JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Setelah mengalami penutupan beberapa hari akibat merebaknya virus Covid-19, areal tawaf yang mengelilingi Kakbah di Masjidil Haram, Makkah kembali dibuka untuk umum pada Sabtu (7/3) tengah malam waktu Saudi Arabia. Pembukaan diumumkan melalui dekrit Raja Salman bin Abdul-Aziz. Pembukaan juga berlaku di Masjid Nabawi, Madinah.
Dubes Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel mengungkapkan, bahwa meski pun sudah dibuka, areal di sekeliling Kakbah hanya diperuntukkan untuk mereka yang melakukan tawaf sunnah, yakni tawaf yang tidak berkaitan dengan ritual haji mau pun umrah.Tawaf sunnah biasanya dilakukan oleh mereka yang beribadah di Masjidil Haram sebagai pernghormatan pada Baitullah. Tawaf dilakukan tanpa menggunakan pakaian ihram namun menggunakan pakaian biasa.
"Kawasan Masjidil Haram masih tertutup untuk umrah. Bahkan warga Makkah sendiri juga kena aturan ini," jelas Agus Maftuh pada Jawa Pos (JPG) lewat sambungan telepon, kemarin (7/3).
Agus mengatakan, umrah masih belum diperbolehkan untuk digelar di Masjidil Haram. Hanya tawaf sunnah yang diperbolehkan. Menurut Agus, hal ini mempertimbangkan jika umrah diperbolehkan, maka penumpukan jamaah di sekitar Baitullah pasti akan lebih banyak.
Sementara kegiatan sterilisasi dan pembersihan kata Agus hingga saat ini masih terus dilakukan secara berkala di Masjidil Haram. "Sebenarnya itu sudah biasa (pembersihan,red) namun kali ini karena ada wabah virus, jadi lebih ketat saja," katanya.
Untuk umrah belum ada kejelasan, Agus mengatakan pihaknya masih terus berjuang agar pelaksanaan Ibadah Haji tahun 2020 tidak terganggu dengan wabah virus ini. Menurut laporan terakhir, tim pelayanan ibadah haji dari Indonesia telah melakukan pembayaran untuk fasilitas pemondokan. "Kalau hotel, katering dan transportasi masih belum," katanya.
Sejauh ini, pihak kerajaan belum mengeluarkan pengumuman apapun terkait penyelenggaraan ibadah haji. Artinya, sejauh ini pelaksanaan haji masih on schedule tanpa ada perubahan yang signifikan.
Agus mengatakan, pihak kedutaan terus menjalin komunikasi dengan pihak kerajaan tentang kepastian ibadan umrah dan kelangsungan ibadah haji tahun 2020. "Tapi peraturan di sini (Arab Saudi, red) setiap detik bisa berubah," katanya.(tau/jpg)