Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Diduga Bunuh Diri karena Cemburu

SIAK (RIAUPOS.CO) — Sesosok mayat kembali ditemukan di pinggir Sungai Siak tepatnya di Jalan Nelayan, Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai. Mayat laki-laki paruh baya tersebut ditemukan warga dengan kondisi tergantung dengan tali nilon.

Melihat adanya mayat, warga di sekitar melapor kepada RT dan RW setempat yaitu RT 02, RW 02. Ketua RT 02, Adil Makmur melapor ke Polsek Rumbai. Dari laporan tersebut, Kanit Reskrim Ipda Lukman SH beserta Tim Opsnal menyusur ke tempat kejadian perkara (TKP).

Sesampainya di lokasi, kondisi korban yang sudah meninggal itu terlihat sayatan pisau di antara dada dan perut. Menurut keterangan Kapolsek Rumbai Iptu Viola Dwi Anggraini SIK, diduga kuat itulah yang menjadikan korban meninggal setelah temuan tali nilon sekitar dua meter.

“Laporan warga yang masuk pukul 14.00 WIB, dan berhasil dievakuasi pukul 14.30 WIB oleh Tim Opsnal Polsek Rumbai,” jelasnya, Selasa (6/8).

Pun ditemukan barang bukti berupa tali nilon berwarna kuning, panjang sekitar dua meter, sebagai tali mengikat leher korban kondisi simpul hidup. Barang bukti lainnya satu tali pinggang tulisan OK warna coklat diduga milik korban, satu buah kunci kontak kendaraan roda dua merek Honda, dua lembar uang kertas pecahan  Rp2.000, tiga kunci merek dialek, satu helai celana panjang katun warna hijau lumut merek Mode Colection panjang 92 cm, lebar pinggang 40 cm, satu bilah pisau panjang 12 cm gagang kayu dan satu helai baju gamis warna coklat terdapat bercak darah.

Baca Juga:  Mahkamah Konstitusi Meniadakan Sidang hingga 31 Maret 2020

“Pasca ditemukan D, mayat laki-laki 42 tahun, langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Riau untuk dilakukan otopsi,” sebutnya.

Saat tim berada di lapangan, beberapa saksi pun diinterogasi. Mulai dari ketua RT 02 Adil Makmur (40), teman korban yang bekerja di rumah makan vegetarian J (34) dan Wirna (46) serta Tanggok Hoi (50).

Berdasarkan informasi, korban tinggal di Jalan Jati, Senapelan. Tim pun menyisir lokasi, hingga ditemukan teman dekat korban bernama J. Menurutnya, pada pukul 08.00 WIB korban ke tempat kerjanya yaitu rumah makan vegetarian untuk mengantar kunci kos J.

Lalu pada saat itu juga, J meminta kunci kos D, namun D mengatakan tidak ada. Pada saat itu D meraba-raba kantongnya dan langsung mengeluarkan sebilah pisau dan menusukkannya ke arah J hingga mengenai perutnya.

J diserang hingga dua kali. Namun, serangan kedua berhasil ditangkis, meski ia sempat jatuh. Lalu, D menyerangnya kembali yang kemudian ditendang J dan mengenai dadanya.

J akhirnya meminta tolong dan lari ke tempat ia bekerja. Sambil minta tolong, pada saat itulah korban menusukkan pisau yang ada di dalam genggaman tangannya ke arah dada sebanyak dua kali. Setelah itu pergi meninggalkan tempat tersebut melewati saksi Wirna yang sedang posisi berdiri di depan pintu gerbang sekolah.

Baca Juga:  Hampir Sepekan tanpa Tambahan Kasus

Lebih lanjut, D pun mengangkat baju kaos yang dipakainya ke arah atas sehingga saksi Wirna melihat ada luka dan kondisi berdarah hingga ke bagian perutnya. Namun, D tidak menyapa Wirna, itu yang membuatnya heran.

Lebih lanjut, D langsung membuang pisaunya ke dalam parit depan PAUD Terpadu tempat Wirna bekerja. Sementara D terus berjalan dan sempat memberhentikan Gojek namun sopir Gojek takut melihat kondisi korban terluka sehingga korban terus berjalan ke arah Jalan Kapur.

Sementara kejadian yang menimpa J, pun ditolong oleh Tanggok Hoi dan langsung pergi ke rumah sakit untuk disembuhkan lukanya. J terkena luka tusuk di bagian perut atas sebelah kiri.

“J dan D mulanya tinggal di sebuah kos beda kamar di belakang Hotel Mutiara Merdeka, Senapelan. J merupakan janda baru dari Medan sementara D duda yang tinggalnya tidak tetap,” ucap Kapolsek.

Kemudian, mereka menjalin perkenalan. Hingga akhirnya D menyuruh J untuk datang ke Pekanbaru dan dicarikan pekerjaan sejak bulan Juli lalu. Akhirnya J bekerja di rumah makan vegetarian.

“Karena jauh, pemilik rumah makan mengajak J untuk tinggal di rumah makan dengan syarat tidak boleh keluar malam. Diduga karena cemburu, maka terjadilah kejadian seperti itu,” katanya.

Terpisah, Kasubbid Yanmed Biddokkes Polda Riau Kompol Supriyanto mengatakan, keluarga sudah mengambil jenazah D pukul 11.00 WIB, Selasa (6/8).(*3)

SIAK (RIAUPOS.CO) — Sesosok mayat kembali ditemukan di pinggir Sungai Siak tepatnya di Jalan Nelayan, Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai. Mayat laki-laki paruh baya tersebut ditemukan warga dengan kondisi tergantung dengan tali nilon.

Melihat adanya mayat, warga di sekitar melapor kepada RT dan RW setempat yaitu RT 02, RW 02. Ketua RT 02, Adil Makmur melapor ke Polsek Rumbai. Dari laporan tersebut, Kanit Reskrim Ipda Lukman SH beserta Tim Opsnal menyusur ke tempat kejadian perkara (TKP).

Sesampainya di lokasi, kondisi korban yang sudah meninggal itu terlihat sayatan pisau di antara dada dan perut. Menurut keterangan Kapolsek Rumbai Iptu Viola Dwi Anggraini SIK, diduga kuat itulah yang menjadikan korban meninggal setelah temuan tali nilon sekitar dua meter.

- Advertisement -

“Laporan warga yang masuk pukul 14.00 WIB, dan berhasil dievakuasi pukul 14.30 WIB oleh Tim Opsnal Polsek Rumbai,” jelasnya, Selasa (6/8).

Pun ditemukan barang bukti berupa tali nilon berwarna kuning, panjang sekitar dua meter, sebagai tali mengikat leher korban kondisi simpul hidup. Barang bukti lainnya satu tali pinggang tulisan OK warna coklat diduga milik korban, satu buah kunci kontak kendaraan roda dua merek Honda, dua lembar uang kertas pecahan  Rp2.000, tiga kunci merek dialek, satu helai celana panjang katun warna hijau lumut merek Mode Colection panjang 92 cm, lebar pinggang 40 cm, satu bilah pisau panjang 12 cm gagang kayu dan satu helai baju gamis warna coklat terdapat bercak darah.

- Advertisement -
Baca Juga:  Mahkamah Konstitusi Meniadakan Sidang hingga 31 Maret 2020

“Pasca ditemukan D, mayat laki-laki 42 tahun, langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Riau untuk dilakukan otopsi,” sebutnya.

Saat tim berada di lapangan, beberapa saksi pun diinterogasi. Mulai dari ketua RT 02 Adil Makmur (40), teman korban yang bekerja di rumah makan vegetarian J (34) dan Wirna (46) serta Tanggok Hoi (50).

Berdasarkan informasi, korban tinggal di Jalan Jati, Senapelan. Tim pun menyisir lokasi, hingga ditemukan teman dekat korban bernama J. Menurutnya, pada pukul 08.00 WIB korban ke tempat kerjanya yaitu rumah makan vegetarian untuk mengantar kunci kos J.

Lalu pada saat itu juga, J meminta kunci kos D, namun D mengatakan tidak ada. Pada saat itu D meraba-raba kantongnya dan langsung mengeluarkan sebilah pisau dan menusukkannya ke arah J hingga mengenai perutnya.

J diserang hingga dua kali. Namun, serangan kedua berhasil ditangkis, meski ia sempat jatuh. Lalu, D menyerangnya kembali yang kemudian ditendang J dan mengenai dadanya.

J akhirnya meminta tolong dan lari ke tempat ia bekerja. Sambil minta tolong, pada saat itulah korban menusukkan pisau yang ada di dalam genggaman tangannya ke arah dada sebanyak dua kali. Setelah itu pergi meninggalkan tempat tersebut melewati saksi Wirna yang sedang posisi berdiri di depan pintu gerbang sekolah.

Baca Juga:  BREAKING NEWS: KPK OTT Edhy Prabowo Terkait Ekspor Benih Lobster

Lebih lanjut, D pun mengangkat baju kaos yang dipakainya ke arah atas sehingga saksi Wirna melihat ada luka dan kondisi berdarah hingga ke bagian perutnya. Namun, D tidak menyapa Wirna, itu yang membuatnya heran.

Lebih lanjut, D langsung membuang pisaunya ke dalam parit depan PAUD Terpadu tempat Wirna bekerja. Sementara D terus berjalan dan sempat memberhentikan Gojek namun sopir Gojek takut melihat kondisi korban terluka sehingga korban terus berjalan ke arah Jalan Kapur.

Sementara kejadian yang menimpa J, pun ditolong oleh Tanggok Hoi dan langsung pergi ke rumah sakit untuk disembuhkan lukanya. J terkena luka tusuk di bagian perut atas sebelah kiri.

“J dan D mulanya tinggal di sebuah kos beda kamar di belakang Hotel Mutiara Merdeka, Senapelan. J merupakan janda baru dari Medan sementara D duda yang tinggalnya tidak tetap,” ucap Kapolsek.

Kemudian, mereka menjalin perkenalan. Hingga akhirnya D menyuruh J untuk datang ke Pekanbaru dan dicarikan pekerjaan sejak bulan Juli lalu. Akhirnya J bekerja di rumah makan vegetarian.

“Karena jauh, pemilik rumah makan mengajak J untuk tinggal di rumah makan dengan syarat tidak boleh keluar malam. Diduga karena cemburu, maka terjadilah kejadian seperti itu,” katanya.

Terpisah, Kasubbid Yanmed Biddokkes Polda Riau Kompol Supriyanto mengatakan, keluarga sudah mengambil jenazah D pukul 11.00 WIB, Selasa (6/8).(*3)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari