WASHINGTON (RIAUPOS.CO) — Covid-19 memukul berbagai sektor. Mulai kesehatan, perekonomian, hingga kejiwaan. Banyak pihak yang sudah lelah dengan wabah yang tak kunjung punah. Berbagai cara dicoba demi bisa keluar dari jerat virus korona jenis baru. Termasuk cara "gila".
"Kami menghadiri pesta Covid-19." Pernyataan itu dilontarkan penduduk Walla Walla County, Washington, AS, yang tertular virus mematikan tersebut. Terdengar gila. Namun, itulah faktanya. Belakangan ini, banyak penduduk AS yang mengadakan pesta serupa agar cepat tertular dan berharap bisa sembuh serta membentuk antibodi.
Cara tak biasa tersebut dianggap sebagai jalan cepat menuju "kebebasan". Sebab, jika sudah memiliki antibodi, penduduk yang ikut pesta itu yakin tak bakal tertular lagi. Dengan begitu, mereka bebas bepergian serta tak perlu berdiam diri di rumah maupun menjaga jarak.
Sejauh ini ada 25 orang yang ketahuan tertular dari pesta Covid-19 tersebut. Tak tertutup kemungkinan, jumlahnya bisa terus melonjak. Pelacakan dan usaha pencegahan masih terus dilakukan. Total, ada 94 pasien Covid-19 di Walla Walla County dan satu orang meninggal.
"Berkumpul dalam jumlah banyak di tengah-tengah pandemi bisa sangat berbahaya. Risiko seseorang dirawat di rumah sakit dan bahkan meninggal menjadi lebih besar," kata Kepala Bidang Kesehatan Washington John Wiesman sebagaimana dikutip Agence France-Presse (AFP).
Dalam pesta Covid-19 itu, orang yang sehat berkumpul dengan yang sudah terinfeksi. Belum ada yang bisa memastikan apakah mereka yang sudah tertular mampu membentuk antibodi dan kebal. Yang sudah pasti, jika penyakitnya memburuk, kematian berada di depan mata. Mayoritas paru-paru pasien yang sudah sembuh juga tak bisa kembali seperti semula.
Kasus di Walla Walla County bukan yang pertama. Pada Maret lalu, Gubernur Kentucky Andy Beshear mengumumkan bahwa ada warganya yang tertular virus SARS-CoV-2 setelah hadir di pesta Covid-19.(c14/dos/das)
WASHINGTON (RIAUPOS.CO) — Covid-19 memukul berbagai sektor. Mulai kesehatan, perekonomian, hingga kejiwaan. Banyak pihak yang sudah lelah dengan wabah yang tak kunjung punah. Berbagai cara dicoba demi bisa keluar dari jerat virus korona jenis baru. Termasuk cara "gila".
"Kami menghadiri pesta Covid-19." Pernyataan itu dilontarkan penduduk Walla Walla County, Washington, AS, yang tertular virus mematikan tersebut. Terdengar gila. Namun, itulah faktanya. Belakangan ini, banyak penduduk AS yang mengadakan pesta serupa agar cepat tertular dan berharap bisa sembuh serta membentuk antibodi.
- Advertisement -
Cara tak biasa tersebut dianggap sebagai jalan cepat menuju "kebebasan". Sebab, jika sudah memiliki antibodi, penduduk yang ikut pesta itu yakin tak bakal tertular lagi. Dengan begitu, mereka bebas bepergian serta tak perlu berdiam diri di rumah maupun menjaga jarak.
Sejauh ini ada 25 orang yang ketahuan tertular dari pesta Covid-19 tersebut. Tak tertutup kemungkinan, jumlahnya bisa terus melonjak. Pelacakan dan usaha pencegahan masih terus dilakukan. Total, ada 94 pasien Covid-19 di Walla Walla County dan satu orang meninggal.
- Advertisement -
"Berkumpul dalam jumlah banyak di tengah-tengah pandemi bisa sangat berbahaya. Risiko seseorang dirawat di rumah sakit dan bahkan meninggal menjadi lebih besar," kata Kepala Bidang Kesehatan Washington John Wiesman sebagaimana dikutip Agence France-Presse (AFP).
Dalam pesta Covid-19 itu, orang yang sehat berkumpul dengan yang sudah terinfeksi. Belum ada yang bisa memastikan apakah mereka yang sudah tertular mampu membentuk antibodi dan kebal. Yang sudah pasti, jika penyakitnya memburuk, kematian berada di depan mata. Mayoritas paru-paru pasien yang sudah sembuh juga tak bisa kembali seperti semula.
Kasus di Walla Walla County bukan yang pertama. Pada Maret lalu, Gubernur Kentucky Andy Beshear mengumumkan bahwa ada warganya yang tertular virus SARS-CoV-2 setelah hadir di pesta Covid-19.(c14/dos/das)