proses penanganan Pandemi Covid-19 sehingga pemerintah harus mengambil kebijakan tegas untuk membatasi masuknya WNA ke Indonesia," tutup Syarief. 

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari