JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Polisi menggerebek geng narkoba di permukiman kumuh Rio de Janeiro, Brasil pada Kamis (6/5). Sebanyak 28 orang tewas dalam operasi tersebut.
Penyergapan itu merupakan operasi paling mematikan yang pernah dilakukan petugas keamanan di kota Brasil.
"Intelijen membenarkan bahwa mereka yang tewas merupakan pengedar narkoba. Mereka menembaki petugas, untuk membunuh. Mereka disuruh untuk melawan," kata kepala Polisi Sipil Allan Turnowski, Jumat (7/5).
"Tiga jasad lainnya yang dievakuasi dari lokasi itu adalah pria yang terkait dengan kejahatan terorganisir," katanya.
Sebanyak 24 orang lainnya dan satu petugas polisi juga tewas dalam operasi di permukiman Jacarezinho, Rio de Janeiro utara.
Peristiwa berdarah itu menuai kritikan dari kelompok HAM termasuk Amnesty International, yang mengecam polisi atas insiden hilangnya nyawa yang memalukan dan tak dapat dibenarkan di permukiman yang mayoritas penduduknya berkulit hitam dan miskin.
Kantor HAM PBB pada Jumat mendesak penyelidikan independen dalam operasi tersebut. Juru bicara urusan HAM PBB Rupert Colville menyebutkan bahwa polisi menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dan tidak perlu.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Polisi menggerebek geng narkoba di permukiman kumuh Rio de Janeiro, Brasil pada Kamis (6/5). Sebanyak 28 orang tewas dalam operasi tersebut.
Penyergapan itu merupakan operasi paling mematikan yang pernah dilakukan petugas keamanan di kota Brasil.
- Advertisement -
"Intelijen membenarkan bahwa mereka yang tewas merupakan pengedar narkoba. Mereka menembaki petugas, untuk membunuh. Mereka disuruh untuk melawan," kata kepala Polisi Sipil Allan Turnowski, Jumat (7/5).
"Tiga jasad lainnya yang dievakuasi dari lokasi itu adalah pria yang terkait dengan kejahatan terorganisir," katanya.
- Advertisement -
Sebanyak 24 orang lainnya dan satu petugas polisi juga tewas dalam operasi di permukiman Jacarezinho, Rio de Janeiro utara.
Peristiwa berdarah itu menuai kritikan dari kelompok HAM termasuk Amnesty International, yang mengecam polisi atas insiden hilangnya nyawa yang memalukan dan tak dapat dibenarkan di permukiman yang mayoritas penduduknya berkulit hitam dan miskin.
Kantor HAM PBB pada Jumat mendesak penyelidikan independen dalam operasi tersebut. Juru bicara urusan HAM PBB Rupert Colville menyebutkan bahwa polisi menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dan tidak perlu.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi