Senin, 7 April 2025
spot_img

Ali Kalora Diduga Tertembak

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora diduga tertembak saat baku tembak dengan Satgas Madago Raya pada Senin (1/3/2021). Dalam baku tembak itu dua anggota MIT bernama Alvin dan Khairul dipastikan tewas. Namun, Polri belum bisa memastikan kebenaran bahwa Ali Kalora tertembak dalam kejadian tersebut.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono menuturkan, memang terjadi kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan MIT beberapa waktu lalu. Namun, belum dapat dipastikan benarkah Ali Kalora masuk dalam daftar yang terluka tembak atau tidak. ”Yang terlibat baku tembak memang kelompok Ali Kalora. Tapi, khusus Ali Kalora belum dapat konfirmasi,” ujarnya.

Dia menuturkan, hingga saat ini belum muncul nama Ali Kalora sebagai yang terluka atau tewas tertembak di Poso. ”Belum bisa dipastikan semua,” terangnya dalam konferensi pers kemarin.

Baca Juga:  31 JCH Mujamalah Tertahan di Malaysia

Konfirmasi dari Polri tersebut, setelah Polda Sulawesi Tengah membeberkan dugaan bahwa Ali Kalora tertembak. ”Baru diduga terkena tembakan dan sedang dikejar,” jelas Kabidhumas Polda Sulawesi Tengah Kombespol Didik Supartono.

Dalam baku tembak, dua anggota MIT dipastikan tewas. Yakni, Alvin alias Samir dan Khairul. Menurutnya, baku tembak terjadi saat MIT turun Gunung Andole. Bisa jadi sedang mencari bahan makanan. ”Langsung dikejar dan terjadi baku tembak,” urainya.

Tewasnya dua anggota MIT dan kabar tertembaknya Ali Kalora merupakan kabar baik untuk kinerja Operasi Mandago Raya yang sebelumnya bernama Operasi Tinombala. MIT memang seperti duri dalam daging.

Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, kelompok MIT memang memiliki kemampuan yang peka geografis. Hal itu dikarenakan MIT memang berasal dari daerah tersebut. ”Mengenal medan yang menjadikannya teroris tamkin, yang memiliki teritori,” ujarnya.

Baca Juga:  KPK Tidak Dimintakan Pendapat soal Wacana Pembebasan 300 Napi Korupsi

Karena karakternya tersebut, maka TNI jauh lebih tepat untuk melakukan pengejaran. Dia mengatakan, TNI sangat peka dengan medan dan memiliki kemampuan survival. ”Kalau Densus lebih cocok mengejar teroris tanpa teritori,” jelasnya.(idr/jpg)

Sumber: Jawa Pos Group (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora diduga tertembak saat baku tembak dengan Satgas Madago Raya pada Senin (1/3/2021). Dalam baku tembak itu dua anggota MIT bernama Alvin dan Khairul dipastikan tewas. Namun, Polri belum bisa memastikan kebenaran bahwa Ali Kalora tertembak dalam kejadian tersebut.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono menuturkan, memang terjadi kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan MIT beberapa waktu lalu. Namun, belum dapat dipastikan benarkah Ali Kalora masuk dalam daftar yang terluka tembak atau tidak. ”Yang terlibat baku tembak memang kelompok Ali Kalora. Tapi, khusus Ali Kalora belum dapat konfirmasi,” ujarnya.

Dia menuturkan, hingga saat ini belum muncul nama Ali Kalora sebagai yang terluka atau tewas tertembak di Poso. ”Belum bisa dipastikan semua,” terangnya dalam konferensi pers kemarin.

Baca Juga:  Percepat Penanganan Covid-19, Polres Rohil Siapkan Satu Isoter

Konfirmasi dari Polri tersebut, setelah Polda Sulawesi Tengah membeberkan dugaan bahwa Ali Kalora tertembak. ”Baru diduga terkena tembakan dan sedang dikejar,” jelas Kabidhumas Polda Sulawesi Tengah Kombespol Didik Supartono.

Dalam baku tembak, dua anggota MIT dipastikan tewas. Yakni, Alvin alias Samir dan Khairul. Menurutnya, baku tembak terjadi saat MIT turun Gunung Andole. Bisa jadi sedang mencari bahan makanan. ”Langsung dikejar dan terjadi baku tembak,” urainya.

Tewasnya dua anggota MIT dan kabar tertembaknya Ali Kalora merupakan kabar baik untuk kinerja Operasi Mandago Raya yang sebelumnya bernama Operasi Tinombala. MIT memang seperti duri dalam daging.

Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, kelompok MIT memang memiliki kemampuan yang peka geografis. Hal itu dikarenakan MIT memang berasal dari daerah tersebut. ”Mengenal medan yang menjadikannya teroris tamkin, yang memiliki teritori,” ujarnya.

Baca Juga:  Jelang Rakernas JKPI dan Festival Pusaka Nusantara

Karena karakternya tersebut, maka TNI jauh lebih tepat untuk melakukan pengejaran. Dia mengatakan, TNI sangat peka dengan medan dan memiliki kemampuan survival. ”Kalau Densus lebih cocok mengejar teroris tanpa teritori,” jelasnya.(idr/jpg)

Sumber: Jawa Pos Group (JPG)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Ali Kalora Diduga Tertembak

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora diduga tertembak saat baku tembak dengan Satgas Madago Raya pada Senin (1/3/2021). Dalam baku tembak itu dua anggota MIT bernama Alvin dan Khairul dipastikan tewas. Namun, Polri belum bisa memastikan kebenaran bahwa Ali Kalora tertembak dalam kejadian tersebut.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono menuturkan, memang terjadi kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan MIT beberapa waktu lalu. Namun, belum dapat dipastikan benarkah Ali Kalora masuk dalam daftar yang terluka tembak atau tidak. ”Yang terlibat baku tembak memang kelompok Ali Kalora. Tapi, khusus Ali Kalora belum dapat konfirmasi,” ujarnya.

Dia menuturkan, hingga saat ini belum muncul nama Ali Kalora sebagai yang terluka atau tewas tertembak di Poso. ”Belum bisa dipastikan semua,” terangnya dalam konferensi pers kemarin.

Baca Juga:   Noam Chomsky Dukung Aktivis HAM Veronica Koman

Konfirmasi dari Polri tersebut, setelah Polda Sulawesi Tengah membeberkan dugaan bahwa Ali Kalora tertembak. ”Baru diduga terkena tembakan dan sedang dikejar,” jelas Kabidhumas Polda Sulawesi Tengah Kombespol Didik Supartono.

Dalam baku tembak, dua anggota MIT dipastikan tewas. Yakni, Alvin alias Samir dan Khairul. Menurutnya, baku tembak terjadi saat MIT turun Gunung Andole. Bisa jadi sedang mencari bahan makanan. ”Langsung dikejar dan terjadi baku tembak,” urainya.

Tewasnya dua anggota MIT dan kabar tertembaknya Ali Kalora merupakan kabar baik untuk kinerja Operasi Mandago Raya yang sebelumnya bernama Operasi Tinombala. MIT memang seperti duri dalam daging.

Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, kelompok MIT memang memiliki kemampuan yang peka geografis. Hal itu dikarenakan MIT memang berasal dari daerah tersebut. ”Mengenal medan yang menjadikannya teroris tamkin, yang memiliki teritori,” ujarnya.

Baca Juga:  Profesi Barista Makin Naik Kelas

Karena karakternya tersebut, maka TNI jauh lebih tepat untuk melakukan pengejaran. Dia mengatakan, TNI sangat peka dengan medan dan memiliki kemampuan survival. ”Kalau Densus lebih cocok mengejar teroris tanpa teritori,” jelasnya.(idr/jpg)

Sumber: Jawa Pos Group (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora diduga tertembak saat baku tembak dengan Satgas Madago Raya pada Senin (1/3/2021). Dalam baku tembak itu dua anggota MIT bernama Alvin dan Khairul dipastikan tewas. Namun, Polri belum bisa memastikan kebenaran bahwa Ali Kalora tertembak dalam kejadian tersebut.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono menuturkan, memang terjadi kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan MIT beberapa waktu lalu. Namun, belum dapat dipastikan benarkah Ali Kalora masuk dalam daftar yang terluka tembak atau tidak. ”Yang terlibat baku tembak memang kelompok Ali Kalora. Tapi, khusus Ali Kalora belum dapat konfirmasi,” ujarnya.

Dia menuturkan, hingga saat ini belum muncul nama Ali Kalora sebagai yang terluka atau tewas tertembak di Poso. ”Belum bisa dipastikan semua,” terangnya dalam konferensi pers kemarin.

Baca Juga:  Komnas HAM Pastikan Penyebab Kematian Ustaz Maaher Karena Sakit

Konfirmasi dari Polri tersebut, setelah Polda Sulawesi Tengah membeberkan dugaan bahwa Ali Kalora tertembak. ”Baru diduga terkena tembakan dan sedang dikejar,” jelas Kabidhumas Polda Sulawesi Tengah Kombespol Didik Supartono.

Dalam baku tembak, dua anggota MIT dipastikan tewas. Yakni, Alvin alias Samir dan Khairul. Menurutnya, baku tembak terjadi saat MIT turun Gunung Andole. Bisa jadi sedang mencari bahan makanan. ”Langsung dikejar dan terjadi baku tembak,” urainya.

Tewasnya dua anggota MIT dan kabar tertembaknya Ali Kalora merupakan kabar baik untuk kinerja Operasi Mandago Raya yang sebelumnya bernama Operasi Tinombala. MIT memang seperti duri dalam daging.

Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, kelompok MIT memang memiliki kemampuan yang peka geografis. Hal itu dikarenakan MIT memang berasal dari daerah tersebut. ”Mengenal medan yang menjadikannya teroris tamkin, yang memiliki teritori,” ujarnya.

Baca Juga:  Profesi Barista Makin Naik Kelas

Karena karakternya tersebut, maka TNI jauh lebih tepat untuk melakukan pengejaran. Dia mengatakan, TNI sangat peka dengan medan dan memiliki kemampuan survival. ”Kalau Densus lebih cocok mengejar teroris tanpa teritori,” jelasnya.(idr/jpg)

Sumber: Jawa Pos Group (JPG)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari